loading...
Foto: Doc. Istimewa
Banyak anak muda memiliki mimpi besar untuk menjadi ASN atau pejabat. Namun, salah satu kendala terbesar yang sering muncul adalah persyaratan pendidikan tinggi, seperti gelar sarjana atau kualifikasi akademik tertentu. Motivasi dan potensi mereka tinggi, tetapi akses ke pendidikan tinggi kerap terhambat oleh waktu, biaya, serta jarak menuju kampus. Bagi sebagian orang, kuliah di kota besar terasa tidak hanya mahal, tetapi juga menyita tenaga dan kondisi yang tidak mudah diikuti. Akibatnya, langkah awal menuju karier impian pun tertunda, meskipun semangat untuk berkembang tidak pernah padam.
Tantangan di Maluku Utara
Di Maluku Utara, tantangan ini terasa lebih nyata dibanding banyak daerah lain. Banyak keluarga masih menggantungkan hidup dari mata pencaharian tradisional seperti pertanian, perikanan, dan usaha kecil yang bergantung pada musim dan kondisi alam. Penghasilan yang cenderung fluktuatif membuat biaya pendidikan tinggi terasa sebagai beban besar yang membutuhkan banyak pertimbangan.
Selain itu, kondisi geografis berupa pulau-pulau yang terpisah membuat akses ke kampus besar tidak selalu mudah. Perjalanan antarpulau membutuhkan biaya transportasi tambahan, waktu perjalanan yang panjang, dan kesiapan meninggalkan keluarga. Belum lagi biaya akomodasi seperti kos, makan, dan kebutuhan hidup yang meningkat drastis ketika harus tinggal di kota besar.
Semua ini membuat banyak anak muda yang sebenarnya punya motivasi kuat menjadi ASN, justru menunda kuliah karena hambatan biaya dan repotnya kuliah di luar daerah terasa jauh lebih berat dibanding kemampuan mereka saat ini. Padahal, sebagian dari mereka memiliki kapasitas dan potensi besar untuk menjadi bagian dari pemerintahan atau memegang posisi strategis di masa depan.
Kebutuhan Pendidikan Fleksibel
Kondisi tersebut menuntut adanya jalur pendidikan yang lebih inklusif—fleksibel, tidak memberatkan biaya, dan tetap bisa ditempuh dari rumah sendiri. Anak muda yang bercita-cita menjadi ASN atau berkarier di sektor pemerintahan membutuhkan sistem yang memungkinkan mereka kuliah sambil tetap menjalankan aktivitas sehari-hari: membantu keluarga, bekerja sambilan, mengembangkan usaha, atau terlibat dalam komunitas lokal.
Dengan metode pendidikan yang tepat, meraih gelar sarjana tidak lagi menjadi hambatan yang menakutkan. Justru bisa menjadi langkah realistis untuk mempersiapkan diri lebih matang sebelum memasuki dunia kerja pemerintahan.
Solusi Pendidikan Tinggi yang Relevan dan Terjangkau
Di sinilah Universitas Terbuka (UT) hadir sebagai jawaban. UT adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Akreditasi A dari BAN-PT, tersertifikasi ISO 9001, serta mendapat pengakuan internasional melalui ICDE dan AAOU. Sistem pembelajaran berbasis online memungkinkan mahasiswa belajar tanpa harus hadir setiap hari di kampus bebas menyesuaikan jadwal dengan pekerjaan, aktivitas rumah, atau rutinitas lainnya.
.png)

















































