Selular.id – Samsung Electronics secara resmi memperkenalkan ponsel lipat tiga lipat pertamanya, Galaxy Z TriFold.
Peluncuran ini menjadi penanda ambisi Samsung dalam menguasai pasar perangkat lipat premium, sekaligus mendahului rencana Apple yang dikabarkan akan merilis iPhone lipat pertamanya pada musim gugur mendatang.
Perangkat dengan dua engsel ini akan mulai dijual di Korea Selatan pada 12 Desember dengan harga 3,59 juta won atau setara Rp40,8 juta.
Samsung memperkenalkan Galaxy Z TriFold dalam sebuah acara di Seoul pada Selasa (2/12/2025).
Kehadiran perangkat ini memamerkan keahlian teknologi Samsung dalam kategori perangkat lipat, meskipun segmen ini masih dianggap niche dan belum benar-benar populer di kalangan konsumen umum.
Smartphone ini merupakan bagian dari segmen kecil ponsel lipat yang dilengkapi dua engsel, sebuah mekanisme yang memungkinkannya berubah menjadi perangkat berukuran tablet yang lebih besar.
Perusahaan asal Korea Selatan itu berencana menjual ponsel lipat tiga ini di pasar Amerika Serikat, meski harga resminya untuk wilayah tersebut belum diumumkan.
Selain AS dan Korea Selatan, Galaxy Z TriFold juga akan tersedia di sejumlah pasar strategis lainnya, termasuk China, Taiwan, Singapura, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Langkah ini menunjukkan komitmen Samsung untuk menguji dan memperluas pasar untuk teknologi lipat terbarunya.
Peluncuran Galaxy Z TriFold ini terjadi dalam waktu yang cukup menarik, yaitu beberapa bulan sebelum Apple Inc. diperkirakan akan mengumumkan iPhone lipat pertamanya.
Produk Apple yang dinantikan itu, dijadwalkan rilis pada musim gugur mendatang, dikabarkan akan mengusung desain buku, mirip dengan konsep yang telah diadopsi Samsung pada seri Galaxy Z Fold.
Persaingan di pasar ponsel lipat premium diprediksi akan semakin memanas dengan kehadiran pemain besar seperti Apple.
Keberadaan Samsung Galaxy Z TriFold sebenarnya telah lama diisyaratkan melalui berbagai bocoran.
Sebelumnya, skema lipat unik berbentuk buku dari perangkat ini sempat bocor, memberikan gambaran awal tentang bentuk dan mekanisme perangkat yang kini resmi diluncurkan.
Namun, jalan menuju peluncuran resmi tidak mulus. Samsung sempat dilaporkan menunda peluncuran ponsel lipat tiganya untuk lebih fokus pada pengembangan headset realitas campuran (XR).
Keputusan untuk akhirnya meluncurkan Galaxy Z TriFold menunjukkan bahwa perusahaan percaya teknologi dan pasarnya telah matang.
Strategi Pasar dan Posisi di Segmen Premium
Dengan harga yang mencapai Rp40 jutaan, Galaxy Z TriFold jelas memposisikan diri sebagai perangkat ultra-premium.
Harga ini mencerminkan kompleksitas teknologi yang dibawa, terutama pada mekanisme engsel ganda yang memungkinkan perangkat melipat menjadi tiga bagian.
Segmen ponsel lipat sendiri masih terus berkembang, dengan Samsung sebagai pemain dominan yang terus berinovasi untuk mempertahankan kepemimpinannya.
Inovasi di lini produk lipat Samsung tidak berhenti pada smartphone. Perusahaan juga baru-baru ini merilis Samsung Galaxy Book 5 Edge 5G, laptop dengan koneksi seluler bawaan, yang menunjukkan integrasi ekosistem perangkat yang semakin erat.
Galaxy Z TriFold, dengan kemampuan berubah menjadi tablet besar, dapat menjadi pusat produktivitas portabel yang terhubung dengan perangkat Samsung lainnya.
Persaingan di segmen ponsel lipat tiga sendiri sebenarnya sudah dimulai. Huawei, misalnya, telah lebih dulu meluncurkan Huawei Mate XTs sebagai ponsel lipat tiga generasi kedua.
Kehadiran Galaxy Z TriFold dari Samsung akan langsung berhadapan dengan produk Huawei di beberapa pasar, seperti China, menciptakan persaingan teknologi yang ketat antara dua raksasa teknologi Asia.
Perbedaan pendekatan dalam hal sistem operasi, dengan Samsung menggunakan Android dan Huawei HarmonyOS, akan menjadi salah satu faktor pembeda bagi konsumen.
Menyongsong Era Baru Persaingan Ponsel Lipat
Peluncuran Galaxy Z TriFold ini bukan sekadar tentang menambah varian produk, tetapi juga merupakan langkah strategis Samsung dalam mempertahankan citra sebagai inovator di bidang layar lipat.
Dengan mendahului Apple, Samsung berusaha mengukuhkan posisinya dan menetapkan standar sebelum pesaing beratnya masuk ke arena.
Keberhasilan perangkat ini di pasaran, meski dengan harga tinggi, akan menjadi indikator penting bagi masa depan kategori ponsel lipat dengan engsel ganda.
Pasar global smartphone sendiri menunjukkan tren pemulihan. Data terbaru menunjukkan pasar smartphone global naik 3% dengan rata-rata harga jual pada 2025 mencapai sekitar Rp6 juta.
Angka ini menunjukkan bahwa meski segmen premium seperti ponsel lipat tiga hanya menyentuh sebagian kecil konsumen, pertumbuhannya signifikan dan menjadi penyumbang margin yang menarik bagi produsen.
Galaxy Z TriFold, dengan harga hampir tujuh kali lipat dari rata-rata pasar, menargetkan konsumen early adopter dan profesional yang mengutamakan produktivitas dan teknologi terkini.
Kedatangan iPhone lipat dari Apple nantinya diprediksi akan memperluas pasar secara keseluruhan dengan menarik perhatian basis pengguna Apple yang loyal.
Hal ini pada akhirnya bisa menguntungkan seluruh industri, termasuk Samsung, dengan meningkatkan kesadaran dan penerimaan konsumen terhadap bentuk faktor perangkat lipat.
Untuk saat ini, Samsung memiliki kesempatan untuk memimpin narasi dan menyempurnakan produknya sebelum persaingan menjadi semakin sengit.
Keberlanjutan lini produk lipat tiga ini akan sangat bergantung pada respons pasar terhadap Galaxy Z TriFold dalam beberapa bulan ke depan.
.png)






























