Jakarta -
Setiap perkataan yang keluar dari mulut orang tua bisa menjadi pijakan penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, ada beberapa kata yang dilarang diucapkan orang tua kepada anaknya menurut psikolog.
Dalam proses mendidik, tidak jarang orang tua secara tidak sadar mengucapkan kata-kata yang justru berdampak negatif terhadap mental dan emosional anak. Perlu dipahami bahwa anak-anak adalah peniru ulung dan sangat sensitif terhadap nada suara maupun pilihan kata orang tua.
Bunda dan Ayah mungkin ingin anak-anak merasa aman sehingga mengatakan sesuatu dengan berlebihan. Namun, hal ini bisa saja membuat anak merasa takut selama hidupnya.
"Sebagai orang dewasa, kita mungkin mengatakan sesuatu dengan santai kepada anak-anak karena kita ingin mereka aman. Kita mungkin melebih-lebihkan atau kita mungkin membuat sesuatu tampak lebih berbahaya daripada yang sebenarnya," ujar Terapis Pernikahan dan Keluarga Berlisensi di California, Amerika Serikat, David Schwartz, LMFT, menilik dari laman Psychology Today.
"Bagaimanapun, kita ingin anak-anak menganggap serius apa yang kita katakan. Namun, kita juga dapat terlalu menekankan sesuatu dan menimbulkan rasa takut pada anak yang mungkin akan mereka bawa seumur hidup," lanjutnya.
Kata-kata yang dilarang diucapkan orang tua
Dikutip dari laman Parade, ada beberapa kalimat yang dilarang diucapkan orang tua kepada anaknya. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. "Big boy/big girl"
Terkadang orang tua mengucapkan kata-kata ini sebelum waktunya. Bunda dan Ayah mungkin menggunakan frasa ini untuk mendorong seorang anak terlibat dalam keterampilan yang lebih dari kemampuannya.
"Orang tua mungkin menggunakan frasa ini untuk mendorong anak terlibat dalam perilaku yang merupakan keterampilan yang sulit atau membutuhkan lebih dari kemampuan mereka," ujar Psikolog yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, Dr. Denitrea Vaughan, PsyD, dan LPC-Supervisor.
Daripada mengucapkan kalimat ini, Dr. Vaughan merekomendasikan agar Bunda memilih frasa lain seperti, 'Kamu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dalam memberi tahu Bunda apa yang kamu butuhkan'.
2. "Kamu perlu memberi contoh yang baik"
Anak sulung mungkin kerap mendengarkan kalimat ini dari kedua orang tuanya. Namun, mendengar ucapan ini terus menerus justru hanya akan membuat anak menjadi stres.
"Gagasan bahwa anak tertua harus berperan sebagai orang tua atau pengasuh lain menempatkan tingkat tekanan dan stres yang tidak tepat. Belum lagi mereka mengambil peran ini dan bisa berdampak negatif pada hubungan si sulung dengan adik-adiknya," ujar psikolog lainnya, Dr. Nicholas Forlenza, Ph. D.
3. "Kamu yang terbaik"
Meski kalimat ini bermaksud baik, kalimat ini bisa mengajarkan anak bahwa cinta yang diberikan tergantung dengan apa yang mereka tampilkan. Jika kalimat ini diungkapkan pada salah satu anak, hal ini justru akan membangun kebencian antara saudara kandung.
"Ini bisa membangun kebencian di antara saudara kandung dan memperkuat sikap mementingkan diri sendiri dari orang yang menerima sebagian besar pujian. Sebaliknya, orang tua harus berkata, 'Aku mencintaimu karena kamu adalah kamu, bukan karena apa yang kamu capai' atau 'Kamu penting bagi Bunda, menang atau kalah, sedih atau senang'," tutur Dr. Vaughan.
4. "Kamu yang bertanggung jawab"
Bunyi kalimat ini mungkin terdengar seperti pujian. Namun, makna ini sangat jarang, Bunda.
Tanpa disadari, kalimat ini memerintahkan anak untuk menjaga orang lain dengan berperilaku baik. Tidak hanya itu, mereka juga harus bersikap patuh.
"Daripada mengatakan itu, lebih baik katakan, 'Bunda melihat kamu bersikap konyol, Bunda ingin tahu apa yang terjadi jika kamu terus menggunakan mainan itu," ujar Psikolog Dr. Brittany McGeehan, Ph. D.
5. "Kamu yang bertanggung jawab kalau Bunda tidak di sini"
Ungkapan ini mirip dengan frasa nomor empat, Bunda. Padahal, Bunda dan Ayah tidak boleh membiarkan anak-anak bertanggung jawab atas anak-anak lainnya.
"Sekarang, ini mungkin sedikit lebih tepat setelah seorang anak berusia di atas 15 tahun, dan mungkin mereka bisa mengasuh adik laki-lakinya. Tetapi, saya tidak menyarankan untuk menggunakan frasa ini terlalu sering karena akan menyebabkan kebingungan peran," ujar Dr. McGeehan.
6. "Kamu seperti orang tua lainnya"
Frasa ini merujuk pada istilah 'Bunda ini' atau 'Ayah mini'. Kalimat ini umumnya digunakan sebagai bentuk pujian atau istilah sayang.
Ketika mengucapkan kalimat ini pada anak tertua, Bunda dan Ayah mungkin bermaksud untuk berterima kasih karena telah membantu mengawasi anak yang lebih kecil. Namun, pada dasarnya anak tidak ingin menjadi orang tua.
"Terlepas dari niat terbaik Ayah dan Bunda, kebanyakan anak, tanpa memandang usia dan urutan kelahiran mereka, tidak ingin menjadi orang tua lain untuk anak-anak mereka. Mereka berusaha untuk dilihat sebagai anak yang unik," jelas direktur Program Pemuda Kesehatan Mental di Rumah Anak Audrey Hepburn di Hackensack University Medical Center, New Jersey, Amerika Serikat, Dr. Brett Biller, Psy.D.
7. "Kamu kan kakak, kamu harus bersikap baik"
Ilustrasi/Foto: Getty Images/kate_sept2004
Terlepas dari urutan kelahirannya, setiap anak adalah anak yang baik. Ungkapan ini memberikan pesan negatif pada anak-anak karena menempatkan mereka pada tanggung jawab untuk bersikap baik.
Sifat ini pun harus mereka miliki karena adanya status hubungan dan bukan karena keinginan anak-anak untuk bersikap baik secara umun. Daripada mengatakan hal ini, Dr. Biller menyarankan agar Bunda mengucapkan kalimat lain seperti, "Bunda melihat kamu tidak berbagi makanan ringan dengan adik. Apa alasannya?".
8. "Kamu harus tahu lebih baik"
Pernyataan ini merupakan salah satu kalimat yang membuat anak merasa malu dengan dirinya. Kalimat ini mengasumsikan bahwa anak harus selalu berperilaku sempurna, mengabaikan kebutuhan mereka akan pembelajaran dan pertumbuhan.
"Ini juga menyebabkan anak merasa malu atas apa pun yang mereka lakukan seperti bersenang-senang atau mengambil risiko dan akan menghambat kemampuan mereka untuk mengambil risiko di masa depan," kata Dr. McGeehan.
9. "Jaga kakak dan adikmu ya"
Perlu ditekankan kembali bahwa anak-anak tidak bertanggung jawab atas saudara kandungnya. Jika Bunda dan Ayah mengucapkan ini ketika membutuhkan bantuan anak, kemungkinan akan menimbulkan kebencian antar saudara.
"Masalahnya adalah hal itu dapat menimbulkan kebencian di antara saudara kandung dan dinamika keluarga yang beracun," jelas Dr. Vaughan.
10. "Kamu seharunya menjadi orang yang dewasa"
Kalimat ini sama saja seperti Bunda meminta anak untuk bertanggung jawab atas sesuatu. Perlu dipahami bahwa anak-anak seharusnya tetap menjadi anak-anak dan bertindak sesuai dengan perkembangannya.
"Tidak ada alasan untuk berharap bahwa anak tertua harus menjadi dewasa di luar tingkat perkembangan mereka semata-mata karena tempat mereka dalam keluarga," tutur dr. Forlenza.
11. "Kamu terlalu tua untuk itu"
Anak-anak bisa melakukan sesuatu yang dianggap sesuatu dengan usianya. Itu tidak menjadikan kalimat ini benar, Bunda.
"Ungkapan ini bisa memaksa anak untuk tumbuh terlalu cepat, menolak kesempatan mereka untuk menikmati masa kecilnya. Ini juga bisa menyebabkan seorang anak memutuskan hubungan dari minat dan keinginan mereka di kemudian hari," ujar Dr. McGeehan.
12. "Kamu sangat peduli"
Meski terdengar seperti pujian, jika diucapkan berulang kali, tentu tidak akan berdampak baik bagi anak. Mereka akan menganggap bahwa Bunda dan Ayah tidak memiliki respons lain untuk mereka dan mengungkap bahwa Bunda terlalu menghargai mereka usai merawat orang lain.
Dr. McGeehan menyarankan agar Bunda mengucapkan kalimat lain seperti, "Bunda menghargai bantuanmu dengan adik, tapi ada baiknya jika kamu juga memiliki waktu untuk diri sendiri".
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)