loading...
Penerapan QRIS dalam pembayaran misalnya, diharapkan mendorong masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk terlibat dalam pertumbuhan ekonomi digital. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, bahwa sektor keuangan digital merupakan salah satu pendorong ekonomi digital. Penerapan Quick Response Code Indonesian Standard ( QRIS ) dalam pembayaran misalnya, diharapkan mendorong masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk terlibat dalam pertumbuhan ekonomi digital .
Hingga Semester I-2025, Bank Indonesia mencatat ada sebanyak 57 juta pengguna QRIS di Indonesia dengan 39,3 juta di antaranya merupakan merchant yang didominasi pelaku UMKM sebesar 93,16%. Baca Juga: Pengguna QRIS di Jakarta Capai 6,1 Juta, Kuasai 40% Pangsa Nasional
“Kita menyadari bahwa bersama peluang besar ini, muncul pula tantangan baru yaitu memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” tutur Airlangga dalam Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025, di Jakarta dikutip Sabtu (6/12/2025).
Selain mendorong digitalisasi UMKM untuk lebih naik kelas, peningkatan investasi asing, dan penguatan perusahaan nasional, menjadi beberapa langkah strategis yang diambil guna menguatkan ekonomi digital. Terlebih, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029.
Meski begitu, transformasi digital tidak bisa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja, sehingga dibutuhkan model pendanaan yang fleksibel dan profesional. Pemerintah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk mengelola aset strategis negara dan menarik co-investment global.
.png)

















































