Jakarta -
Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala apa pun bagi kebanyakan orang, biasanya ini langsung menyebabkan kejadian darurat seperti serangan jantung atau stroke.
Peristiwa ini biasanya baru terjadi ketika kolesterol tinggi menyebabkan pembentukan plak di arteri. Plak dapat mempersempit arteri sehingga lebih sedikit darah yang dapat melewatinya, Bunda.
Kemudian, pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri, hal inilah yang menyebabkan komplikasi serius.
Namun, tak sedikit juga orang yang beranggapan bahwa sakit di leher belakangan menjadi tanda-tanda kolesterol tinggi. Benarkah begitu, Bunda?
Apakah sakit di leher belakang jadi tanda kolesterol?
Dilansir dari laman detikcom, spesialis penyakit dalam dari Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Muhammad Imanuddin Nasution, SpPD, mengatakan leher belakang yang sakit belum tentu menjadi tanda kolesterol.
“Gejala leher bagian belakang terasa sakit dan kepala pusing belum tentu tanda dari kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah,” ujari Imanuddin.
“Untuk mengetahui apakah kolesterol tinggi atau tidak, sebaiknya diperiksakan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL pada pasien di faskes atau rumah sakit terdekat,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan terkait dislipidemia yang merupakan kondisi saat kadar kolesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, Hight Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, dan trigliserida dalam kadar yang tidak normal.
Kondisi itu seringkali tidak menimbulkan gejala khusus. Namun, biasanya baru disadari saat penderita melakukan pemeriksaan darah.
Meskipun sering tidak bergejala, Imanuddin mengatakan tanda yang biasa dikeluhkan pasien seperti bengkak pada kaki, tangan, badan serta seluruh tubuh. Selain itu, juga nyeri pada kaki, tangan, pundak, leher, dan lainnya.
Untuk memastikannya, Imanuddin menyarankan segera konsultasikan kepada dokter atau dokter spesialis penyakit dalam agar mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyebab kolesterol tinggi
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ada beberapa faktor gaya hidup dan genetika yang berperan dalam menyebabkan kolesterol tinggi. Ini termasuk:
- Kebiasaan makan: Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh atau lemak trans dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
- Obesitas: Penyakit kompleks ini melibatkan kelebihan lemak tubuh.
- Kurang olahraga: Latihan fisik dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL dalam tubuh.
- Alkohol: Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan kolesterol total.
- Usia: Bahkan anak kecil pun bisa mengalami kolesterol tinggi. Namun, kondisi ini jauh lebih umum terjadi pada orang di atas 40 tahun. Seiring bertambahnya usia, kemampuan hati untuk membuang kolesterol jahat menjadi berkurang.
Tips pola hidup sehat untuk mencegah kolesterol
Perubahan gaya hidup sehat jantung dapat menurunkan dan mencegah kolesterol tinggi. Berikut beberapa tips yang dapat Bunda ikuti:
- Konsumsi makanan yang berfokus pada protein rendah lemak, buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian utuh. Batasi juga natrium dan gula tambahan.
- Batasi asupan lemak jenuh dan lemak trans. Sebagai gantinya, Bunda dapat mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak sehat seperti ikan berlemak atau berminyak, kacang-kacangan, dan minyak zaitun atau minyak kanola.
- Menurunkan berat badan berlebih dan mempertahankannya dalam angka yang normal atau ideal bagi masing-masing tubuh.
- Mulai rutin latihan fisik atau olahraga. Langkah ini dianjurkan hampir setiap hari dalam seminggu selama minimal 30 menit.
- Kurangi konsumsi alkohol, kalaupun ada. Batasi konsumsi alkohol hingga maksimal satu gelas sehari untuk perempuan dan maksimal dua gelas sehari untuk laki-laki.
- Jika merokok, cobalah untuk berhenti. Minta tim perawatan untuk membantu berhenti dan menjauhkan produk tembakau itu.
Nah, itulah penjelasan tentang leher belakang yang sakit ternyata belum tentu menjadi tanda kolesterol. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)