Alan Dye, Desainer Senior Apple, Pilih Hengkang ke Meta

13 hours ago 4

Selular.id – Gelombang eksodus petinggi Apple ke perusahaan kompetitor kembali terjadi. Kali ini, Alan Dye, Vice President of Human Interface Design yang telah membesut desain produk Apple selama hampir dua dekade, memilih mundur dan bergabung dengan Meta. Kepindahan ini dikonfirmasi langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, melalui unggahan di akun Threads-nya.

Dalam postingan tersebut, Zuckerberg menyambut Dye yang akan memimpin sebuah studio kreatif baru di bawah divisi Reality Labs milik Meta. Studio ini bertujuan menyatukan elemen desain, fashion, dan teknologi untuk mengembangkan generasi berikutnya dari produk dan pengalaman Meta. “Alan Dye, yang hampir 20 tahun memimpin desain di Apple, akan bergabung dengan Meta untuk mengepalai studio kreatif baru kami di Reality Labs,” tulis Zuckerberg.

Peran Dye di perusahaan barunya ini cukup strategis. Ia akan mengawasi desain untuk perangkat keras, perangkat lunak, serta produk-produk Meta yang berbasis kecerdasan buatan (AI). Studio kreatif ini akan berada di bawah pengawasan Chief Technology Officer Meta, Andrew Bosworth. Langkah Meta merekrut Dye dinilai mencerminkan ambisi perusahaan yang semakin kuat dalam lini perangkat keras pintar, setelah kesuksesan Quest VR headsets dan Ray-Ban Meta smart glasses.

Dye bukanlah nama asing di dunia desain teknologi. Sejak kepergian kepala desain legendaris Apple, Jony Ive, pada 2019, Dye dikenal sebagai salah satu figur kunci di balik tampilan dan nuansa produk-produk Apple. Kepergiannya menambah daftar panjang talenta desain Apple yang berpindah ke perusahaan lain. Pada 2022, misalnya, mantan head of industrial design Apple, Evans Hankey, juga dilaporkan meninggalkan perusahaan dan memilih bekerja bersama Jony Ive.

Menariknya, Hankey dan sejumlah mantan pegawai Apple lainnya dikabarkan kini terlibat dalam pengembangan perangkat keras baru untuk perusahaan AI, OpenAI. Fenomena ini menunjukkan persaingan sengit dalam merebut talenta terbaik di industri teknologi, tidak hanya untuk perangkat lunak tetapi juga untuk desain fisik yang ikonik. Desain produk, seperti yang pernah ditunjukkan dalam kisah perancang produk Apple, menjadi aset yang sangat berharga.

Zuckerberg juga mengungkapkan bahwa studio kreatif baru Meta tidak hanya akan diisi oleh Dye. Beberapa nama berpengalaman lain akan bergabung, seperti mantan desainer Apple Billy Sorrentino, Meta’s interface design lead Joshua To, tim industrial design pimpinan Pete Bristol, serta tim metaverse design and art yang dikepalai Jason Rubin. Kolaborasi tim lintas disiplin ini dirancang untuk menciptakan inovasi yang lebih holistik.

“Ide kami adalah memperlakukan kecerdasan sebagai material desain baru dan membayangkan apa yang mungkin terjadi ketika kecerdasan itu melimpah, mumpuni, dan berpusat pada manusia,” jelas Zuckerberg dalam postingannya. Pernyataan ini mengisyaratkan betapa AI akan menjadi tulang punggung dalam filosofi desain produk Meta ke depan, bukan sekadar fitur tambahan.

Ambisi Meta di Dunia Perangkat Keras dan AI

Keputusan Meta merekrut Alan Dye bukanlah langkah spontan. Perusahaan asal Menlo Park itu telah menunjukkan komitmen besar untuk mengembangkan ekosistem perangkat kerasnya sendiri. Setelah sukses dengan headset realitas virtual Quest dan kacamata pintar kolaborasinya dengan Ray-Ban, Meta dikabarkan tengah menyiapkan lebih banyak produk baru. Beberapa yang disebut-sebut sedang dalam pengembangan adalah Meta Ray-Ban Display serta aksesori Neural Band.

Kehadiran seorang desainer sekaliber Dye diharapkan dapat memberikan sentuhan “magis” pada produk-produk fisik Meta, sesuatu yang selama ini menjadi ciri khas Apple. Dalam dunia yang semakin kompetitif, di mana fungsi dan estetika harus berjalan beriringan, peran desain menjadi penentu. Inovasi dalam desain produk fisik, mirip dengan terobosan yang dilakukan perusahaan seperti Goodyear dengan ban pintarnya, dapat menjadi pembeda utama di pasar.

Reality Labs, divisi tempat Dye akan berkarya, merupakan ujung tombak Meta dalam membangun visi metaverse. Divisi ini bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan teknologi realitas virtual (VR), realitas tertambah (AR), dan AI. Dengan memasukkan talenta desain kelas dunia ke dalam divisi ini, Meta tampaknya ingin memastikan bahwa visi metaverse-nya tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga menarik, intuitif, dan nyaman digunakan dari sisi desain antarmuka dan industri.

Transisi di Apple dan Masa Depan Desain Produk

Di sisi Apple, posisi Alan Dye sebagai Vice President of Human Interface Design akan diisi oleh Stephen Lemay. Lemay adalah desainer senior di Apple yang telah terlibat dalam pengembangan berbagai antarmuka produk perusahaan sejak 1999. Pengalaman panjangnya di dalam rumah diharapkan dapat menjaga konsistensi filosofi desain Apple yang terkenal sederhana dan elegan.

Namun, kepergian Dye tentu menjadi kehilangan signifikan bagi Apple, mengingat pengalamannya yang sangat dalam dalam membentuk identitas visual produk-produk konsumen mereka. Pergantian di jajaran pimpinan desain ini terjadi dalam konteks industri teknologi yang sedang bertransformasi cepat, didorong oleh gelombang AI. Perusahaan-perusahaan saling berlomba tidak hanya dalam hal komputasi, tetapi juga dalam menciptakan bentuk fisik yang dapat mengakomodasi teknologi baru tersebut dengan elegan.

Persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik di bidang desain produk teknologi kini semakin ketat. Ini mencerminkan pemahaman bahwa kesuksesan sebuah perangkat tidak lagi hanya tentang spesifikasi teknis, tetapi tentang pengalaman pengguna secara keseluruhan—sesuatu yang dimulai dari desain. Prinsip ini juga terlihat dalam upaya berbagai sektor, termasuk program pemberdayaan yang fokus pada literasi digital dan kewirausahaan, yang intinya adalah mendesain solusi yang berpusat pada manusia.

Langkah Alan Dye meninggalkan Apple untuk Meta mungkin hanya salah satu episode dari dinamika besar di industri teknologi. Namun, perpindahan ini menandai babak baru dalam persaingan antara raksasa teknologi untuk mendominasi tidak hanya dunia digital, tetapi juga bentuk fisik dari masa depan komputasi. Bagaimana Meta memanfaatkan keahlian Dye, dan bagaimana Apple beradaptasi dengan kepergiannya, akan menjadi cerita yang menarik untuk diikuti dalam beberapa tahun ke depan, terutama dalam merespons inovasi yang mungkin datang dari pesaing, termasuk terobosan di bidang lain seperti teknologi ban yang bisa berubah.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online