Jakarta -
Telat haid tak selalu karena hamil. Ada sejumlah perempuan yang mengalami telat haid karena beberapa alasan. Ketahui berapa lama batas telat haid yang perlu Bunda waspadai.
Tahirah Redhead, asisten dokter bersertifikat yang mengkhususkan diri dalam kebidanan dan ginekologi, mengatakan bahwa haid yang terlambat beberapa hari biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, keterlambatan beberapa minggu bisa menjadi tanda kehamilan atau kondisi yang mendasarinya.
Batas telat haid dan tanda harus ke dokter
Secara umum, siklus haid normal berkisar antara 21 hingga 35 hari. Jika Bunda tidak memiliki kondisi yang diketahui memengaruhi siklus menstruasi, haid akan dimulai dalam waktu 24 hingga 38 hari dari haid terakhir, tergantung pada siklus biasanya.
Jika haid terlambat lebih dari 5-7 hari dari jadwal biasanya, ini bisa dianggap sebagai telat haid. Namun, jika haid tidak datang selama 3 bulan atau lebih, kondisi ini disebut amenorrhea dan perlu diperiksakan ke dokter.
"Jika Anda terlambat 7 hari dari tanggal perkiraan, maka haid Anda dianggap terlambat. Setelah 6 minggu, Anda dapat menganggap telat haid Anda sebagai missed period," kata Redhead dilansir dari Healthline.
Menurut Redhead, jika haid terlambat satu atau dua hari dari biasanya, kemungkinan besar hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Variasi dalam menstruasi dapat terjadi karena berbagai alasan.
Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda yang harus diwaspadai, antara lain:
- Nyeri perut hebat yang tidak biasa.
- Pendarahan abnormal atau flek berkepanjangan.
- Gejala lain seperti rambut rontok, jerawat parah, atau perubahan berat badan drastis.
Penyakit yang bisa memicu telat haid
Telat haid bisa dipicu beberapa kondisi medis, antara lain:
1. Perubahan berat badan
Telat haid bisa disebabkan perubahan berat badan. Misalnya saja kenaikan atau penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba dan signifikan.
Seorang perempuan yang mengalami obesitas memang tak jarang yang mengalami masalah menstruasi, hal tersebut karena meningkatnya hormon. Cara mengatasi telat haid akibat obesitas adalah dengan menjaga pola makan dan berolahraga.
Sementara, penurunan berat badan bisa disebabkan karena olahraga terlalu berlebihan atau melakukan latihan intensif yang berlebih.
Berat badan yang turun drastis juga bisa terjadi karena stres sehingga mengganggu kinerja hormon. Cara mengatasi telat haid akibat penurunan berat badan drastis adalah dengan menjaga pola hidup sehat dan jika perlu konsultasikan dengan dokter.
2. Aktivitas fisik berlebihan
Olahraga berlebihan, terutama pada atlet, dapat menyebabkan amenorrhea atletik. Kondisi ini terjadi karena tubuh mengalami stres fisik yang tinggi, sehingga memengaruhi produksi hormon.
3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Bunda dengan PCOS mungkin mengalami telat haid, karena penderita PCOS sering memiliki folikel tambahan yang membuat siklus haid menjadi lebih lama.
Ketika Bunda memiliki PCOS, sel telur mungkin akan keluar terlambat. Tidak ada telur yang dilepaskan berarti tak menstruasi.
4. Penyakit kronis
Penyakit kronis yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi Bunda, termasuk telat haid. Ada pun beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab telat haid, antara lain: Tumor hipofisis, penyakit kelenjar adrenal, kista ovarium, dan disfungsi hati.
5. Masalah tiroid
Menurut U.S. Department of Health and Human Services Office on Women's Health, penyakit tiroid dapat menyebabkan masalah pada siklus haid. Ini karena hormon tiroid membantu mengontrol siklus haid.
Hormon tiroid yang tidak seimbang dapat menyebabkan menstruasi tak teratur, termasuk telat haid.
6. Menopause dini
Menopause biasa terjadi di usia kisaran 45 hingga 55 tahun, tapi sejumlah perempuan mengalami menopause di usia 40 tahun dan ini disebut perimenopause. Faktor penyebab telat haid ini dapat terjadi karena persediaan sel telur menipis.
7. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi hormonal bisa menyebabkan telat haid, karena kandungan hormon esterogen dan progesteron. Kedua hormon ini dapat mengakibatkan lapisan rahim menipis sehingga tidak ada cukup ruang untuk mengakibatkan haid.
Telat haid karena penggunaan alat kontrasepsi ini umumnya tidak berbahaya. Tetapi untuk berjaga-jaga, tidak ada salahnya Bunda tetap berkonsultasi kepada dokter kandungan.
Infografis 11 tanda pasti hamil/ Foto: HaiBunda
Cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil
Dilansir Mayoclinic, siklus menstruasi ini dihitung dari hari pertama haid pertama ke hari pertama haid berikutnya. Namun setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda.
Normalnya, aliran menstruasi dapat terjadi setiap 21 hingga 35 hari dan berlangsungnya selama 2 hingga 7 hari. Namun, ada juga yang mengatakan siklus menstruasi itu rata-rata 24 hingga 38 hari.
Untuk menghitung telat haid, Bunda dapat mencatat tanggal hari pertama haid terakhir. Jika haid tidak datang setelah 5-7 hari dari jadwal biasanya, Bunda bisa melakukan tes kehamilan.
Menurut American Pregnancy Association, tes kehamilan dapat dilakukan 1-2 minggu setelah telat haid agar mendapat hasil yang akurat.
Tanda-tanda awal kehamilan
Selain telat haid, berikut beberapa tanda awal kehamilan yang perlu diperhatikan:
- Mual atau muntah (morning sickness).
- Sering buang air kecil
- Payudara atau puting terasa lebih sensitif atau membesar.
- Timbul bercak darah atau pendarahan implantasi
- Kelelahan yang tidak biasa.
- Munculnya perubahan suasana hati (mood swings).
Demikian penjelasan tentang berapa lama batas telat haid yang perlu diwaspadai. Semoga informasinya membantu ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)