Peluncuran Smartphone Tipis iPhone Air 17 Dibayangi Kegagalan Samsung S25 Edge

10 hours ago 1

Selular.ID – Apple akhirnya menghadirkan iPhone Air 17 super tipisnya ke pasar China setelah jeda yang memungkinkan operator lokal mempersiapkan perangkat khusus eSIM tersebut.

Pre-order dimulai 17 Oktober setelah operator domestik, termasuk China Mobile, mendapatkan persetujuan untuk mendukung fitur tersebut.

Selanjutnya, perangkat ini akan tersedia di toko-toko pada 22 Oktober, ujar juru bicara perusahaan.

Peluncuran penjualan ini bertepatan dengan kunjungan terbaru CEO Tim Cook ke China, di mana ia mengunggah tentang pertemuannya dengan pencipta Labubu, Kasing Lung, dan mengunjungi toko Apple di Shanghai.

Dalam kunjungannya, Cook juga mengumumkan donasinya kepada Universitas Tsinghua, perguruan tinggi paling bergengsi di negara itu.

iPhone Air yang ramping dan ringan tidak menggunakan kartu SIM fisik, menjadikannya ponsel pintar pertama Apple yang hanya menawarkan konektivitas eSIM.

Dengan eSIM, semua teknologi jaringan selular tertanam langsung ke dalam ponsel.

Dalam acara peluncuran iPhone 17 Series pada September lalu, Apple menjelaskan bahwa penghapusan slot SIM memungkinkannya untuk menempatkan baterai yang lebih besar di dalam ponsel tipis tersebut.

Di China, pasar penting bagi Apple, operator selular terbilang lambat dalam membangun dukungan eSIM, yang mengakibatkan peluncuran Air yang terhambat di sana.

Baca Juga: iPhone 17 Air Rencananya Hadir dengan Desain Lebih Tipis

Sejauh ini, iPhone 17, 17 Pro, dan 17 Pro Max masih menerima SIM fisik di beberapa negara termasuk China, tetapi tidak di AS.

Penetrasi eSIM yang lambat di China disebabkan oleh regulasi dan kendali pemerintah atas sektor telekomunikasi, yang menyebabkan keterlambatan dalam persetujuan teknologi baru dan akses pasar untuk produk-produk asing seperti iPhone khusus eSIM Apple.

Faktor-faktor lain termasuk tantangan teknis dan lokalisasi data serta kekhawatiran operator tentang keamanan dan model bisnis.

Namun, hambatan regulasi telah diatasi, dan operator Tiongkok mulai meluncurkan layanan eSIM, yang menunjukkan peningkatan pesat dalam adopsi eSIM dalam waktu dekat.

Di wilayah yang hanya mendukung eSIM, Apple menyertakan baterai berukuran lebih besar. Media berita China Jiemian sebelumnya melaporkan tanggal penjualan iPhone Air.

Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini diperkirakan juga mengumumkan beberapa produk dalam waktu dekat ini, termasuk iPad Pro, MacBook Pro, dan headset Vision Pro yang diperbarui.

Kehadiran Tim Cook di China, sejatinya merupakan upaya mendorong penjualan iPhone Air 17. Pasalnya, sejumlah analis menilai smartphone tipis besutan Apple ini, berpotensi kurang disambut antusias oleh konsumen.

Morgan Stanley misalnya, mengamati bahwa iPhone Air menghadapi “kelemahan relatif” dalam hal permintaan dibandingkan dengan iPhone 17, 17 Pro, dan 17 Pro Max, yang mengalami permintaan awal yang kuat.

Meskipun beberapa sumber menyatakan iPhone Air “gagal”, sumber lain memberikan konteks seperti potensi sensitivitas harga, dan kinerja keseluruhan yang kuat dari model iPhone 17 lainnya, yang mendorong Morgan Stanley untuk menaikkan estimasi keuangannya untuk Apple.

Beberapa analis lain lebih meyakini bahwa pasar memprioritaskan disrupsi fungsional, dan fokus iPhone Air pada desain yang sangat ramping mungkin tidak terlalu menarik dibandingkan fitur-fitur lainnya.

Apalagi iPhone Air tidak memiliki lensa telefoto dan ultra lebar seperti pada model Pro, yang mungkin menjadi faktor signifikan bagi sebagian konsumen, meskipun beberapa data menunjukkan banyak yang mungkin tidak sering menggunakannya.

Persoalan lain yang juga menjadi kekurangan iPhone Air adalah kapasitas baterai yang lebih rendah dibandingkan model iPhone 17 lainnya, sehingga menjadi titik lemah yang signifikan bagi para pengguna aktif.

Sejatinya, masih terlalu dini untuk menilai penjualan iPhone Air. Pasalnya, perangkat ini baru meluncur di pasar China.

Bagaimanapun, prediksi akan kegagalan iPhone Air tampaknya tak bisa dilepaskan dari penjualan yang mengecewakan dari lini flagship Samsung S25 Edge.

Dengan desain super tipis, Samsung S25 Edge akan menjadi game changer di lini smartphone premium, karena menawarkan faktgor estetika lebih dari yang diharapkan oleh pengguna.

Sayangnya, menurut laporan Hana Investment & Securities, smartphone tipis besutan raksasa Korea Selatan itu tak mampu mengulang sukses pendahulunya.

Hana Investment mencatat pengiriman unit Galaxy S25 Edge hingga Agustus 2025 hanya mencapai 1,31 juta unit secara global.

Angka ini menjadi anomali jika dibandingkan dengan model lain dalam seri yang sama: Galaxy S25 (standar): 8,28 juta unit, Galaxy S25+: 5,05 juta unit, Galaxy S25 Ultra: 12,18 juta unit.

Secara agregat, Galaxy S25 Edge hanya berkontribusi sekitar 4,8% dari total penjualan lini S25 yang mencapai 26,82 juta unit.

Rasio kontribusi di bawah 5% ini secara efektif mengklasifikasikan S25 Edge sebagai produk gagal secara komersial.

Alokasi sumber daya untuk riset, produksi, dan pemasaran menjadi tidak efisien, pada akhirnya memaksa Samsung untuk mengambil keputusan drastis, membatalkan generasi selanjutnya, S26 Edge.

Dengan mengesampingkan S26 Edge, Samsung diprediksi akan kembali fokus pada strategi tiga pilar yang terbukti berhasil.

Vendor yang berbasis di Seoul itu, akan meluncurkan Galaxy S26 Pro, S26 Plus, dan S26 Ultra pada Januari mendatang.

Apakah prediksi iPhone Air akan mengulang kegagalan Samsung S25 Edge, tentu waktu yang kelak menjawabnya.

Meski demikian, raksasa teknologi itu, akan melaporkan pendapatan kuartal berikutnya pada 30 Oktober mendatang, yang akan memberikan gambaran awal tentang seberapa baik penjualan jajaran iPhone baru.

Baca Juga: Erajaya Ungkap Geliat Pre-order iPhone 17 Capai Belasan Ribu Unit

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online