Jakarta -
Kehamilan sering dikaitkan dengan gejala awal yang dirasakan perempuan. Namun, sejumlah perempuan malah tidak merasakan apa-apa padahal hasil tes kehamilan menunjukkan dua garis. Apa kondisi ini normal atau tanda bahaya?
Layan Alrahmani, M.D., dokter kandungan dan ginekolog, MFM, menjelaskan bahwa memang tidak umum hamil tanpa gejala kehamilan. Tapi itu mungkin saja terjadi.
"Tidak ada yang bisa diprediksi tentang gejala apa yang akan dialami seorang perempuan saat hamil, atau bahkan apakah ia akan mengalami gejala yang sama dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya," kata Alrahmani dilansir dari BabyCenter.
Ia mencontohkan, sejumlah perempuan akan mengalami morning sickness sepanjang waktu. Sedangkan yang lain tak pernah merasakan morning sickness. Beberapa ibu merasa kelelahan sejak awal dan yang lainnya baru merasa lelah di akhir kehamilan, jika memang merasa lelah.
"Mungkin gejala cukup samar sehingga Anda tidak menyadarinya," ujar Alrahmani.
Positif hamil tanpa gejala, normalkah?
Alrahmani menegaskan, jika hasil tes kehamilan positif kemungkinan besar hamil meskipun tidak menunjukkan gejala apapun. Begitu Bunda menjalani USG dini dan terdeteksi detak jantung janin maka hal itu tak terbantahkan.
Beberapa perempuan mengalami kehamilan samar, yang berarti perempuan tersebut tidak menyadari sedang hamil hingga akhir kehamilan.
Menurut ClevelandClinic, sekitar 1 dari 475 perempuan tidak tahu sedang hamil hingga sekitar 20 minggu, dan 1 dari 2.500 perempuan tidak tahu bahwa mereka sedang hamil hingga persalinan.
Namun normalkah jika hamil tanpa gejala kehamilan? Ya, itu sering kali normal. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), setiap individu mengalami gejala yang sangat bervariasi.
Sebagian perempuan mulai merasakan gejala sejak usia kehamilan 2-4 minggu, sementara yang lain baru mengalaminya setelah memasuki trimester kedua. Bahkan ada yang hampir tidak merasakan gejala sama sekali hingga melahirkan.
“Beberapa orang hanya tahu mereka hamil karena mereka melewatkan siklus menstruasi dan berpikir untuk melakukan tes kehamilan,” kata Paul Sparkzak, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Duke dikutip dari TheBump.
Perempuan lain mungkin bahkan tidak menyadari keterlambatan menstruasi dan baru menyadari kehamilan setelah beberapa minggu.
Maris K. Toland, MD, seorang dokter kandungan di Dartmouth Hitchcock Clinics di Bedford, New Hampshire mengatakan, keterlambatan menstruasi, nyeri payudara, dan mual adalah gejala awal kehamilan yang paling umum.
Namun, sejumlah perempuan mungkin juga merasakan kelelahan, sering ingin buang air kecil, menginginkan (atau merasa jijik) terhadap makanan tertentu, dan mengalami perubahan suasana hati.
"Sulit diprediksi sebelumnya. Sebagian besar pasien saya mengalami setidaknya beberapa perubahan yang nyata, tetapi terkadang tidak terlihat jelas!" kata Toland.
Alasan ibu hamil tidak merasakan gejala kehamilan
Seorang perempuan bisa saja menjalani seluruh kehamilan tanpa mengalami gejala umum kehamilan. Namun ada juga yang mendengar detak jantung bayi, merasakan gerakannya tapi mungkin cukup beruntung tidak mengalami sejumlah gejala yang tidak menyenangkan selama kehamilan. Apa alasannya?
"Kami tidak tahu mengapa beberapa perempuan tidak mengalami gejala, atau beberapa gejala dan yang lainnya tidak. Tetapi hal ini tidak memengaruhi kesehatan kehamilan," kata Alrahmani.
Menurutnya, memang sulit mempercayai perempuan hamil tanpa mengalami gejala apapun. Ini bisa membuat sejumlah ibu merasa stres takut ada yang salah dengan kehamilannya.
Inilah sejumlah keluhan ibu hamil yang tak mengalami gejala kehamilan.
"Saya hamil enam setengah minggu. Tidak ada sedikit pun mual di pagi hari. Tidak ada ngidam, tidak ada kram, tidak ada kelelahan. Saya sangat khawatir karena tidak ada gejala."
"Meskipun usia kehamilan saya baru 5 minggu hari ini, saya tidak merasa hamil dan menantikan USG. Saya tahu tidak ada gejala tidak berarti apa-apa, tetapi saya ingin sekali merasakan kehamilan agar saya bisa mulai memahaminya."
"Sangat mengkhawatirkan tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, ini normal bagi segelintir orang yang beruntung. Saya rasa kita harus menikmatinya."
Sejumlah pendapat bermunculan. Ibu hamil yang tidak bergejala kemungkinan disebabkan respons tubuhnya terhadap hormon Human chorionic gonadotropin (hCG) dan progesteron. Ini karena tidak semua tubuh sensitif dengan lonjakan hormon kehamilan.
Perempuan tidak bergejala kehamilan bisa karena waktu implantasi yang lebih lambat. Gejala biasanya baru muncul setelah embrio menempel sempurna di rahim.
Kondisi medis tertentu pada sejumlah perempuan terkadang membuatnya tak mengalami gejala awal kehamilan atau tak menyadarinya. Seorang perempuan yang menstruasinya tidak teratur sulit untuk menyadari terlambat haid.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi medis yang relatif umum yang menyebabkan anovulasi (ketika sel telur tidak dilepaskan dari ovarium selama siklus menstruasi) dan menstruasi yang tidak teratur.
"Kadang-kadang orang bisa mengalami jeda dua, tiga, terkadang empat bulan di antara siklus menstruasi," kata Sparkzak.
Penyakit lain atau perubahan hidup juga dapat membuat gejala kehamilan lebih mudah terlewat. Seorang perempuan mungkin salah mengira mual atau kelelahan dini sebagai penyakit virus seperti flu. Dan banyak orang yang mengalami nyeri payudara saat menstruasi atau jika mereka menggunakan jenis hormon tertentu untuk kontrasepsi.
"Jika seseorang tidak mengalami gejala yang mendorong mereka untuk melakukan tes, kehamilan bisa sudah cukup lanjut sebelum mereka menyadari" bahwa mereka hamil," tambah Toland.
Kondisi mental dan gaya hidup sehat ibu hamil juga bisa membuatnya tak bergejala kehamilan. Ibu yang cukup istirahat, aktif, serta tidak stres merasa lebih fit.
Kasus kehamilan samar (yang jauh lebih jarang), ketika seorang ibu tidak menyadari kehamilannya hingga ia melahirkan, dapat disebabkan gangguan kejiwaan. Pada kasus lain, kehamilan ini terkait dengan trauma di masa kanak-kanak atau trauma saat pembuahan (seperti pemerkosaan atau inses).
"Terkadang seseorang mungkin mencurigai kehamilan, tetapi karena keadaan hidup yang menantang atau bahkan faktor kejiwaan, seperti riwayat trauma, mereka mungkin tidak dapat atau tidak mau menerima kemungkinan kehamilan dan oleh karena itu tidak akan mencari perawatan prenatal," kata Toland.
Selain itu, ibu yang hamil kedua atau lebih juga terkadang tak mengalami gejala karena tubuhnya sudah beradaptasi, sehingga merasakan gejala yang lebih ringan atau samar.
Ibu hamil tanpa gejala kehamilan berisiko besar keguguran?
Toland menegaskan bahwa tidak mengalami gejala kehamilan bukan berarti berisiko lebih tinggi mengalami keguguran. Namun, ia menambahkan bahwa banyak keguguran di awal kehamilan terjadi bahkan sebelum seseorang menyadari bahwa mereka hamil (jadi gejalanya mungkin belum muncul).
Faktanya, hanya 1 dari 10 kehamilan yang sebelumnya dikonfirmasi oleh dokter berakhir dengan keguguran. Lebih lanjut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika perempuan tidak mengalami gejala kehamilan tetapi hasil USG normal saat kunjungan prenatal saat usia kehamilan antara 6 dan 11 minggu, risiko keguguran kurang dari 2 persen.
"Jika Anda hamil tanpa gejala, penting untuk mempertimbangkan gambaran yang lebih besar. Jika kehamilan Anda baik-baik saja dan tidak mengalami mual atau [masalah] lainnya, jangan panik," kata Toland.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)