loading...
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam kegiatan Rembuk Tani yang digelar di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (1/6). FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Pupuk merupakan salah satu komponen penting atau penentu keberhasilan bagi sektor pertanian, karena kontribusi pupuk pada produktivitas pertanian mencapai 62 persen. Besarnya porsi ini mewajibkan PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku pelaksana kebijakan pupuk bersubsidi untuk memastikan availability (ketersediaan) dan affordability (keterjangkauan) harga, dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional yang menjadi prioritas Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk sebesar 14,5 juta ton dalam setahun. Sementara, alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah untuk tahun 2025 sebesar 9,55 juta ton.
"Kalau ngomong availability kita aman, kita hingga bulan Mei 2025 sudah menyalurkan lebih dari 3 juta ton, dari alokasi 9,5 juta ton. Kita juga masih mempunyai stok pupuk sebanyak 2 juta ton. Rinciannya 1,4 juta ton pupuk bersubsidi dan 600 ribu ton adalah pupuk nonsubsidi," ujar Rahmad dalam kegiatan Rembuk Tani yang digelar di Mojokerto, Jawa Timur, dikutip, Senin (2/6).
Baca Juga: Cadangan Beras 4 Juta Ton, Mentan Amran: Tak Lagi Swasembada, Tapi Sudah Kedaulatan
Ia juga menambahkan, stok pupuk bersubsidi tersebut saat ini sudah tersebar di 27.000 kios resmi pupuk bersubsidi yang ada di seluruh Indonesia. Stok tersebut juga sudah bisa ditebus oleh petani yang berhak atau telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
Untuk menjaga ketersediaan, tambahnya, Pupuk Indonesia mengoptimalkan teknologi. Pupuk Indonesia telah mengimplementasikan digitalisasi semua kios yang ada, salah satunya dengan aplikasi i-Pubers. Dengan digitalisasi ini, petani yang datang ke kios bisa tahu berapa alokasi mereka didapatkan. Tercatat juga berapa pupuk yang sudah mereka tebus, dan juga sisa alokasi yang masih bisa mereka tebus.