TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sedari lama mempersiapkan diri untuk memenangkan jabatan yang baru ia sandang empat bulan ke belakang. Pada 2018, ia bersama Deddy Mizwar tersingkir oleh pasangan Ridwan Kawil-Uu Ruzhanul Ulum dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat.
Majalah Tempo bertajuk 'Habis Mulyono Terbitlah Mulyadi' edisi 18 Mei 2025 melaporkan, hubungan Dedi Mulyadi dan Ridwan Kawil merenggang sejak saat itu. "Namanya politik, tidak ada yang bisa dipegang," ujar Dedi. Namun, Ridwan Kawil belum merespons permintaan tanggapan soal hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dedi, ia telah mengantongi dukungan Ridwan Kawil pada 2013. Dedi berujar ia dianggap pantas memimpin Jawa Barat oleh Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Wali Kota Bandung.
Kala itu Ia masih berhubungan baik karena Ridwan Kamil berniat maju sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Namun, Ridwan Kamil yang memutar balik pilihannya ke Pilkada Jawa Barat mengubah semuanya.
Keputusan Ridwan Kawil bergabung dengan Partai Golkar pada 2023 juga mengubah peta politik Dedi. Sejak mengabdikan diri sebagai kader Golkar pada 1999, Dedi hengkang dari partai berlogo pohon beringin dan pindah ke Partai Gerindra.
Namun, Dedi membantah kabar hengkangnya ia dari Golkar akibat partisipasi Ridwan Kawil di partai itu. "Karena pertimbangan pribadi," kata Dedi.
Simak selengkapnya laporan Majalah Tempo di sini: