loading...
Sebanyak 40 sekolah, terdiri dari 31 jenjang SD dan 9 jenjang SMP di Gorontalo kini resmi menggunakan Learning Management System (LMS) dari Timedoor Academy. Foto/Dok. SindoNews
GORONTALO - Sebanyak 40 sekolah, terdiri dari 31 jenjang SD dan 9 jenjang SMP di Gorontalo kini resmi menggunakan Learning Management System (LMS) dari Timedoor Academy. Sebuah platform pembelajaran berbasis teknologi yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar secara interaktif, efisien, dan terukur.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Timedoor Academy untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan digitalisasi pendidikan . Dengan sistem pembelajaran daring yang mudah digunakan, guru dan siswa kini dapat berinteraksi lebih efektif, mengelola materi dengan rapi, serta memantau perkembangan belajar secara real-time.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari sekolah-sekolah di Kota Gorontalo yang tersebar di Kecamatan Dungingi, Kota Barat, Kota Tengah, Kota Timur, Kota Utara, Kota Selatan, dan Hulonthalangi. Penggunaan LMS ini juga mendapatkan dukungan positif dari Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, yang sangat mendukung KKA (Kurikulum Koding Anak) masuk ke pendidikan siswa di Gorontalo. Antusiasme tersebut menunjukkan komitmen tinggi para pendidik dan pihak sekolah dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan belajar mengajar. Baca juga: LMS Berbasis Kurikulum Dukung Ekosistem Sekolah Digital
Sejak kerjasama dimulai pada September 2025, total 1.665 akun LMS telah diaktifkan. Jumlah tersebut terdiri dari 1.020 akun SD dan 645 akun SMP. Selain siswa, sebanyak 56 guru juga berperan aktif sebagai pendamping dalam proses pembelajaran daring. Kehadiran para guru ini menjadi kunci penting dalam memastikan transisi menuju sistem digital berjalan lancar dan efektif.
Sebagai bagian dari komitmen peningkatan kapasitas guru, Timedoor Academy menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) yang membantu guru memahami cara optimal menggunakan LMS. Pelatihan ini dilaksanakan dalam dua batch, yaitu pada 7 Oktober 2025 dan 10 Oktober 2025, dengan partisipasi puluhan guru dari berbagai sekolah di Gorontalo.
.png)
















































