loading...
Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas memberikan kuliah umum bersama SPPB Universitas Indonesia (UI) di Institute for Advancement of Science Technology & Humanity (IASTH) UI, Salemba, Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Ist
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas memberikan kuliah umum bersama Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu. Dalam paparannya yang bertajuk “Dari Ide ke Aksi: Refleksi Kebangsaan, Kepemimpinan, dan Tantangan Global”, Ibas menekankan pentingnya menjadikan semangat kebangsaan sebagai kekuatan yang hidup dan relevan dengan zaman.
Ide kebangsaan harus diterjemahkan menjadi kebijakan publik yang berdampak langsung bagi masyarakat dengan landasan moral, ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi. Hal tersebut disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu dalam diskusi publik bertemakan “Kebangsaan Progresif: Membangun Indonesia Melalui Gagasan dalam Menghadapi Tantangan Global” di Institute for Advancement of Science Technology & Humanity (IASTH) UI, Kampus Salemba, Jakarta.
Baca juga: Ibas Dukung Presiden Prabowo Gembleng Kabinet Merah Putih di Akmil: Sesuai 4 Pilar Kebangsaan!
Dalam diskusinya di hadapan para akademika dan mahasiswa, lulusan Program Doktor S3 dari IPB University tersebut menyampaikan dunia telah berubah dan peta tantangan pun bergeser. Dia menyoroti krisis energi, pangan, dan iklim, disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, serta munculnya polarisasi sosial dan krisis kepercayaan.
“Saya tidak bicara atas nama wakil rakyat saja atau sebagai politisi, tapi dari sisi dunia. Hari ini kita melihat bagaimana disinformasi dan distrust terjadi antara negara, rakyat, dan pemimpin. Masyarakat dibanjiri berita positif dan negatif, namun tidak sedikit pula yang menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada pemimpin,” ungkap Ibas.
Ibas yang juga lulusan Rajaratnam School of International Studies dari Nanyang Technological University di Singapura ini menjelaskan bahwa dalam teori complex interdependence bahwa dunia kini saling bergantung secara ekonomi, teknologi, dan informasi.
.png)















































