Siasat Gizi Seimbang dan Jurus Anti-Hoaks: Panduan Penting untuk Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus

2 hours ago 1

loading...

Menjadi orang tua bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) seringkali datang dengan tantangan ganda, terutama dalam urusan asupan gizi. Foto/UAI.

JAKARTA - Menjadi orang tua bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) seringkali datang dengan tantangan ganda, terutama dalam urusan asupan gizi . ABK terus tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak lain, namun mereka rentan terhadap masalah gizi yang kompleks akibat tantangan sensorik, motorik, dan interaksi obat.

Sementara itu, informasi spesifik dan kredibel mengenai gizi ABK masih sulit ditemukan oleh orang tua dan guru pendamping. Lantas, bagaimana orang tua bisa memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi sekaligus membentengi diri dari banjir informasi di era digital?

Baca juga: Dedikasi Guru Eti Karwati Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Triguna Subang

Edukasi yang komprehensif mengenai gizi seimbang dan literasi digital adalah kuncinya. Terinspirasi dari inisiatif Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKMPM) Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), berikut adalah lima strategi jitu yang dapat diterapkan oleh setiap orang tua ABK.

1. Pahami "Isi Piringku": Bukan Sekadar Porsi, Tapi Keseimbangan

Pada dasarnya kebutuhan gizi ABK sama dengan anak pada umumnya. Sehingga, langkah pertama adalah memahami Pedoman Gizi Seimbang. Orang tua perlu memastikan semua zat gizi yang dibutuhkan anak terpenuh. Penerapan Gizi Seimbang pada anak dapat mengacu pada pedoman "Isi Piringku" dari Kemenkes.

Dalam pedoman ini, piring makan anak dibagi menjadi dua bagian:

• Setengah Piring Pertama: Diisi karbohidrat dan protein. Komposisinya adalah 2/3 makanan pokok (nasi, umbi-umbian) dan 1/3 lauk pauk berprotein tinggi (daging, ikan, telur, tahu, tempe)

• Setengah Piring Kedua: Diisi sayur dan buah. Komposisinya adalah 2/3 sayur-mayur dan 1/3 buah-buahan

Menurut Lusi Anindia Rahmawati S.Gz, M.Si, Dosen Prodi Gizi UAI, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:

Ciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman saat anak makan.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online