Jakarta -
Ibu hamil tentu cemas ketika melihat ada gumpalan darah yang keluar. Pikiran dipenuhi kekhawatiran dengan keselamatan janin, apakah janin masih bertahan?
Keluarnya gumpalan darah saat hamil seringkali dikaitkan dengan keguguran. Namun, perdarahan yang disertai gumpalan belum tentu karena keguguran.
Keluarnya gumpalan darah dari vagina saat hamil merupakan bagian dari perdarahan. Terkadang ibu hamil akan mengeluarkan gumpalan darah ini selama hamil.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perdarahan selama kehamilan bisa disebabkan banyak penyebab. Ada yang serius, ada pula yang tidak memerlukan perhatian serius.
"Perdarahan dapat terjadi di awal dan akhir kehamilan. Perdarahan pada awal kehamilan sering terjadi dan dalam banyak kasus, itu bukan tanda kehamilan bermasalah," tulis ACOG di laman resminya.
Namun, Bunda perlu waspada bila gumpalan darah keluar di akhir kehamilan ya. Ini bisa menjadi pertanda serius dan membutuhkan segera penanganan medis.
Apakah keluar gumpalan darah selalu berarti janin hilang?
Keluarnya gumpalan darah saat hamil tidak selalu menandakan janin hilang. Istilah medis seperti abortus imminens (ancaman keguguran) untuk menggambarkan kondisi terjadinya perdarahan atau gumpalan, tetapi janin dan kantung kehamilan masih berada dalam rahim dan mungkin masih hidup.
Abortus imminens merupakan pendarahan vagina yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Dalam istilah medis, abortus imminens dikenal juga dengan nama threatened abortion. Pada kondisi ini, serviks belum terbuka lebar dan tindakan segera bisa dilakukan untuk mempertahankan kehamilan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika keluar gumpalan darah saat hamil:
- Terjadinya abortus Imminens ketika mengalami perdarahan atau bercak darah (yang kadang disertai gumpalan kecil). Namun, saat itu serviks masih tertutup dan janin masih bisa dipertahankan.
-
Jika ibu hamil mengeluarkan gumpalan besar disertai nyeri hebat, serviks terbuka, dan USG menunjukkan tidak ada kantung kehamilan atau detak, kemungkinan sudah terjadi keguguran(abortus inkomplet atau komplet).
- Kasus lainnya, sebagian jaringan (plasenta atau bagian dari kantong) keluar sedangkan janin belum sepenuhnya. Kondisi ini disebut abortus inkomplet.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa dengan keluarnya gumpalan darah tidak otomatis janin hilang. Ini bisa menjadi tanda yang harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis.
Menurut ACOG, sekitar setengah dari ibu hamil tidak mengalami pendarahan apa pun sebelum keguguran. Mereka mungkin mengalami gejala lain terlebih dahulu. Akibatnya, tidak ada satu pola yang selalu diikuti perdarahan keguguran.
Faktor-faktor yang menentukan apakah janin masih ada setelah gumpalan darah
Ibu hamil bisa saja mengeluarkan gumpalan darah di awal kehamilan dan tidak mengalami gejala nyeri atau tidak biasa lainnya.
Bercak darah atau gumpalan kecil yang muncul sesekali pada tahap kehamilan ini seringkali tidak perlu dikhawatirkan. Namun, para ahli menyarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau dokter spesialis kandungan dan ginekologi (OB-GYN) jika melihat adanya perdarahan atau pembekuan darah selama kehamilan.
Jika ibu hamil melihat adanya perdarahan yang menggumpal selama awal kehamilan, disertai kram yang menyakitkan atau tidak nyaman, dapat menandakan sesuatu yang lebih serius.
Untuk memastikan kondisi janin, ada beberapa hal yang dokter atau tenaga medis lakukan jika keluar gumpalan darah.
1. Pemeriksaan USG / ultrasonografi
Dokter akan melihat secara visual apakah ada kantung kehamilan, materi janin, dan detak jantung janin. Jika dari USG masih terlihat kantung kehamilan dan detak janin terdeteksi, kemungkinan janin masih ada.
2. Evaluasi serviks dan mulut rahim (cervix)
Jika serviks masih tertutup, peluang mempertahankan kehamilan lebih besar dibandingkan jika serviks sudah terbuka.
3. Jumlah dan karakter perdarahan dan gumpalan
Apabila ibu hamil mengeluarkan banyak darah dan gumpalan besar atau jaringan yang keluar, kemungkinan jaringan janin atau plasenta turut keluar.
4. Gejala tambahan seperti kram hebat, nyeri perut, penurunan tanda-tanda vital
Jika Bunda merasakan nyeri hebat, tekanan darah turun, gejala syok, itu bisa menandakan keguguran aktif.
5. Level hormon kehamilan (hCG, progesteron)
Pemeriksaan darah untuk menunjukkan apakah hormon kehamilan tetap tinggi (menunjukkan pertumbuhan janin) atau menurun drastis (menunjukkan kemungkinan keguguran).
6. Riwayat kehamilan dan faktor risiko
Ibu dengan riwayat keguguran, usia kehamilan sangat muda, kelainan kromosom, atau masalah plasenta berisiko lebih tinggi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)