14% Pekerja Indonesia adalah Female Breadwinners, Apakah Itu?

1 week ago 14

8000hoki Agen situs Slots Gacor Terpercaya Sering Menang Non Stop

hoki kilat List Demo web Slot Gacor Japan Online Gampang Lancar Scatter Full Banyak

1000hoki List Situs web Slots Maxwin Thailand Terpercaya Sering Win Banyak

5000 Hoki Online Data Daftar server Slot Maxwin Indonesia Terpercaya Mudah Lancar Jackpot Online

7000 Hoki Online List Login website Slots Maxwin Singapore Terbaru Gampang Win Full Setiap Hari

9000hoki Data Agen server Slots Gacor Malaysia Terbaru Gampang Lancar Jackpot Full Non Stop

Alternatif Situs Slot Gacor server Terpercaya Mudah Lancar Win Full Non Stop

Idagent138 Slot Anti Rungkat Terbaik

Luckygaming138 Id Slot Anti Rungkad

Adugaming Daftar Slot Anti Rungkad Terpercaya

kiss69 login Slot Online

Agent188 Daftar Slot Maxwin

Moto128 login Id Slot Anti Rungkad

Betplay138 Daftar Id Slot Gacor Terpercaya

Letsbet77 Akun Slot Maxwin Online

Portbet88 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terbaik

Jfgaming168 Id Slot Terpercaya

MasterGaming138 Daftar Id Slot Anti Rungkat Terpercaya

Adagaming168 Slot Game Terpercaya

Kingbet189 login Slot Anti Rungkat Online

Summer138 login Akun Slot Maxwin

Evorabid77 Daftar Slot Game Online

Jakarta -

Tahukah Bunda? Semakin umum bagi perempuan untuk menjadi penyumbang kekayaan utama atau satu-satunya dalam keluarga mereka. Bahkan, sebanyak 14,37 persen dari pekerja Indonesia termasuk dalam kategori female breadwinners.

Fenomena ini dianalisis berdasarkan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) bulan Agustus 2024.

Dalam buku Cerita Data Statistik Untuk Indonesia karya Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik, seorang perempuan dikategorikan sebagai female breadwinner jika mereka bekerja dan menerima pendapatan terbesar, termasuk mereka yang menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam rumah tangga.

Meskipun jumlah female breadwinners di Indonesia masih terbilang kecil, mereka memegang peran krusial dalam perekonomian keluarga. Selain bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, para perempuan tersebut juga harus menanggung biaya hidup anggota keluarga lainnya.

Hampir separuh dari female breadwinners berkontribusi sebesar 90 hingga 100 persen dalam pendapatan rumah tangga.

Peran mereka sebagai tulang punggung keluarga menunjukkan perubahan dalam dinamika ekonomi rumah tangga serta tantangan yang dihadapi perempuan dalam dunia kerja dan kehidupan keluarga.

Apa itu female breadwinners?

Dalam buku yang sama dijelaskan bahwa female breadwinners adalah perempuan yang menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga, baik sebagai satu-satunya penyedia ekonomi atau kontributor terbesar dalam pendapatan keluarga.

Tren ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti meningkatnya tingkat pendidikan, perubahan struktur keluarga, serta kebutuhan ekonomi yang semakin besar.

Beban rumah tangga female breadwinners

Dilansir dari laman BBC, secara historis, pria hampir selalu berpenghasilan lebih besar daripada pasangannya. Perempuan cenderung memikul sebagian besar pekerjaan rumah tangga, termasuk mengasuh anak.

Namun, bukti menunjukkan bahwa sejak banyaknya perempuan yang memasuki dunia kerja, ketidakseimbangan dalam tugas-tugas rumah tangga belum benar-benar teratasi. Bahkan, ketika perempuan menghasilkan lebih banyak uang daripada pasangannya.

Beberapa peneliti menemukan bahwa di Inggris, sebanyak 45 persen female breadwinners masih melakukan sebagian besar tugas rumah tangga, dibandingkan dengan hanya 12,5 pencari nafkah laki-laki.

Rata-rata pencari nafkah perempuan menghabiskan waktu yang setara dengan satu hari kerja penuh untuk mengurus rumah di samping pekerjaan full time mereka.

Selain itu, penelitian yang dilakukan di Australia dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa meskipun perempuan mengurangi pekerjaan rumah tangga mereka seiring dengan peningkatan gajinya, hal ini hanya berlaku sampai batas tertentu.

Begitu perempuan mulai memperoleh penghasilan lebih besar daripada pasangannya, para peneliti menemukan bahwa pasangan sering kali kembali ke peran gender yang lebih tradisional, dengan perempuan mengambil bagian yang tidak proporsional dari pekerjaan rumah tangga.

“Merasa seperti kita melanggar ekspektasi masyarakat tentang apa artinya menjadi seorang perempuan atau pria bisa sangat tidak mengenakkan,” ujar profesor madya di Sekolah Manajemen UCL, Raina Brands.

“Perempuan mungkin merasa terdorong untuk mengompensasi pelanggaran peran gender tradisional sebagai pencari nafkah dengan melipatgandakan kontribusi mereka di rumah,” ujar Raina.

Ia menambahkan yang harus diingat oleh pasangan adalah perasaan tidak nyaman dapat menyebabkan beberapa keputusan rumah tangga yang sangat tidak rasional, seperti perempuan yang memilih untuk mendapatkan penghasilan lebih sedikit atau meninggalkan pekerjaan berbayar sepenuhnya, atau mengambil alih lebih banyak pekerjaan rumah tangga daripada yang seharusnya.

Nah, itulah penjelasan singkat terkait female breadwinners yang dapat Bunda pahami. Semoga bermanfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online