4 Alasan Kenapa Anak Jepang Terkenal Mandiri Sejak Dini

4 hours ago 1

Jakarta -

Anak-anak di Jepang kerap membuat kagum banyak orang karena sikap mandirinya yang muncul sejak usia dini. Mereka tampak berani, percaya diri, dan bisa melakukan sesuatu yang biasanya dianggap terlalu sulit untuk anak kecil, Bunda.

Hal ini jelas terasa unik bila dibandingkan dengan kebiasaan di banyak negara lain, termasuk Indonesia. Tak heran, banyak yang bertanya bagaimana orang tua di Jepang bisa begitu tenang melepas anaknya.

Melansir dari laman Bloomberg, fenomena tersebut bahkan sempat jadi sorotan dunia setelah diangkat dalam sebuah acara televisi populer. Tayangan itu memperlihatkan bagaimana anak-anak belajar menghadapi berbagai tantangan dengan cara mereka sendiri.

Namun, di sisi lain, ada juga yang merasa ragu, apakah benar aman membiarkan anak melakukan hal semacam itu. Sebagian memuji, tapi sebagian lain menilai kebiasaan ini bisa berisiko besar jika diterapkan di luar Jepang.

Maka dari itu, Bunda perlu tahu alasan di balik kemandirian anak-anak Jepang yang begitu kuat sejak dini.

Apa yang membuat anak Jepang terlihat mandiri?

Menurut seorang antropolog budaya, Dwayne Dixon, hal ini lebih pada kebiasaan "ketergantungan kelompok." Dixon menjelaskan, bahwa sejak kecil anak-anak sudah diajarkan pentingnya kerja sama di tengah masyarakat.

"[Anak-anak Jepang] belajar sejak dini bahwa, idealnya, siapa pun di komunitas bisa diminta untuk membantu orang lain," ujarnya, dikutip dari Bloomberg.

Pemahaman inilah yang kemudian menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus kepercayaan terhadap lingkungan sekitar. Anak-anak tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka tidak benar-benar sendirian, karena selalu ada orang lain yang siap membantu.

4 Alasan anak Jepang terkenal mandiri sejak dini

Terdapat berbagai alasan mengapa anak-anak di Jepang selalu terlihat mandiri meski usianya masih belia, Bunda. Simak informasinya berikut ini, merangkum dari berbagai sumber:

1. Membiarkan anak menjalankan tugas orang dewasa

Mengutip dari CNN Entertaiment, di Jepang, memberi anak kesempatan untuk menjalankan tugas orang dewasa sudah menjadi bagian dari budaya. Hal ini dianggap sebagai cara alami untuk melatih mereka memahami tanggung jawab sejak usia sangat muda, Bunda.

Biasanya, anak-anak diberi tugas sederhana seperti pergi ke toko, mengantar barang, atau membantu pekerjaan rumah tangga tanpa selalu ditemani orang tua. Lewat kebiasaan ini, mereka terbiasa menghadapi kegiatan yang umumnya dikerjakan orang dewasa.

Dengan cara tersebut, anak juga dapat membangun rasa percaya dirinya. Mereka akan terbiasa mengambil keputusan kecil, sekaligus belajar konsekuensi dari tindakan yang dilakukan sendiri.

2. Berangkat dan pulang sekolah sendiri

Pemandangan anak-anak berangkat sekolah sendirian sudah sangat umum di Jepang, Bunda. Mereka naik kereta atau berjalan kaki tanpa ditemani orang tua.

Seragam rapi dengan tas punggung dan kartu transportasi jadi ciri khas mereka. Bunda mungkin akan terkejut melihat anak usia enam tahun sudah terbiasa bepergian tanpa wali.

Lingkungan yang aman dan transportasi publik yang tertata mendukung kebiasaan ini. Faktor itu pula yang membuat orang tua Jepang lebih percaya diri melepas anak mereka.

Menurut Emi Sakashita, seorang Bunda bekerja asal Tokyo yang kini tinggal di Singapura mengatakan, bahwa kebiasaan ini penting untuk menanamkan rasa percaya diri pada Si Kecil sejak dini.

"Kebiasaan ini penting untuk menanamkan rasa percaya diri dan kemandirian pada anak," ucap Sakashita.

3. Terbiasa bepergian sendiri sejak kecil

Bunda pasti terkejut, banyak anak di Jepang yang sudah dibiasakan bepergian sendiri sejak usia belia. Hal ini pun menjadi tradisi yang dianggap wajar bagi masyarakat mereka.

Menilik dari Bloomberg, Kaito, seorang anak 12 tahun di Tokyo, sudah berani naik kereta sendirian sejak usianya baru sembilan tahun.

"Awalnya aku agak khawatir, apakah aku bisa naik kereta sendirian. Tapi hanya sedikit khawatir," kata Kaito.

Kini perjalanan itu terasa jauh lebih mudah baginya setelah sering dilakukan. Bahkan, ia mengaku sudah tidak merasa takut lagi setiap harus naik kereta sendiri.

4. Kebiasaan disiplin di sekolah dan lingkungan

Di sekolah, anak-anak Jepang diajarkan berbagi tanggung jawab sejak dini, Bunda. Mereka membersihkan kelas dan menyajikan makan siangnya secara bergantian.

Menurut antropolog budaya Dwayne Dixon, kebiasaan ini ternyata punya peran yang sangat besar dalam membentuk karakter anak-anak di Jepang, Bunda.

Tak hanya itu saja, etika menjaga kebersihan pun terbawa ke ruang publik. Jalanan yang tampak bersih pun menjadi bukti bagaimana anak-anak Jepang belajar disiplin sejak kecil.

"Banyak anak di dunia yang mandiri. Tapi hal yang menurutku membuat orang Barat penasaran [pada Jepang] adalah rasa saling percaya dan kerja sama yang terjalin, seringkali tanpa kata-kata maupun tanpa diminta," kata Dixon.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online