loading...
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing memberikan keterangan pers terkait kasus pengoplosan elpiji 3 Kg di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (17/9/2025). Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengungkap lima kasus pengoplosan elpiji 3 kg ke tabung gas portable. Pengungkapan ini dilakukan selama periode bulan Juli sampai dengan Agustus 2025.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing menjelaskan modus pelaku yaitu dari satu tabung elpiji 3 kg bersubsidi dapat dihasilkan 10-11 tabung gas portable berbagai merek. Pemindahan gas dari tabung elpiji 3 kg bersubsidi ke tabung gas portable dilakukan dengan menggunakan alat suntik, yaitu regulator gas rakitan (yang sudah dimodifikasi). “Kemudian dilakukan penimbangan dengan alat timbang digital untuk mengetahui berat masing-masing tabung gas portable," katanya, Rabu (17/9/2025). Baca juga: Bareskrim Bongkar Sindikat Pengoplos Elpiji Subsidi 3 Kg, Kerugian Negara Miliaran
Keuntungan yang diperoleh tersangka dari pengoplosan ini sekitar Rp38.000-93.000. Elpiji ini dijual secara online di media sosial, e-comerce, dan konvensional atau konsumen datang langsung ke tempat tinggal tersangka. "Tersangka berhasil menarik konsumen karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan harga resmi/harga pasaran," jelasnya.
Enam orang tersangka yang telah berhasil ditangkap, beinisial IR (26 tahun), BK (32 tahun), FS (38 tahun), NT (20 tahun), HT (38 tahun), dan AA (24 tahun). Mereka ditangkap di berbagai lokasi di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Barang bukti yang berhasil diamankan yaitu 11 tabung elpiji 3 kg, 2 tabung gas kosong 3 kg, 557 kaleng portable isi, 442 tutup kaleng portable, 7 regulator, 2 timbangan digital dan 4 unit handphone.
Kapolres mengimbau masyarakat tidak membeli tabung gas portable di bawah harga pasaran. Hal ini karena berpotensi mengancam keselamatan dan keamanan karena mudah terbakar. ”Bagi para pelaku yang masih melakukan praktik pengoplosan elpiji 3 kg kita minta agar dihentikan dari sekarang karena pasti akan kita lakukan tindakan tegas berupa penangkapan,” tegasnya. Baca juga: Hadirkan Rasa Aman Masyarakat, Polres Priok dan TNI Gelar Patroli Skala Besar
Para tersangka dikenakan Pasal 32 ayat 2 Jo Pasal 30 dan Pasal 31 UU No 2/1981 tentang Metrologi Legal. Kemudian Pasal 62 Ayat (1) jo Pasal 8 Ayat (1) huruf b dan c UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 55 UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang diubah pada Pasal 40 Angka 9 UU No 6/2023 tentang Penetapan Perppu No 2/2022 tentang Cipta Kerja. Ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara.
(poe)