Internet Starlink Gratis di Aceh Disewakan, Warga Harus Bayar Rp20 Ribu per Jam

11 hours ago 5

Selular.id – Layanan internet satelit Starlink yang seharusnya gratis untuk korban banjir di Aceh justru dikabarkan disewakan oleh oknum tertentu.

Warga yang terdampak bencana di wilayah seperti Langsa dilaporkan harus membayar sewa mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per jam untuk bisa mengakses koneksi yang dijanjikan gratis hingga akhir Desember 2025 ini.

Informasi ini pertama kali mencuat melalui keluhan seorang netizen di media sosial pada Senin (1/12/2025).

Netizen tersebut menyampaikan pengaduan dari seorang teman di Langsa, Aceh, yang menyebut layanan Starlink justru dikenakan biaya sewa.

“Elon, info dari teman saya yang berada di Langsa, Aceh: Di saat banjir Sumatra, layanan Starlink yang harusnya gratis malah disewakan dengan harga Rp20 ribu rupiah per jam-nya. Apa yang harus kami lakukan?” tulis netizen tersebut.

Berdasarkan informasi yang beredar, praktik penyewaan ini dilakukan oleh individu yang memiliki perangkat terminal Starlink pribadi.

Setelah membayar sejumlah uang, warga akan mendapatkan voucher berupa kata sandi (password) untuk dapat terhubung ke internet satelit tersebut.

Tidak hanya biaya sewa internet, beberapa oknum juga disebut menagih biaya tambahan untuk listrik yang digunakan untuk menyalakan perangkat Starlink.

Kejadian ini terjadi di tengah upaya pemulihan konektivitas pascabencana banjir besar yang melanda Sumatra.

Seperti dilaporkan sebelumnya, pemulihan sinyal seluler di wilayah bencana Sumatra telah mencapai 90 persen dengan Aceh sebagai prioritas.

Upaya bantuan konektivitas juga datang dari berbagai pihak, termasuk operator seluler. Telkomsel misalnya, telah memulihkan 79,7% layanan pascabencana dan menyalurkan Paket Siaga Peduli.

Layanan gratis Starlink sendiri diumumkan langsung oleh Elon Musk sebagai bentuk bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak banjir parah di Indonesia, khususnya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Kebijakan ini berlaku hingga 31 Desember 2025 untuk pengguna baru maupun pelanggan existing Starlink di wilayah-wilayah terdampak.

Starlink dalam pernyataannya menegaskan, “Bagi masyarakat yang terdampak banjir parah di Indonesia, Starlink menyediakan layanan gratis bagi pelanggan baru dan existing hingga akhir Desember 2025.”

Untuk mekanismenya, pengguna yang sudah menjadi pelanggan aktif tidak perlu melakukan tindakan apapun karena kredit layanan gratis akan otomatis diterapkan ke akun mereka.

Sementara pengguna baru di wilayah terdampak akan mendapatkan layanan gratis setelah membeli dan mengaktifkan perangkat terminal.

Starlink juga disebut bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendistribusikan terminal dan memulihkan konektivitas di titik-titik yang paling parah terdampak.

Mekanisme Bantuan dan Potensi Penyimpangan

Pemberian akses internet gratis di daerah bencana merupakan langkah krusial untuk koordinasi evakuasi, informasi cuaca, dan komunikasi warga dengan keluarga.

Inisiatif serupa juga datang dari pemerintah melalui proyek satelit SATRIA-1.

Kominfo telah memasang internet SATRIA-1 di 10 titik lokasi banjir Aceh dan Sumatra untuk menjangkau area yang infrastrukturnya rusak total.

Namun, kabar penyewaan internet Starlink gratis mengindikasikan adanya celah dalam distribusi atau pengawasan bantuan teknologi ini.

Kemungkinan besar, oknum yang menyewakan adalah pihak yang kebetulan telah memiliki perangkat Starlink sebelum bencana atau mendapatkannya melalui program bantuan, lalu memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan dari warga yang sangat membutuhkan koneksi internet.

Fenomena ini menyoroti tantangan logistik dan monitoring dalam penyaluran bantuan teknologi di tengah kondisi darurat.

Di satu sisi, kehadiran internet satelit sangat dibutuhkan, terutama di daerah dimana proses pemulihan menara BTS masih berlangsung meski 707 menara telah pulih.

Di sisi lain, tanpa mekanisme yang ketat, bantuan yang vital bisa disalahgunakan.

Sampai berita ini diturunkan, pihak Starlink maupun perwakilan resminya di Indonesia belum memberikan tanggapan atau klarifikasi lebih lanjut terkait laporan penyewaan ini.

Informasi masih berkembang berdasarkan pengaduan warga di media sosial dan tengah dikonfirmasi kebenarannya.

Imbauan dan Langkah ke Depan

Kejadian ini mengingatkan pentingnya sosialisasi yang jelas kepada masyarakat terdampak tentang mekanisme mendapatkan bantuan internet gratis, baik dari Starlink maupun pemerintah.

Warga perlu mengetahui bahwa mereka berhak mendapatkan akses tanpa dipungut biaya.

Koordinasi antara penyedia layanan, pemerintah daerah, dan relawan di lapangan menjadi kunci untuk mencegah penyalahgunaan.

Pemulihan konektivitas pascabencana memang membutuhkan waktu dan melibatkan banyak pemangku kepentingan.

Upaya dari berbagai pihak, mulai dari operator seluler, penyedia satelit swasta seperti Starlink, hingga proyek satelit pemerintah SATRIA-1, menunjukkan komitmen untuk mengembalikan koneksi di wilayah bencana.

Namun, cerita dari Aceh ini menjadi catatan penting bahwa bantuan teknologi juga memerlukan pengawasan dan tata kelola yang baik agar tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi yang tidak bertanggung jawab.

Perkembangan terkini mengenai klarifikasi kasus ini masih ditunggu.

Masyarakat yang memiliki informasi atau mengalami hal serupa diimbau untuk melaporkan kepada pihak berwenang atau melalui kanal resmi Starlink agar bantuan yang bersifat kemanusiaan ini dapat dirasakan sepenuhnya oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online