loading...
Hamas tolak Tony Blair pimpin Gaza. Foto/X
GAZA - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas , mengecam rencana Washington yang dilaporkan untuk menunjuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai gubernur Jalur Gaza. Hamas menekankan bahwa rakyat Palestina dapat mengelola urusan mereka sendiri.
4 Alasan Hamas Tolak Tony Balir Pimpin Gaza, Salah Satunya Mantan PM Inggris Itu Adalah Saudara Iblis
1. Menyebut Blair sebagai Saudara Iblis
Anggota senior biro politik Hamas, Husam Badran, menulis di platform media sosial Telegram pada hari Senin bahwa memasukkan Blair dalam inisiatif gencatan senjata apa pun "merupakan pertanda buruk bagi rakyat Palestina."
Badran menanggapi laporan harian Israel, Haaretz, yang menyatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan kemungkinan penunjukan Blair sebagai bagian dari pengaturan pasca-perang Israel untuk Gaza.
Menyebut Blair sebagai "saudara iblis", ia menambahkan bahwa alih-alih dipertimbangkan untuk menjadi gubernur sementara Gaza, "[ia] pantas diadili di pengadilan internasional atas kejahatannya, terutama perannya dalam perang di Irak (2003–2011)."
BacaJuga: Siapa Thomas Jacob Sanford? Mantan Marinir yang Membakar Gereja di AS
2. Memiliki Catatan Kriminal
Badran lebih lanjut menggambarkan Blair sebagai sosok yang "tidak membawa kebaikan apa pun bagi perjuangan Palestina, baik bagi bangsa Arab maupun Muslim, seraya mencatat bahwa "peran kriminal dan destruktifnya telah diketahui selama bertahun-tahun."
Ia menekankan bahwa pengelolaan urusan Palestina di Gaza atau Tepi Barat sepenuhnya merupakan urusan Palestina dan harus diputuskan melalui konsensus nasional, bukan didikte oleh aktor regional maupun internasional.
3. Rakyat Palestina Berhak Memimpin Wilayahnya Sendiri
"Rakyat Palestina mampu mengelola diri mereka sendiri; "Kami memiliki sumber daya dan keahlian untuk menjalankan urusan kami sendiri dan hubungan kami dengan kawasan dan dunia," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Hamas tidak berniat memerintah Gaza atau Palestina tanpa partisipasi kelompok Palestina lainnya, menambahkan bahwa bahkan sebelum Desember 2023, dan eskalasi genosida Israel, kelompok tersebut telah memberi tahu faksi dan organisasi Palestina lainnya tentang posisi ini.