loading...
Sejumlah tokoh mendapat penghargaan Anugerah Karyanagara saat Kongres IAP Jakarta 2025 Auditorium Universitas Tarumanagara Jakarta Barat, Selasa (16/12/2025). Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Jakarta menggelar Kongres Daerah 2025. Kongres ini menetapkan Meyriana Kesuma sebagai ketua IAP Jakarta periode 2025-2028. Kongres Daerah IAP Jakarta juga menggelar talkshow dengan tema Jakarta 500: Planning the Global Future, terkait usia Jakarta yang akan memasuki 500 tahun pada 2027 mendatang.
Meyriana merupakan praktisi dan pengajar di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota-Real Estate Universitas Tarumanagara. Ia telah lama melintang sebagai perencana kota di Indonesia. Meyriana merupakan wanita pertama yang dipercaya menjadi ketua asosiasi profesi perencana kota terbesar di Jakarta.
Acara ini dibuka Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta Vera Revina Sari. Dalam sambutannya, Vera mengatakan, tema acara sangat relevan dengan kondisi Jakarta yang sedang bergerak menuju Kota Global yang berakar pada sejarah, budaya, dan inovasi pada 22 Juni 2027 mendatang. Baca juga: Toleransi Jadi Kunci Utama Mewujudkan Jakarta Kota Global
“Saya harapkan kongres ini bisa menunjukkan semangat kolektif kita bersama, adanya ruang bersama untuk para perencana, pelaku usaha dan stakeholders lainnya untuk bertukar gagasan, inovasi dan implementasi perencanaan yang up to date dan berkesinambungan dalam mencapai Jakarta sebagai salah satu poros kota global 2 tahun mendatang,” kata di lokasi acara Auditorium Universitas Tarumanagara Jakarta Barat, Selasa (16/12/2025).
Istilah kota global sudah hadir sejak 1990, dengan definisi kota yang menjadi pusat penting dalam mengatur pengorganisasian ekonomi global seperti New York, London, dan Tokyo. Dalam pengembangan kota global kriterianya beragam namun pada umumnya bertumpu pada sektor jasa global (keuangan, manajemen, dan hukum).
Kota global juga bisa berarti kota penyelenggara kegiatan internasional di bidang perdagangan, investasi, bisnis, pariwisata, kebudayaan, dan pendidikan. Kota ini juga menjadi pusat produksi produk strategis internasional menciptakan nilai ekonomi yang besar bagi warga dan daerah sekitar.
Agar bisa menjadi kota global, kota itu juga harus berbudaya. Bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal, inklusif, dan bisa mengakomodasi banyak kepentingan warga yang tinggal di dalamnya.
Senior Planner IAP Hendricus Andy Simarmata mengatakan, Oxford Economics pada 2024 meluncurkan data Global Cities Index yang menyebutkan Jakarta berada pada peringkat 284. "Nilai indeks Jakarta tergolong rendah, apalagi terkait quality of life dan environment," tegas Andy.
.png)

















































