Tren Baru Kaum Milenial: Tes Kesuburan Jadi Agenda Cek Kesehatan Rutin, Simak Manfaatnya

1 day ago 3

Jakarta -

Dulu, tes kesuburan biasanya dilakukan pasangan yang sudah mencoba hamil selama beberapa waktu tapi belum berhasil. Namun sekarang, tren ini mulai berubah. Banyak milenial baik yang sudah menikah maupun belum memasukkan tes kesuburan sebagai bagian dari cek kesehatan rutin. Alasannya? Mereka ingin lebih paham kondisi tubuh sejak dini dan mempersiapkan masa depan dengan lebih matang.

Fenomena ini makin populer terutama di kalangan perempuan usia 20–35 tahun, yang mulai lebih terbuka soal perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi. Bahkan banyak pasangan ingin merencanakan masa depan keluarga dengan lebih matang. Nah, sebenarnya apa saja manfaat dari tren ini?

Mengapa milenial mulai rutin cek kesuburan?

Fenomena milenial yang menjadikan tes kesuburan sebagai bagian dari health check-up rutin bukan muncul tanpa alasan. Ada perubahan pola pikir, gaya hidup, hingga tantangan kesehatan yang mendorong generasi ini lebih peduli terhadap reproduksi sejak usia muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Usia menikah yang makin mundur

Riset global termasuk data Human Reproduction Update menunjukkan bahwa kualitas sel telur menurun signifikan setelah usia 32–35 tahun. Milenial yang menikah di usia 30-an kini makin sadar pentingnya mengetahui cadangan ovarium sejak dini.

2. Gaya hidup modern berpengaruh ke kesuburan

Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebut stres, pola makan tidak sehat, serta paparan polusi dapat menurunkan kualitas sperma maupun sel telur. Tidak heran, cek kesuburan dianggap cara untuk mengetahui kondisi tubuh sebelum masalah muncul.

3. Banyak pasangan melakukan perencanaan keluarga (family planning)

Generasi milenial cenderung lebih terencana. Mereka ingin tahu:

  • Apakah ada risiko kesuburan sejak dini?
  • Apakah perlu mempercepat program hamil?
  • Apakah perlu mempertimbangkan 'simpan sel telur' (egg freezing)?

Tes kesuburan jadi langkah awal untuk mengambil keputusan-keputusan penting tersebut.

Apa saja manfaat tes kesuburan rutin?

Walaupun tidak semua orang wajib melakukannya, tes kesuburan rutin bisa memberikan banyak manfaat. Inilah alasan kenapa tren ini semakin populer di kalangan milenial.

1. Mengetahui cadangan ovarium sejak dini

Tes AMH (Anti-Müllerian Hormone) menjadi favorit. Penelitian Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyebut AMH dapat memprediksi cadangan sel telur dan potensi fertilitas seseorang. Hasilnya membantu bunda tahu apakah kesuburan masih optimal atau mulai menurun.

2. Mengecek kualitas sperma pada laki-laki

Studi dari Human Reproduction menemukan penurunan rata-rata kualitas sperma secara global dalam 40 tahun terakhir. Tes analisis semen kini dianggap sama pentingnya dengan cek kolesterol atau gula darah.

3.  Mengidentifikasi risiko tersembunyi

Beberapa masalah seperti PCOS, endometriosis, atau gangguan tiroid sering tidak menunjukkan gejala jelas. Tes rutin dapat menemukan ini lebih awal sehingga penanganan lebih cepat dan hasilnya lebih baik.

4. Perencanaan kehamilan lebih matang

Informasi tentang cadangan sel telur dan kesehatan hormon membuat perempuan bisa menentukan kapan waktu terbaik untuk memiliki anak. Studi di Fertility & Sterility menunjukkan bahwa perencanaan reproduksi yang berbasis data medis membuat peluang keberhasilan kehamilan meningkat.

5. Mengurangi kecemasan

Menunggu waktu menikah sambil bertanya-tanya, "Subur enggak ya?" bisa menimbulkan stres. Dengan tes kesuburan, milenial mengaku lebih merasa tenang dan siap. Penelitian dari Fertility & Sterility menyebut bahwa edukasi kesuburan sejak dini membantu meningkatkan kesiapan mental pasangan.

Tes kesuburan yang banyak dipilih milenial?

Untuk perempuan:

  • AMHUSG transvaginal (melihat folikel dan rahim)
  • Hormon FSH, LH, estradiol
  • Histerosalpingografi (HSG) bila diperlukan

Untuk laki-laki:

  • Analisis semen
  • Pemeriksaan hormon testosteron
  • USG skrotum (jika dicurigai varikokel)

Apakah tes kesuburan harus dilakukan semua orang?

Jawabannya: tidak selalu, Bunda. Tes kesuburan bukan wajib untuk semua orang, tapi bisa jadi langkah penting bagi kelompok tertentu.

Menurut para pakar reproduksi dari American Society for Reproductive Medicine (ASRM) dan ACOG, tes kesuburan perlu dipertimbangkan jika seseorang memiliki faktor risiko atau rencana khusus terkait masa depan reproduksi. Artinya, tidak semua perempuan atau laki-laki perlu menjadikannya tes wajib setiap tahun. Tapi sangat dianjurkan bagi:

  • Perempuan usia 25–35 tahun yang ingin menunda kehamilan
  • Pasangan yang sedang merencanakan pernikahan
  • Perempuan dengan siklus haid tidak teratur
  • Laki-laki dengan riwayat infeksi reproduksi
  • Perempuan dengan riwayat endometriosis atau PCOS
  • Pasangan yang ingin memahami potensi kesuburan sejak dini

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online