Asam Urat Kambuh saat Puasa? Ini Cara Mengatasinya Menurut Pakar

4 hours ago 3

Asam urat Bunda kambuh saat puasa? Pahami cara mengatasinya berdasarkan saran ahli.

Asam urat atau gout adalah bentuk arthritis yang ditandai dengan nyeri hebat dan pembengkakan pada sendi. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan asam urat yang berlebihan dalam darah yang kemudian membentuk kristal di sekitar sendi.

Ketika kambuh maka bisa menyebabkan peradangan dan rasa tidak nyaman. Selama bulan puasa, pola makan dan hidrasi yang berubah dapat memicu kambuhnya gejala asam urat sehingga penting bagi penderita untuk mengetahui cara mengelolanya.

Menurut para pakar, penanganan asam urat yang efektif melibatkan kombinasi antara perawatan medis dan perubahan gaya hidup. Langkah-langkah seperti memulai pengobatan segera setelah gejala muncul, berkonsultasi dengan dokter, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi keparahan serangan.

Selain itu, menerapkan pengobatan rumahan seperti meningkatkan asupan air putih, mengompres sendi yang terkena dengan es, dan menghindari makanan tinggi purin dapat membantu mencegah kambuhnya gejala.

Selama berpuasa, penting bagi Bunda yang menderita asam urat untuk tetap menjaga hidrasi dan pola makan seimbang. Memperhatikan asupan cairan saat sahur dan berbuka, serta memilih makanan yang rendah purin dapat membantu mengurangi risiko kambuhnya asam urat.

Dengan memahami faktor pemicu dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Bunda dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih nyaman meski punya asam urat.

Cara mengatasi asam urat kambuh saat puasa

Berikut cara mengatasi asam urat kambuh saat puasa.

1. Batalkan puasa dengan air putih

Ketika Bunda menderita asam urat maka dapat mengalami pembengkakan dan peradangan yang signifikan. Salah satu cara untuk mengurangi gejalanya dengan minum lebih banyak air.

Meningkatkan konsumsi cairan dapat memicu ginjal Bunda untuk melepaskan cairan berlebih sehingga mengurangi pembengkakan saat menderita asam urat. Air putih adalah minuman terbaik.

Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi bir dapat meningkatkan risiko gout hingga 60 persen pada pria dan 62 persen pada perempuan. 

2. Mulai pengobatan segera dan konsultasi dengan dokter

Segera setelah gejala asam urat muncul, penting untuk memulai pengobatan sesuai arahan dokter. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan. Jika gejala tidak membaik dalam 24 jam, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dokter mungkin meresepkan obat tambahan seperti colchicine atau kortikosteroid untuk mengendalikan gejala. Pastikan mengonsumsi obat yang tepat. Jika tidak maka bisa komplikasi ke penyakit lainnya kalau Bunda memiliki riwayat kondisi kesehatan tertentu.

"Dokter Anda akan mencari tahu mana yang terbaik untuk kebutuhan tubuh Anda. NSAID misalnya tidak cocok jika Anda memiliki penyakit ginjal, dan steroid dapat memperburuk kadar gula darah jika Anda menderita diabetes,” ujar John FitzGerald, MD, PhD, mengutip Everyday Health.

3. Mengompres sendi yang terkena dengan es

Mengompres sendi yang terkena dengan kompres es yang dibungkus kain dapat membantu mengurangi peradangan terkait asam urat. Cobalah mengompres dengan es batu atau benda dingin lain yang dibungkus handuk tipis selama 20 menit untuk membantu meredakan nyeri.

4. Mengelola stres

Stres dapat memicu kambuhnya asam urat. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres melalui aktivitas relaksasi seperti menonton film, membaca buku, atau bermeditasi.

Selain itu, penggunaan tongkat bantu jalan dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi yang terkena, sehingga mengurangi rasa nyeri saat bergerak.

Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan dan memberikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh juga dapat membantu dalam proses pemulihan. Dengan demikian, manajemen stres dan penggunaan alat bantu jalan dapat berperan penting dalam mengatasi gejala asam urat.

5. Meninggikan sendi yang terkena

Meninggikan posisi sendi yang terkena dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan mendorong aliran darah dan cairan menjauh dari area tersebut. Kombinasi antara kompres es dan elevasi sendi merupakan bagian dari metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) efektif dalam mengatasi gejala asam urat.

6. Konsumsi kopi dan air lemon

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat menurunkan risiko gout dengan menurunkan kadar asam urat dalam darah. Selain itu, mengonsumsi air lemon juga dapat membantu menetralkan asam urat dan mengurangi kadarnya dalam tubuh.

Sebuah tinjauan dan meta-analisis tahun 2016 menunjukkan bahwa mereka yang minum lebih banyak kopi cenderung tidak menderita asam urat. Ini mungkin karena kopi dapat menurunkan kadar asam urat.

Namun perlu diingat bahwa meskipun terdapat korelasi antara konsumsi kopi dan penurunan risiko gout, hal ini tidak berarti kopi secara langsung menyebabkan penurunan risiko tersebut. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan kopi atau air lemon ke dalam diet Bunda sebagai langkah pencegahan atau pengobatan asam urat.

7. Mengadopsi pola makan seimbang

Mengonsumsi diet seimbang saat sahur dan berbuka puasa yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian protein rendah purin dapat membantu mengurangi kadar asam urat dalam tubuh. Beberapa makanan yang disarankan untuk penderita asam urat antara lain:

  • Buah-buahan: Ceri, strawberry, apel, pisang, dan jeruk yang kaya antioksidan dan dapat membantu mengurangi peradangan.
  • Sayuran hijau: Bayam, brokoli, dan kangkung yang mengandung serat tinggi serta nutrisi penting.
  • Karbohidrat kompleks: Beras merah, oatmeal, dan quinoa sebagai sumber energi yang lebih sehat dibandingkan karbohidrat olahan.
  • Sumber protein rendah purin: Tahu, tempe, dan telur sebagai alternatif daging merah dan makanan laut yang tinggi purin.

8. Hindari makanan tinggi purin

Hindari makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, seafood (udang, kerang, kepiting), serta minuman yang mengandung pemanis buatan. Mengontrol pola makan secara disiplin dapat membantu mencegah serangan asam urat selama puasa.

Pola makan saat puasa untuk penderita asam urat

Untuk mencegah kambuhnya asam urat selama berpuasa, berikut panduan pola makan yang bisa diterapkan.

Sahur

  • Minum segelas air putih sebelum makan.
  • Konsumsi makanan kaya serat seperti oatmeal, buah, dan sayuran untuk menjaga kadar gula darah stabil dan memperlambat penyerapan purin.
  • Pilih protein rendah purin seperti telur rebus atau tempe panggang.
  • Hindari makanan asin berlebihan karena dapat menyebabkan dehidrasi dan meningkatkan kadar asam urat.

Saat berbuka puasa

  • Mulai dengan segelas air putih dan kurma untuk mengembalikan energi.
  • Konsumsi buah-buahan segar sebagai sumber vitamin dan mineral.
  • Pilih makanan yang direbus atau dikukus dibandingkan yang digoreng atau berbumbu berat.
  • Batasi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula berlebih yang dapat memicu peradangan.

Setelah tarawih

  • Minum air putih secara cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Jika merasa lapar, pilih camilan sehat seperti yogurt tanpa gula, almond, atau roti gandum.

Penderita asam urat tetap bisa menjalani puasa dengan aman jika menerapkan pola makan yang tepat, menjaga hidrasi, dan menghindari makanan pemicu. Konsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa juga sangat disarankan, terutama bagi Bunda yang memiliki riwayat serangan gout berulang.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online