INFO NASIONAL – Kiki, nama panggilan Anarqiah Safitri, bisa bernapas lega. Tangannya menggenggam buku tabungan Simpeda Bank DKI lengkap dengan kartu ATM. Ia ingin segera pulang dan memeluk ibunya. Doa mereka terjawab, biaya kuliah semakin ringan berkat bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
“Ibu hanya berjualan di kantin sekolah. Sejak cerai, ayah tidak mau membiayai kami,” ceritanya dengan bibir bergetar kepada Tempo, saat penyaluran buku tabungan dan ATM untuk peserta baru KJMU di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa, 3 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kiki anak pertama dari tiga bersaudara. Tahun lalu, saat ia dinyatakan lulus jalur mandiri ke Universitas Indonesia, ibunya berkeras agar mengambil kesempatan emas itu. Tabungan dari hasil jualan digunakan untuk menyicil Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar empat juta rupiah.
Untuk menekan pengeluaran ongkos dan uang jajan, Kiki pergi ke kampus dari rumahnya di Buaran, Jakarta Timur, menggunakan kereta Commuter Line. Ia juga memilih tidak terlibat dalam kegiatan di luar jam kuliah karena harus segera pulang dan membantu ibunya berjualan.
“Hanya berdagang jadi sumber penghidupan kami,” ucapnya. Apalagi sekarang adiknya sudah di kelas 12 SMA. “Karena itu, saya bersyukur banget tahun ini akhirnya terpilih jadi penerima KJMU. Uangnya ingin ditabung untuk membantu adik jika ingin kuliah juga.”
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN), Rika Rahmadanti penerima baru Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa, 3 Juni 2025. Tempo/Abdul Karim
Rika Rahmadanti, mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau lebih populer disebut UIN Ciputat, juga dibesarkan oleh ibu tunggal. “Saya anak yatim. Ayah sudah meninggal, dan ibu hanya berjualan nasi uduk,” ucap Rika.
Ketika diterima kuliah tahun lalu, kakaknya yang sudah bekerja memberi bantuan untuk membayar cicilan UKT. “Abang (kakak) tidak pernah kuliah, karena itu saya sebagai anak bungsu jadi tumpuan keluarga untuk sekolah lebih tinggi,” ujar gadis berhijab itu.
Rika berniat menabung uang yang diperoleh di program KJMU. Tugas kuliahnya banyak yang memanfaatkan teknologi terkini. “Ingin simpan sebagian uang agar nantinya bisa beli laptop. Sebagian lainnya pasti untuk bayar UKT,” kata dia.
Mahasiswi jurusan Manajemen Dakwah ini, cukup beruntung tidak ke kampus setiap hari sehingga dapat membantu ibunya berdagang. Selama ini hasil keuntungan disisihkan untuk ongkos berangkat kuliah dari rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat. “Untung bisa naik TJ (Transjakarta) jadi murah,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI memberi bantuan kepada setiap penerima KJMU sebesar Rp 9 juta per semester, termasuk uang saku Rp 750.000 per bulan. Rika dan Kiki mengaku tinggal menanti dana bantuan masuk ke rekening.
“Saya sudah memasang JakOne Mobile, nanti tinggal cek saja. Kalau perlu ke ATM juga mudah, mesin ATM Bank DKI ada di banyak lokasi,” tutur Kiki. (*)