Ketahui Penyebab BAB Anak Keluar Tetesan Darah tapi Tidak Sakit

8 hours ago 2

Saat anak buang air besar dan terjadi pendarahan, tentu hal ini bisa membuat orang tua merasa panik dan cemas. Terlebih lagi jika kondisi tersebut muncul secara tiba-tiba dan tanpa adanya keluhan rasa sakit dari Si Kecil.

Situasi seperti ini sering kali menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran, terutama karena darah identik dengan luka atau kondisi medis yang serius. Apalagi, Si Kecil terkadang belum bisa menyampaikan apa yang dirasakan, sehingga membuat orang tua semakin khawatir.

Tidak adanya rasa sakit memang bisa membuat kondisi ini terlihat tidak mendesak. Namun, Bunda tetap perlu memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tubuh anak memiliki cara sendiri dalam menunjukkan adanya gangguan, dan terkadang sinyal-sinyal tersebut tidak selalu muncul dalam bentuk rasa nyeri atau demam.

Pada beberapa kasus, perubahan warna dan tekstur feses menjadi petunjuk awal yang tidak boleh diabaikan. Terlebih jika bercak atau tetesan darah muncul secara berulang, meski hanya sedikit, kondisi tersebut tetap patut diperhatikan.

Bagaimana pun bentuk dan teksturnya, darah dalam feses anak tetap memerlukan perhatian khusus, Bunda. Lantas, apa saja penyebab dari kondisi tersebut?

Penyebab BAB keluar tetesan darah

Terkadang, feses Si Kecil saat buang air besar bisa mengandung tetesan darah. Yuk, kenali penyebabnya menurut ulasan Cleveland Clinic untuk antisipasi kesehatan Si Kecil.

1. Ambeien (hemoroid)

Ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah di area rektum atau anus. Kondisi ini biasanya dipicu oleh tekanan berlebih, seperti saat mengejan atau mengangkat beban berat.

Meski bisa menyebabkan pendarahan, ambeien umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan Si Kecil. Namun, jika terjadi berulang atau disertai gejala lain, sebaiknya segera konsultasikan ke layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

2. Divertikulosis

Divertikulitis merupakan peradangan pada kantong kecil di usus besar bagian bawah. Saat kantong ini terinfeksi, pembuluh darah di sekitarnya bisa pecah dan menyebabkan pendarahan rektum. Jika Si Kecil mengalami kondisi tersebut, Bunda harus segera menghubungi dokter untuk menangani kesehatan Si Kecil.

3. Penyakit radang usus (IBD)

Penyakit radang usus (IBD) menyebabkan peradangan jangka panjang pada usus. Penyakit Crohn biasanya menyerang usus kecil, sedangkan kolitis ulseratif menyerang usus besar. Kondisi ini bisa menimbulkan nyeri perut, diare, dan pendarahan jika parah. 

4. Polip usus

Polip merupakan benjolan yang tumbuh di dinding usus besar dan bisa berdarah, terutama jika ukurannya besar atau berubah menjadi kanker. Pendarahan rektal yang tidak jelas penyebabnya, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan kolonoskopi untuk memastikan tidak ada kanker usus besar. 

5. Infeksi pada saluran pencernaan

Infeksi saluran pencernaan atau dikenal infeksi gastrointestinal (GI) atau gastroenteritis biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang menyerang lambung dan usus anak. 

6. Angiodysplasia

Angiodysplasia adalah kondisi di mana pembuluh darah di saluran pencernaan tumbuh tidak normal. Pembuluh darah ini bisa rapuh dan mudah berdarah, yang kadang membuat anak jadi kekurangan darah (anemia).

Biasanya, masalah ini terjadi di bagian usus besar, tapi bisa juga muncul di area pencernaan lainnya. Meski lebih sering dialami orang lanjut usia, kondisi ini juga bisa jadi salah satu penyebab perdarahan di saluran cerna bagian bawah. 

Cara mengatasi BAB keluar tetesan darah

Sering kali, pendarahan dari anus bisa berhenti sendiri, terutama kalau penyebabnya hanya sembelit. Dalam kasus seperti ini, biasanya tidak perlu pengobatan khusus. Tetapi jika penyebabnya lebih serius, perawatan akan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya, Bunda.

Misalnya, dokter akan memberikan antibiotik jika ada infeksi bakteri seperti H. pylori, obat untuk mengurangi asam lambung, atau obat anti-radang jika penyebabnya adalah peradangan usus (seperti kolitis). Dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan operasi, seperti untuk mengangkat polip atau bagian usus yang rusak karena kanker, divertikulitis, atau penyakit radang usus, dikutip dari WebMD.

Pada sejumlah kasus pendarahan pada feses yang ringan, Bunda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini yang dikutip dari WebMD. Simak selengkapnya untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

  1. Memberikan makanan yang tinggi serat agar buang air besar lebih lancar dan tidak memperparah wasir atau luka di anus (fisura).
  2. Bunda dapat mengarahkan Si Kecil untuk mandi air hangat (sitz bath) sebagai upaya mengurangi nyeri dan peradangan.
  3. Menggunakan krim wasir yang tersedia di apotek untuk meredakan rasa sakit, dan tetap aktif berolahraga agar pencernaan tetap lancar.

Makanan penyebab BAB berdarah yang sebaik dihindari

Sebagai upaya mencegah pendarahan pada BAB anak, Bunda perlu menghindari beberapa makanan yang memicu pendarahan pada BAB anak yang dikutip dari Healthline. Simak selengkapnya.

1. Bit

Bua bit tidak selalu dicerna atau diserap tubuh dengan cara yang sama pada setiap anak. Proses pemecahannya bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti pola makan. Pada sebagian pigmen ini bisa tetap utuh dan mencapai bagian akhir saluran pencernaan tanpa banyak berubah.

2. Tomat

Tomat memiliki warna merah yang berasal dari zat alami yaitu likopen, hal ini termasuk dalam kelompok karotenoid. Seperti halnya sayuran bit, tubuh setiap orang memproses likopen dengan cara yang berbeda, dan kadang pigmen ini tidak sepenuhnya dicerna sehingga ikut keluar bersama tinja. 

3. Paprika merah

Paprika merah, tomat, dan sayuran lainnya mengandung serat yang tidak sepenuhnya dicerna tubuh. Serat ini memperlambat pencernaan dan memberi makan bakteri baik di usus. Namun, jika makanan bergerak terlalu cepat dalam sistem pencernaan, serat bisa keluar dalam bentuk hampir utuh.

4. Makanan pedas

Cabai rawit yang menjadi favorit setiap orang memang terasa pedas karena mengandung capsaicin, senyawa yang menimbulkan sensasi panas dari mulut hingga bokong. Pada sebagian orang, capsaicin bisa memicu diare.

Jika parah, diare dapat menyebabkan robekan kecil di anus (fisura), sehingga menimbulkan darah berwarna merah terang, biasanya terlihat di tisu atau kloset. Pewarna merah dalam makanan pedas olahan, seperti keripik, juga bisa membuat tinja tampak kemerahan. Selain itu, kulit cabai yang tidak tercerna bisa ikut keluar bersama tinja.

5. Penyakit bawaan makanan dari daging merah dan unggas

Diare berdarah bisa menjadi tanda keracunan makanan, terutama akibat makan daging merah atau unggas yang terkontaminasi. Bakteri seperti Salmonella, E. coli, Campylobacter, dan Listeria sering jadi penyebabnya.

Beberapa kasus bisa sembuh sendiri, tapi ada yang memerlukan pengobatan atau antibiotik. Sebagai upaya untuk mencegahnya, pastikan daging dimasak dan disimpan dengan suhu yang tepat.

Demikian ulasan tentang penyebab BAB disertai pendarahan namun tidak sakit. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online