China Hentikan Investigasi Antimonopoli Nvidia dan Qualcomm

11 hours ago 6

Selular.id – Pemerintah China secara resmi menghentikan penyelidikan antimonopoli terhadap dua raksasa semikonduktor Amerika Serikat, Qualcomm dan Nvidia.

Keputusan ini diumumkan pada Sabtu (1/11/2025) waktu setempat AS, menyusul kesepakatan “gencatan senjata” dalam perang dagang antara China dan AS yang telah memanas sejak awal tahun.

Kesepakatan bersejarah ini diteken langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan bilateral di Korea Selatan.

Gedung Putih mengonfirmasi dalam pernyataan resminya bahwa China akan mengakhiri seluruh investigasi antimonopoli dan antidumping terhadap perusahaan-perusahaan AS di rantai pasok semikonduktor, termasuk Qualcomm dan Nvidia.

Langkah ini menandai titik balik signifikan dalam hubungan dagang kedua negara yang sempat memanas dalam beberapa bulan terakhir.

Investigasi terhadap kedua perusahaan chip ini sebelumnya menjadi salah satu titik panas dalam ketegangan perdagangan global.

Sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas, AS akan menurunkan tarif impor terhadap produk China sebesar 10 poin persentase mulai 10 November 2025.

Pemerintah AS juga akan memperpanjang masa berlaku pengecualian tarif berdasarkan Pasal 301 hingga November 2026, serta menangguhkan sementara sejumlah pembatasan ekspor dan sanksi terhadap sektor maritim China selama masa negosiasi berlangsung.

Gedung Putih menyebut kesepakatan ini sebagai langkah strategis untuk “menyeimbangkan kembali hubungan dagang dengan China” sekaligus melindungi kepentingan ekonomi AS.

Pernyataan resmi tersebut menegaskan komitmen kedua negara untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih stabil dan dapat diprediksi.

Latar Belakang Investigasi Antimonopoli

Investigasi terhadap Qualcomm dan Nvidia sebenarnya telah dimulai sekitar awal Oktober lalu oleh State Administration for Market Regulation (SAMR), badan pengawas pasar China.

Qualcomm menghadapi penyelidikan karena tidak melaporkan akuisisi mereka terhadap Autotalks, perusahaan chip otomotif asal Israel.

Sementara itu, Nvidia juga menghadapi pemeriksaan serupa terkait akuisisi mereka terhadap Mellanox Technologies, perusahaan yang memasok berbagai produk jaringan seperti adaptor, switch, dan produk berbasis silikon.

Kedua investigasi ini merupakan bagian dari pengawasan ketat China terhadap praktik bisnis perusahaan teknologi asing.

Aturan antimonopoli sendiri dirancang untuk menjaga persaingan usaha yang sehat di pasar.

Tujuannya adalah mencegah satu atau sekelompok perusahaan mendominasi pasar hingga menghambat kompetitor, misalnya melalui kartel harga, penggabungan usaha yang terlalu besar, atau praktik eksklusif yang menutup peluang pemain lain.

Sementara itu, kebijakan antidumping berfungsi melindungi industri dalam negeri dari produk impor yang dijual di bawah harga pasar normal oleh produsen asing untuk merebut pangsa pasar.

Kedua instrumen kebijakan ini sejatinya bertujuan agar pasar tetap kompetitif, konsumen terlindungi, dan tidak terjadi distorsi akibat kekuatan ekonomi yang berlebihan dari satu pihak.

Implikasi bagi Industri Semikonduktor Global

Penghentian investigasi antimonopoli terhadap Qualcomm dan Nvidia ini diharapkan dapat meredakan ketegangan di industri semikonduktor global.

Kedua perusahaan ini memainkan peran krusial dalam rantai pasok teknologi dunia, dengan Qualcomm mendominasi pasar chipset mobile dan Nvidia menjadi pemain utama di segmen GPU dan AI.

Keputusan China untuk menghentikan penyelidikan ini juga menunjukkan komitmen kedua negara untuk tidak memperpanjang konflik perdagangan yang dapat merugikan industri teknologi global.

Langkah ini sejalan dengan upaya sebelumnya dalam meredakan ketegangan hubungan China-AS yang sempat memanas di berbagai sektor.

Industri smartphone global, yang sangat bergantung pada chipset Qualcomm dan komponen Nvidia, kemungkinan besar akan merasakan dampak positif dari normalisasi hubungan dagang ini.

Stabilitas dalam rantai pasok semikonduktor sangat penting mengingat ketergantungan dunia pada perangkat mobile dan teknologi komputasi.

Perkembangan terbaru ini juga memberikan angin segar bagi pasar teknologi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang selama ini menjadi pasar penting bagi produk-produk berbasis chipset Qualcomm dan Nvidia.

Stabilitas hubungan dagang AS-China akan membantu memastikan ketersediaan produk teknologi dengan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen di region ini.

Meskipun kesepakatan ini memberikan harapan baru bagi normalisasi hubungan dagang, para pengamat tetap menyarankan kehati-hatian.

Dinamika hubungan AS-China telah terbukti fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir, dengan berbagai isu geopolitik yang dapat mempengaruhi stabilitas perdagangan bilateral.

Kedua negara kini memiliki kesempatan untuk membangun fondasi yang lebih kuat bagi kerja sama ekonomi jangka panjang.

Kesepakatan ini tidak hanya menguntungkan perusahaan semikonduktor AS, tetapi juga industri teknologi China yang bergantung pada komponen dan teknologi dari kedua raksasa chip tersebut.

Dengan meredanya ketegangan perdagangan ini, pasar global dapat bernapas lega sambil memantau perkembangan lebih lanjut implementasi kesepakatan dari kedua pihak.

Industri teknologi khususnya akan terus mengamati bagaimana hubungan dagang AS-China berkembang dalam bulan-bulan mendatang.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online