Louis Tomlinson Ungkap Luka Lama Saat One Direction Bubar: Rasanya Seperti...

4 hours ago 2

Louis Tomlinson Louis Tomlinson Ungkap Luka Lama Saat One Direction Bubar: Rasanya Seperti... / Foto: Instagram/louist91

Jakarta, Insertlive -

Hampir satu dekade berlalu sejak One Direction resmi bubar, namun Louis Tomlinson rupanya masih menyimpan luka dari momen pahit itu.

Ia mengaku sulit melupakan hari ketika dirinya dan ketiga rekan bandnya - Harry Styles, Niall Horan, dan mendiang Liam Payne - sepakat untuk berpisah pada tahun 2016.

Dalam podcast Diary of a CEO, Louis mengenang suasana menyedihkan yang terjadi saat itu.


"Hari itu suasananya terasa dingin. Aku masih sangat mengingat momen itu," kenang pelantun Back to You tersebut, dikutip Sabtu (11/10).

IKUTI QUIZ

Meski sejak awal ia sudah bisa merasakan arah perjalanan One Direction mulai berubah, Louis mencoba berpikir positif dan menepis perasaan itu. Namun, pada akhirnya ia tak bisa lagi mengabaikan kenyataan pahit tersebut.

"Itu benar-benar menyakitkan. Aku baru memproses semuanya setelah band itu bubar. Rasanya seperti sedang berduka," ungkap penyanyi berusia 33 tahun itu.

Louis menjelaskan, meski ia pernah mengalami kehilangan sebelumnya, perpisahan One Direction terasa berbeda. Ia menggambarkan suasananya sebagai momen yang penuh kehampaan dan sulit diterima.

"Biasanya kami selalu saling mendukung dan mengikuti arus. Tapi kali ini, ketika kamu harus sedikit egois, rasanya sangat berbeda," tuturnya.


Perubahan besar mulai terasa sejak Zayn Malik memutuskan hengkang pada 2015. Sejak saat itu, arah band mulai tak menentu.

"Energinya berbeda, ada kehampaan di ruangan itu. Kami semua sudah tahu ke mana arah semuanya akan berakhir," kata Louis.

Saat keputusan untuk berpisah sementara diumumkan, Louis sebenarnya tidak nyaman dengan istilah hiatus yang dipilih kala itu.

"Aku cuma ingin tahu berapa lama jeda ini akan berlangsung. Setahun? Dua tahun? Lima tahun? Tapi aku tidak pernah dapat jawaban pasti," ucapnya jujur.

Kini, setelah waktu berlalu, Louis menyadari bahwa tak semua orang yang terlibat saat itu punya keberanian untuk mengungkap kebenaran di balik keputusan besar tersebut.

"Aku pikir mereka sudah tahu kenyataannya. Dan itulah yang membuat semuanya terasa begitu berat," tutupnya.

(ikh/ikh)


Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online