Bitcoin (BTC) Masuk Fase Bear Market? Data On-Chain dan Level Harga Kunci Jadi Sorotan

3 days ago 18

Jakarta, Pintu News – Pasar crypto kembali goyah setelah Bitcoin anjlok ke level terendah empat bulan, menandai potensi awal dari fase bear market baru.

Penurunan tajam menuju Rp1,65 miliar (sekitar $98.900) memicu kekhawatiran bahwa struktur pasar sedang memasuki tren makro turun, diperkuat oleh data on-chain yang menunjukkan melemahnya leverage bullish dan naiknya dominasi stablecoin.

Artikel ini akan membahas sinyal bearish terbaru, indikator risiko yang berubah arah, serta level harga kritis yang harus diperhatikan investor crypto dalam beberapa minggu ke depan.

Sinyal On-Chain Tunjukkan Bitcoin Memasuki Tren Turun

The monthly funding paid by longs in Bitcoin perpetuals has declined by ~62%, from $338M/month in mid-August to $127M/month now.

This underscores a clear macro downtrend in speculative appetite, as traders grow reluctant to pay interest to maintain long exposure.

📉… pic.twitter.com/b4e9wAiT09

— glassnode (@glassnode) November 4, 2025

Data on-chain dari Swissblock mengungkap bahwa tekanan jual semakin intens dalam beberapa hari terakhir. Mereka mencatat bahwa indikator “risk-off” Bitcoin mulai mendekati wilayah risiko tinggi, sebuah kondisi yang dalam siklus sebelumnya menandai dimulainya bear market. Jika indikator ini terus bergerak naik, pasar dapat bergeser dari koreksi jangka pendek menuju penurunan struktural yang lebih dalam.

Glassnode juga menunjukkan turunnya minat leverage bullish di pasar derivatif. Pendanaan bulanan yang dibayarkan oleh posisi long di kontrak perpetual Bitcoin turun drastis sekitar 62%, dari Rp5,64 triliun ($338 juta) menjadi Rp2,12 triliun ($127 juta). Penurunan ini menunjukkan bahwa trader semakin enggan mempertahankan eksposur beli dalam kondisi pasar saat ini, mengindikasikan melemahnya spekulasi bullish dan menguatnya bias bearish di pasar cryptocurrency.

Baca juga: ASTER Melonjak di Tengah Pasar Crypto yang Lesu, Naik 5% dalam Sehari!

Dominasi USDT Naik, Tanda Risiko Meningkat di Pasar Crypto

Analis Mikybull Crypto mengonfirmasi potensi bear market dengan menunjukkan breakout pola inverse head-and-shoulders pada grafik dominasi USDT. Kenaikan dominasi stablecoin seperti USDT biasanya menandakan meningkatnya minat pasar untuk keluar dari aset berisiko seperti cryptocurrency dan menunggu kondisi yang lebih stabil. Dalam siklus sebelumnya, pola serupa muncul tepat sebelum pasar memasuki musim penurunan yang berkepanjangan.

Kenaikan dominasi USDT berarti modal investor mengalir keluar dari Bitcoin dan alts, memperkuat tekanan jual. Dengan likuiditas bergerak ke stablecoin, sentimen risiko merosot dan harga aset crypto rentan mengalami penurunan lanjutan. Jika tren ini berlanjut, tekanan jual dapat meningkat seiring investor memilih untuk menahan modal dalam bentuk stablecoin hingga volatilitas mereda.

Baca juga: XRP ETF Siap Meluncur Pekan Depan, CEO Canary Capital Umumkan di Ripple Swell!

Level Harga Bitcoin yang Wajib Dipantau Investor

Dalam penurunan terakhir, harga Bitcoin (BTC) jatuh sekitar 20% dari puncak ATH di Rp2,11 miliar ($126.000). BTC juga telah melewati cost basis pemegang jangka pendek di sekitar Rp1,88 miliar ($113.000), sebuah sinyal historis yang sering muncul sebelum fase bearish jangka menengah. Ini menunjukkan bahwa banyak pembeli baru mengalami kerugian dan berpotensi melakukan capitulation.

Glassnode menyebut bahwa dukungan berikutnya berada pada cost basis kuantil 75% di sekitar Rp1,65 miliar ($99.000). Level ini secara historis menjadi zona pantulan dalam koreksi mendalam.

Sementara itu, analis Daan Crypto Trades menyoroti bahwa jika Bitcoin menembus Rp1,64 miliar ($98.000), pasar bisa memicu gelombang likuidasi besar. Likuidasi ini dapat mendorong harga turun ke area Rp1,59 miliar ($95.000) yang menjadi cluster likuiditas berikutnya.

Di sisi atas, terdapat resistensi kuat pada Rp1,71 miliar–Rp1,75 miliar ($103.000–$105.000), di mana ask orders mulai menumpuk. Untuk memulihkan struktur bullish, Bitcoin perlu menembus kembali area tersebut dan bertahan di atasnya, sesuatu yang tampak sulit mengingat tekanan jual dari pemegang jangka panjang dan merosotnya sentimen pasar.

Kesimpulan

Dengan gabungan sinyal on-chain yang melemah, dominasi stablecoin yang meningkat, serta level harga kritis yang terus diuji, pasar menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa Bitcoin (BTC) sedang bergerak menuju fase bear market baru. Investor crypto harus waspada terhadap pergerakan di bawah Rp1,64 miliar dan memantau indikator risiko yang dapat menentukan arah pasar dalam jangka menengah.

Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari iniharga coin xrp hari inidogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online