9 Tanda Orang Tua Terlalu Keras kepada Anak Menurut Psikolog

6 hours ago 4

Jakarta -

Wajar saja jika Bunda ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berhasil. Namun, tanpa disadari, ada beberapa tanda orang tua terlalu keras kepada anak yang sering muncul dalam keseharian.

Terlalu banyak menuntut kesempurnaan atau terlalu cepat menegur kesalahan anak bisa membuat mereka merasa tertekan. Anak yang selalu dikontrol kadang kehilangan rasa percaya diri dan semangat belajarnya.

Lebih lanjut, gaya pengasuhan yang terlalu keras bisa bikin anak takut untuk mengungkapkan perasaan atau pendapatnya. Mereka cenderung menahan diri agar tidak membuat orang tua marah atau kecewa.

Banyak orang tua yang percaya bahwa bersikap tegas adalah cara paling efektif untuk mengubah perilaku anak. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, ini justru bisa membuat anak merasa tertekan dan perlahan menjauh dari orang tuanya.

Lalu, apa saja tanda orang tua terlalu keras kepada anak? Simak, yuk!

Tanda orang tua terlalu keras kepada anak menurut psikolog

Berikut ini tanda orang tua terlalu keras kepada anak menurut seorang psikolog sekaligus pendiri dari Parenting Pathfinders, Michelle Felder, menilik dari Parents.

1. Nada bicara selalu kasar

Bunda mungkin pernah menggunakan nada bicara yang keras ketika menegur anak. Nada yang kasar ini bisa bikin anak merasa takut dan cemas saat berinteraksi.

Anak bisa mulai menarik diri atau enggan untuk berbicara terbuka dengan Bunda. Hal ini tentunya bisa mengurangi komunikasi dan kedekatan emosional antara anak dan orang tua.

2. Sering berteriak atau mengancam

Bunda kerap mengekspresikan kemarahan dengan berteriak saat anak berperilaku buruk. Ancaman atau teriakan bisa membuat anak merasa tertekan dan merasa tidak aman saat berada di rumah.

Perilaku ini bisa membuat anak menutup diri atau menunjukkan perilaku pemberontakan. Anak bisa sulit mengontrol emosinya sendiri ketika selalu dihadapkan pada kemarahan orang tua.

3. Anak mulai menarik diri dari aktivitas yang disukai

Ketika terlalu ditekan, anak bisa kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati. Mereka mulai menghindari kegiatan yang dulunya membuat mereka senang.

"Anak Anda mulai menarik diri dari aktivitas yang pernah mereka nikmati," kata Michelle.

Hal ini bisa jadi pertanda bahwa anak merasa stres dan kurang nyaman berada dalam lingkungan rumah.

4. Kekhawatiran berlebihan terhadap aturan

Orang tua kerap merasa cemas jika tidak ada aturan yang ketat dan khawatir anak akan kehilangan kontrolnya. Kekhawatiran inilah bisa membuat rumah terasa kaku dan selalu ada tekanan.

"Anda khawatir jika tidak ada aturan tertentu, anak Anda akan meledak emosinya atau tidak menghormati wewenang Anda," ujarnya.

Anak bisa merasa terbebani dan takut mengambil inisiatifnya sendiri. Mereka cenderung mengikuti aturan karena takut, bukan karena memahami alasan di baliknya.

5. Tidak mempertimbangkan perspektif anak

Tak jarang, orang tua terlalu fokus pada kepatuhan tanpa mendengarkan pendapat atau perasaan anak. Karena ini, anak bisa merasa diabaikan dan kurang dihargai.

Saat pendapat mereka tidak dipertimbangkan, anak menjadi kurang percaya diri dalam mengungkapkan dirinya. Dalam hal ini, Bunda bisa mulai belajar mendengarkan anak supaya mereka merasa didengar dan dihargai.

6. Terlalu banyak aturan

Tak sedikit orang tua yang menetapkan banyak aturan untuk hampir semua hal, mulai dari waktu makan hingga waktu mandi. Terlalu banyaknya aturan bisa membuat anak merasa terbebani lho, Bunda.

Mereka tidak punya ruang untuk belajar dengan mandiri. Lama-kelamaan, anak cenderung mengikuti perintah tanpa memahami sebab-akibatnya.

Orang tua kerap menekankan kesalahan anak tanpa memberikan apresiasi atas hal yang positif. Anak bisa merasa tidak pernah cukup baik di mata orang tuanya.

Hal ini tentu dapat menurunkan rasa percaya diri anak dan membuat mereka takut untuk mencoba hal-hal baru. Oleh karena itu, Bunda perlu menyeimbangkannya dengan pujian supaya anak tetap termotivasi.

8. Cinta dan pujian hanya diberikan saat anak berperilaku baik

Anak hanya menerima cinta dan perhatian orang tua saat mereka berperilaku baik. Mereka merasa bahwa kasih sayang diberikan hanya karena mereka patuh saja, bukan karena dicintai apa adanya.

Kebiasaan ini bisa membuat anak takut gagal dan selalu berusaha menyenangkan orang tuanya. Lebih lanjut, anak juga akan sulit mengembangkan rasa percaya dirinya, Bunda.

9. Tanda fisik stres pada anak

Anak biasanya menunjukkan stresnya lewat gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau perubahan nafsu makan. Hal ini merupakan cara tubuh mereka memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

"Anak Anda menunjukkan tanda-tanda fisik stres seperti sering sakit kepala, sakit perut, atau perubahan nafsu makan," tutur Michelle. 

Perubahan fisik seperti ini bisa menandakan bahwa anak merasa terbebani atau cemas. Oleh karena itu, Bunda sebaiknya memperhatikan tanda-tanda ini ya agar bisa memberikan dukungan yang tepat.

Dampak orang tua terlalu keras pada anak

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua yang terlalu keras atau suka mengontrol berisiko lebih sulit mengatur dirinya sendiri. Mereka cenderung kesulitan dalam mengendalikan emosi dan mengambil keputusannya secara madiri.

"Anak-anak mendapat manfaat dari orang tua yang mengajari mereka strategi yang efektif dan memberi bimbingan untuk belajar membuat keputusan," kata seorang direktur klinis dan neuropsikolog di LifeStance Health, Northborough, Massachusetts, Erica Kalkut, PhD.

"Sebaliknya, anak-anak yang orang tuanya ketat dan menerapkan aturan untuk mengendalikan perilaku mereka gagal membangun pengetahuan tentang mengapa dan bagaimana mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri," tambahnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online