Profil Saleh Aljafarawi, Influencer Palestina yang Ditembak Mati di Gaza

4 hours ago 1

loading...

Saleh Aljafarawi menjadi terkenal karena videonya yang meliput perang dua tahun Israel di Gaza. Foto/Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera

GAZA - Konflik panjang antara Israel dan Palestina telah melahirkan banyak suara dari dalam Jalur Gaza, namun hanya sedikit yang mampu menembus batas sensor dan perhatian dunia internasional seperti Saleh al-Jafarawi. Ia dikenal sebagai salah satu wajah paling populer dari Gaza di media sosial, seorang pemuda yang berani melaporkan tragedi kemanusiaan secara langsung dari lokasi perang.

Dengan gaya penceritaan yang emosional dan autentik, Saleh merekam kesedihan, ketakutan, dan harapan rakyat Palestina di tengah puing-puing kehancuran.

Namun perjalanan hidupnya berakhir tragis ketika ia ditembak mati di Gaza pada 12 Oktober 2025. Kematian Saleh bukan hanya kehilangan bagi komunitas jurnalis dan aktivis kemanusiaan, tetapi juga simbol dari risiko ekstrem yang dihadapi oleh para pewarta kebenaran di zona perang paling berbahaya di dunia.

Latar Belakang dan Awal Kehidupan

Saleh al-Jafarawi lahir pada 22 November 1997 di Kota Gaza, Palestina. Ia tumbuh besar dalam situasi yang tidak pernah benar-benar damai, di bawah blokade Israel dan dalam kondisi ekonomi serta sosial yang menekan.

Sejak kecil, Saleh sudah akrab dengan pemandangan kehancuran, sirene serangan udara, dan rasa kehilangan yang menghantui sebagian besar keluarga Palestina.

Pengalaman itu membentuk kepekaannya terhadap penderitaan rakyatnya. Meskipun tidak berasal dari keluarga media atau jurnalis, ia menumbuhkan minat besar terhadap dunia dokumentasi dan komunikasi.

Berbekal ponsel sederhana dan semangat menyampaikan kenyataan, Saleh mulai mengunggah potongan kehidupan sehari-hari di Gaza ke media sosial sejak akhir dekade 2010-an.

Awalnya, kontennya berisi kisah kemanusiaan dan potret realitas hidup di bawah blokade, tetapi kemudian berkembang menjadi laporan lapangan di tengah konflik.

Perjalanan Karier sebagai Jurnalis dan Influencer

Popularitas Saleh meningkat pesat sejak 2023, terutama setelah meningkatnya ketegangan militer di Jalur Gaza. Di tengah terbatasnya akses media internasional, ia menjadi salah satu sumber informasi paling penting dari dalam wilayah konflik.

Saleh dikenal bukan hanya karena keberaniannya, tetapi juga karena kemampuannya menyampaikan kisah dengan cara yang menyentuh hati.

Melalui akun Instagram, TikTok, dan platform lain, ia memperlihatkan wajah-wajah manusia di balik statistik perang — anak-anak yang kehilangan keluarga, rumah-rumah yang rata dengan tanah, dan tenaga medis yang bekerja tanpa henti.

Gaya komunikasinya yang lugas, penuh empati, dan kadang disertai narasi religius membuat banyak orang di seluruh dunia merasa terhubung dengan penderitaan rakyat Gaza.

Akun Instagram Saleh bahkan sempat mencapai jutaan pengikut sebelum akhirnya beberapa kali dihapus karena laporan dan pembatasan konten perang. Namun setiap kali akun barunya muncul, pengikutnya selalu cepat bertambah kembali, menunjukkan seberapa besar pengaruh dan kepercayaan publik terhadapnya.

Ia menjadi suara bagi mereka yang tidak bisa berbicara — anak yatim, korban sipil, dan pengungsi yang hidup di bawah ancaman serangan harian Israel. Karena perannya inilah Saleh sering disebut sebagai “mata dan telinga Gaza”.

Konten Viral dan Pengaruh Sosial

Salah satu video yang membuat nama Saleh mendunia adalah kisah Hadiya Nassar, seorang nenek Palestina berusia 80 tahun yang ia temui pada tahun 2024.

Dalam video tersebut, Saleh menunjukkan kartu identitas nenek itu dan berkata Hadiya lebih tua dari negara Israel, yang berdiri pada tahun 1948.

Video itu viral di seluruh dunia dan menjadi simbol panjangnya penderitaan rakyat Palestina. Beberapa bulan kemudian, ketika sang nenek tewas ditembak sniper Israel, Saleh mengumumkan kabar duka itu dengan penuh emosi, dan unggahannya diikuti jutaan kali di berbagai platform.

Selain kisah tersebut, banyak liputan Saleh yang menunjukkan keberanian luar biasa. Ia kerap melaporkan langsung dari lokasi pengeboman, bahkan di tengah reruntuhan gedung yang masih mengeluarkan asap.

Kadang ia berdiri di depan rumah sakit yang baru saja diserang, dengan suara bergetar menahan sedih. Potongan-potongan video itu memperlihatkan kombinasi antara keberanian, empati, dan kejujuran — karakter yang membuatnya sangat dicintai banyak orang, terutama generasi muda Palestina dan para aktivis internasional.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online