Transformasi Batubara Menuju Energi Bernilai Tambah

4 hours ago 1

loading...

Eddy Suprapto, Presedium Masyarakat Profesional untuk Demokrasi. Foto/istimewa

Eddy Suprapto
Presedium Masyarakat Profesional untuk Demokrasi

PT Bukit Asam (PT BA) telah menjalankan hilirisasi batubara sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor batubara mentah. Proyek utama seperti produksi Dimethyl Ether (DME) dan pengembangan produk turunan kimia bertujuan mendukung substitusi LPG nasional serta memperkuat daya saing industri energi Indonesia.

Meski memiliki potensi ekonomi yang besar, PT BA menghadapi tantangan teknologi, investasi, dan regulasi yang perlu diatasi agar hilirisasi dapat berjalan optimal serta memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Industri batubara nasional saat ini dihadapkan pada tekanan global terkait transisi menuju energi bersih serta fluktuasi harga pasar dunia. Untuk tetap bersaing di industri energi, PT Bukit Asam, Tbk (PT BA) dituntut memperkuat daya saing melalui peningkatan teknologi dan transformasi produk energi menjadi lebih modern. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan melakukan hilirisasi batubara melalui produksi Dimethyl Ether (DME).

Latar Belakang Hilirisasi

PT Bukit Asam, Tbk (PT BA) merupakan perusahaan yang berdiri sejak 1981, mengakumulasi asset Perum Pertambangan di tambang Mahakam dan tambang Ombilin yang sudah dioperasikan zaman Belanda sekitar 100 tahun sebelumnya. Tetapi bisnis PT BA tidak berubah, tetap berfokus pada penggalian batubara, pengangkutan ke pelabuhan, dan penjualan ke pasar domestik maupun internasional.

Sejalan dengan mandat nasional, hilirisasi batubara kini menjadi keharusan bagi PT BA, terutama melalui pengembangan gasifikasi batubara sebagai proyek utama untuk mendukung substitusi LPG nasional dan pengembangan produk turunan kimia seperti urea, methanol, dan syngas. Namun program hilirisasi batubara PT BA menghadapi sejumlah tantangan, terutama pada aspek teknologi dan investasi, sehingga perkembangannya berjalan lambat.

Proyek Dimethyl Ether (DME) pernah disepakati pada 10 Desember 2020, dengan persiapan konstruksi awal 2021 dan target operasi kuartal II 2024. Dalam konsorsium ini, PT BA bertindak sebagai pemasok batubara, Pertamina sebagai off taker, serta Air Products and Chemicals, Inc USA. sebagai penyedia teknologi dan pendanaan. Namun, konsorsium tersebut bubar karena adanya berbagai isu yang intinya mengerecut pada isu keekonomian proyek. Akhirnya, proyek DME yang kala itu dirancang pun tertunda.

Urgensi Terobosan Teknologi DME

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online