Peraih Nobel Perdamaian Pro-Israel dan Dukung Gerakan Anti-Muslim, Dunia Islam Marah Besar

6 hours ago 1

loading...

Maria Corina Machado dinilai pro-Israel dan mendukung gerakan Anti-Muslim. Foto/X/@NobelPrize

CARACAS - Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam keras keputusan "tidak adil" Komite Nobel untuk memberikan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini kepada pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado. Itu dikarenakan alasan "dukungannya" terhadap Partai Likud Israel dan fasisme anti-Muslim di Eropa.

CAIR menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "Nyonya Machado adalah pendukung vokal Partai Likud Israel yang rasis dan awal tahun ini beliau menyampaikan pidato di sebuah konferensi fasis Eropa, termasuk Geert Wilders dan Marie Le Pen, yang secara terbuka menyerukan Reconquista baru, merujuk pada pembersihan etnis Muslim dan Yahudi Spanyol pada tahun 1500-an."

Kelompok hak asasi Muslim AS tersebut menekankan bahwa penghargaan tersebut "seharusnya diberikan kepada individu yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang, bukan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negara mereka sendiri sambil mendukung rasisme, kefanatikan, dan fasisme di luar negeri."

Peraih Nobel Perdamaian Pro-Israel dan Dukung Gerakan Anti-Muslim, Dunia Islam Marah Besar

1. Mendukung Israel dan Fasisme Anti-Muslim

"Kami menyerukan kepada Machado untuk mencabut dukungannya terhadap Partai Likud dan fasisme anti-Muslim di Eropa," kata CAIR, dilansir Al Jazeera. Mereka mendesak Komite Nobel untuk "mempertimbangkan kembali keputusannya, yang telah merusak reputasinya sendiri."

Kelompok tersebut menambahkan bahwa "seorang fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut bersama orang-orang seperti Dr. Martin Luther King, Jr., dan para peraih Nobel Perdamaian lainnya yang layak."

Kelompok tersebut mengatakan "komite Hadiah Nobel Perdamaian seharusnya memberikan penghargaan kepada seorang penerima penghargaan yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang," seperti "mahasiswa, jurnalis, aktivis, tenaga medis yang telah mempertaruhkan karier dan bahkan nyawa mereka untuk menentang kejahatan zaman kita: genosida di Gaza."

Baca Juga: Trump Berterima Kasih Putin Kritik Hadiah Nobel Perdamaian yang Gagal Diraih Presiden AS

2. Membenci Perjuangan Rakyat Palestina

Secara terpisah, para kritikus mempertanyakan dukungan Machado yang blak-blakan terhadap Israel. Ia menyatakan solidaritasnya dengan negara tersebut setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, mengutuk apa yang disebutnya "serangan teroris" oleh kelompok Palestina tersebut dan mengatakan terorisme "harus dikalahkan dengan segala cara, apa pun bentuknya".

Genosida Israel di Gaza sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 67.190 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan, dan telah menghancurkan sebagian besar wilayah di daerah kantong yang terkepung dan dilanda kelaparan tersebut, tempat hampir dua juta penduduknya telah mengungsi secara paksa.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online