Jakarta -
Diet saat hamil terkadang dilakukan para ibu agar kesehatan kehamilannya terjaga maksimal. Namun, jangan sembarang diet ya karena bisa membahayakan bayi. Nah, ini dia jenis diet bumil yang bikin janin bebas stres saat di kandungan, Bunda.
Kehamilan memang rentan dengan risiko stres karena berbagai alasan. Karenanya, asupan makanan ibu selama hamil memang perlu dijaga sehingga emosi mereka bisa terkontrol dan risiko stres yang kerap menghampiri bisa diminimalisasi.
Studi: Diet ketogenik bantu janin bebas stres di kandungan
Dalam sebuah studi baru mengusulkan bahwa bayi yang disapih dari ASI harus mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat untuk melindungi diri dari kondisi psikologis dan perkembangan yang mungkin timbul akibat stres di dalam rahim.
“Kami menemukan bahwa memberi tikus muda diet ketogenik, pola makan tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat, tepat setelah disapih hampir sepenuhnya melindungi mereka dari efek stres jangka panjang yang mereka alami sebelum lahir,” kata peneliti utama Alessia Marchesin dari University of Milan seperti dikutip dari laman Nypost.
Mengenal diet ketogenik
Diet ketogenik merupakan diet yang berfokus pada kosumsi makanan yang rendah karbohidrat, berprotein sedang, dan tinggi lemak. Dilansir dari laman Healthline, perkiraan persentase konsumsi yang melakukan diet ketogenik yakni karbohidrat sebesar 5-10 persen, protein sebesar 15-20 persen, serta lemak yang mencapai 70-75 persen.
Diet ini bertujuan untuk mengurangi rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang, yang dapat membantu saat mencoba menurunkan berat badan.
Seperti diketahui bahwa perempuan hamil mungkin rentan stres akibat hormonal, perubahan fisik, atau penyesuaian hidup. Dan, diet tersebut tampaknya menjadi perisai bagi perkembangan otak mereka, sehingga mencegah masalah sosial.
Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti kemudian memberi tekanan pada tikus hamil tepat sebelum mereka melahirkan. Anak-anak mereka disapih 21 hari setelah lahir dan diberi pola makan keto dengan makanan pokoknya meliputi daging, ikan, sayuran rendah karbohidrat, telur, lemak sehat seperti alpukat dan minyak zaitun atau pola makan kontrol.
Penelitian terhadap diet ketogenik dan kehamilan
Pada hari ke-42, tikus-tikus muda diuji untuk masalah-masalah yang disebabkan oleh stres seperti kurangnya kemampuan bersosialisasi dan depresi.
Hasilnya, tikus-tikus keto memiliki waktu perawatan diri yang lebih lama dan kemampuan bersosialisasi yang lebih baik. Hanya 22 persen tikus jantan dan 12 persen tikus betina yang diberi diet keto mengalami masalah terkait stres di kemudian hari, dibandingkan dengan 50 persen tikus yang diberi diet normal.
“Kami menemukan bahwa tikus jantan dan betina mendapatkan manfaat melalui jalur biologis yang berbeda di mana tikus jantan dengan mengurangi peradangan, tikus betina dengan meningkatkan pertahanan antioksidan, yang mengisyaratkan bahwa kita dapat mempersonalisasi dan menyempurnakan intervensi diet semacam itu,” kata Marchesin.
Hanya saja, penelitian yang dipresentasikan di the European College of Neuropsychopharmacology conference di Amsterdam masih perlu dikonfirmasi pada manusia.
Jika temuannya diverifikasi, Marchesin dan rekan-rekannya berharap pada akhirnya dapat mengobati trauma prenatal melalui makanan. "Daripada menunggu hingga gejala muncul lalu mengobatinya dengan obat-obatan yang banyak memiliki efek samping, suatu hari nanti banyak orang mungkin dapat memanfaatkan khasiat terapeutik dari intervensi diet sejak dini untuk mencegah manifestasi kondisi patologis yang parah," kata Marchesin.
Marchesin berpendapat bahwa salah satu alasan peningkatan kesehatan tikus keto mungkin karena mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori dibandingkan tikus-tikus lain. Sehingga, studi menunjukkan hubungan yang kuat antara obesitas dan kesehatan mental yang buruk.
Aniko Korosi, seorang profesor madya di Universitas Amsterdam, mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan secara tepat nutrisi mana yang bermanfaat bagi kesehatan mental.
"Studi yang disajikan secara menarik menunjukkan bahwa risiko perubahan perilaku akibat stres prenatal dapat dimodulasi dengan diet ketogenik yang diberikan setelah penyapihan," kata Korosi, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Akan menarik untuk mengeksplorasi lebih lanjut proses biologis apa saja yang terlibat dalam efek menguntungkan ini dan apakah efek tersebut spesifik untuk setiap jenis kelamin,"imbuhnya.
Meskipun studi lebih lanjut masih diperlukan, setidaknya secercah harapan sudah terlihat. Semoga, diet keto yang dilakukan tersebut memang bisa efektif secara nyata dalam meminimalisasi stres janin dalam kandungan.
Apalagi, diet keto juga telah terbukti membantu anak-anak penderita epilepsi. Namun, para ahli medis menyarankan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum memulai diet apa pun untuk bayi. Karena apa pun alasannya, kehadiran asupan karbohidrat sangatlah penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan energi.
Sehat selalu sampai persalinan dan semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)