Anak Tunggal Ternyata Akan Punya Kesehatan Mental dan Kepuasan Hidup Lebih Baik, Ini Kata Studi

4 days ago 15

Jakarta -

Anak tunggal kerap mendapat stigma sebagai anak yang manja, sulit bersosialisasi, dan kesepian karena tak punya saudara kandung di rumah. Namun, di balik pandangan negatif itu selalu ada sisi positif yang tak banyak orang tahu mengenai anak tunggal.

Ya, sebuah studi terbaru mengatakan bahwa ternyata anak tunggal akan punya kesehatan mental dan kepuasan hidup lebih baik.

Menurut studi terbaru dari Tiongkok, yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior, anak tunggal lebih cerdas, lebih bahagia, dan lebih kreatif daripada mereka yang tumbuh bersama saudara kandung.

"Bertentangan dengan kesan stereotip tentang hubungan antara (anak tunggal) dan perilaku bermasalah, kami menemukan korelasi positif dengan neurokognisi dan kesehatan mental," tulis para peneliti studi, dikutip New York Post.

Mereka menggunakan metode termasuk pencitraan otak, penilaian perilaku, dan kuesioner trauma sosial ekonomi dan masa kanak-kanak untuk mengevaluasi sekelompok 7.186 orang berusia 18 hingga 30 tahun, termasuk anak tunggal dan mereka yang memiliki saudara kandung.

MRI otak peserta dilakukan untuk membandingkan materi abu-abu dan putih mereka, jaringan yang bertanggung jawab untuk berpikir, bernalar, dan membantu tubuh memproses sinyal, Bunda. Mereka mengungkapkan bahwa menjadi anak tunggal dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik, ingatan, dan memiliki kemampuan bahasa yang lebih unggul.

Anak tunggal punya kepuasan hidup lebih baik

Temuan lainnya dari studi ini mengungkapkan bahwa anak tunggal menunjukkan "kepuasan hidup" yang lebih tinggi dan lebih terbuka serta kreatif. Mereka ditemukan kurang impulsif dan bergantung pada penghargaan, yang terkait dengan kebutuhan persetujuan dari orang lain.

“Sumber daya ekonomi yang lebih besar ditambah dengan ketersediaan, perhatian, dan responsivitas orang tua yang lebih tinggi dapat memberikan dasar yang kuat bagi kompetensi intelektual, kesejahteraan psikologis, dan perilaku sosial yang matang bagi anak tunggal,” tulis para peneliti.

Menurut laporan tersebut, faktor-faktor yang dapat dimodifikasi ini, serta faktor-faktor lain seperti perawatan ibu dan dukungan keluarga, dapat memengaruhi sebagian besar hasil otak dan perilaku untuk anak-anak dengan atau tanpa saudara kandung.

Bagaimana kepribadian anak tunggal?

Dikutip dari laman resmi American Psychology Association, penelitian skala besar telah mencari perbedaan kepribadian antara anak tunggal dan mereka yang memiliki saudara kandung. Akan tetapi, sebagian besar hanya menemukan sedikit pengaruh, Bunda.

“Selama ini, orang-orang telah menggeneralisasi anak tunggal sebagai orang yang egois dan mementingkan diri sendiri. Mereka telah menyerap semua kasih sayang Ibu dan Ayah, dan mereka tidak dapat berbagi dan bekerja sama dengan orang lain,” kata Profesor Psikologi di University of South Alabama, Amerika Serikat, Joshua Foster, PhD.

“Semua stereotip negatif ini secara kasar dapat dianggap sebagai narsisme," lanjutnya.

Foster dan rekan-rekannya melakukan dua pengukuran narsisme kepada 8.689 mahasiswa, dan tidak menemukan perbedaan antara orang yang tumbuh dengan saudara kandung dan yang tidak. Mereka juga tidak menemukan perbedaan dalam aspek narsisme tertentu, seperti kesombongan atau hak istimewa.

Dalam studi lain tentang ciri-ciri kepribadian, Psikolog Samantha Stronge, PhD, seorang peneliti di University of Auckland di Selandia Baru, menyelidiki enam ciri kepribadian besar yang merupakan kejujuran-kerendahan hati, emosionalitas, ekstroversi, keramahan, ketelitian, dan keterbukaan terhadap pengalaman. Penelitian ini dilakukan dengan sampel lebih dari 20.000 orang dewasa Selandia Baru.

Anak tunggal melaporkan tingkat ketelitian dan kejujuran-kerendahan hati yang sedikit lebih rendah dan tingkat neurotisme (emosionalitas) dan keterbukaan terhadap pengalaman yang sedikit lebih tinggi, tetapi semua perbedaan gagal mencapai ambang batas untuk ukuran efek yang kecil.

“Keyakinan tentang anak tunggal tampaknya bertentangan dengan perbedaan kelompok yang sebenarnya,” para peneliti menyimpulkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online