Riwayat Pendidikan Mari Elka Pangestu, Ekonom Indonesia dan Mantan Direktur Bank Dunia

4 hours ago 1

loading...

Mari Elka Pangestu dikenal sebagai salah satu ekonom paling berpengaruh di Indonesia dan dunia. Foto/Dok/SINDOnews.

JAKARTA - Mari Elka Pangestu dikenal sebagai salah satu ekonom paling berpengaruh di Indonesia dan dunia. Selain pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia selama tiga tahun hingga Maret 2023, ia juga pernah dipercaya sebagai Menteri Perdagangan Indonesia (2004–2011) serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011–2014).

Di balik kariernya yang gemilang, sosok Mari Elka Pangestu memiliki latar pendidikan ekonomi yang solid dan mendunia. Berdasarkan beberapa sumber, berikut ini profil Mari Elka Pangestu.

Baca juga:Mengenal Sosok Mari Elka Pangestu: Menteri Perempuan Tionghoa Pertama yang Jadi Petinggi Bank Dunia

Lulusan ANU dan Peraih Gelar Ph.D. dari University of California, Davis

Perjalanan akademik Mari Elka Pangestu dimulai dengan meraih gelar Sarjana dan Master di bidang Ekonomi dari Australian National University (ANU). Atas kiprah dan kontribusinya dalam kebijakan ekonomi global, ANU juga menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) kepadanya.

Puncak pendidikannya ditempuh di University of California, Davis, Amerika Serikat. Pada tahun 1986, Mari Pangestu resmi meraih gelar Ph.D. dengan spesialisasi ekonomi makro dan perdagangan internasional. Keahlian ini kemudian menjadi fondasi kuat perannya dalam berbagai kebijakan ekonomi nasional dan forum global.

Baca juga: Mari Elka Pangestu Jadi Utusan Khusus Presiden Prabowo, Apa Tugasnya?

Mengabdi di Dunia Akademik Indonesia

Selain berkiprah di level internasional, Mari Pangestu juga aktif di dunia pendidikan Tanah Air. Ia menjadi profesor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) serta mengajar di Departemen Ilmu Ekonomi.

Dikenal di Forum Ekonomi Dunia hingga Dewan Internasional

Sejak awal kariernya, Mari Elka Pangestu aktif dalam isu perdagangan internasional, sektor keuangan, ekonomi makro, dan reformasi kebijakan. Ia pernah terlibat dalam Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) dan menjadi konsultan bagi berbagai organisasi global.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online