5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia

1 day ago 9

loading...

China masih produsen tanah jarang teratas dan juga memegang cadangan tanah jarang terbesar. Lalu negara mana saja yang masuk dalam daftar lima besar di dunia sebagai pemilik harta karun logam tanah jarang. Foto/Dok

JAKARTA - China merupakan produsen logam tanah jarang teratas dan juga memegang cadangan tanah jarang terbesar. Lalu negara mana saja yang masuk dalam daftar lima besar di dunia sebagai pemilik harta karun logam tanah jarang.

Mineral langka tanah jarang menjadi sorotan didukung oleh fundamental penawaran dan permintaan yang kuat saat dunia menuju era ekonomi baru, ketika fokus pada energi bersih dan kemajuan teknologi. Tetapi dengan meningkatnya kekhawatiran rantai pasokan, ada baiknya melihat negara mana saja yang memiliki cadangan tanah jarang tertinggi.

Banyak produsen tanah jarang utama dunia memiliki cadangan besar, tetapi beberapa negara dengan cadangan tinggi memiliki output yang rendah.

Contohnya - tambang di Brasil hanya menghasilkan 20 metrik ton (MT) unsur tanah jarang pada tahun 2024, tetapi cadangan tanah jarang Brasil adalah yang tertinggi kedua di dunia. Negara-negara seperti ini bisa menjadi pemain yang lebih besar di masa depan.

Berikut adalah ikhtisar cadangan tanah jarang berdasarkan negara, dengan fokus pada lima negara yang cadangannya lebih dari 1 juta metrik ton. Data diambil dari laporan terbaru Survei Geologi AS tentang unsur tanah jarang.

Ini 5 Negara Teratas Pemilik Cadangan Logam Tanah Jarang Terbesar

1. China

Cadangan tanah jarang: 44 juta metrik ton

Tidak mengherankan, China memiliki cadangan tanah jarang tertinggi sebesar 44 juta metrik ton (MT). Negara ini juga merupakan produsen tanah jarang terkemuka di dunia pada tahun 2024, usai menghasilkan 270.000 MT.

Meskipun sudah memegang posisi teratas, China tetap fokus untuk memastikan bahwa cadangan tanah jarangnya tetap tinggi. Kembali pada tahun 2012, negara Asia itu sempat menyatakan bahwa cadangannya menurun. Namum kemudian mengumumkan pada tahun 2016 bahwa mereka akan meningkatkan cadangan domestik dengan membangun persediaan komersial dan nasional.

Negara ini juga cukup ketat memantau penambangan tanah jarang ilegal selama beberapa tahun, menutup tambang tanah jarang ilegal atau yang tidak sesuai lingkungan dan membatasi produksi dan ekspor. Batas produksi ini telah dilonggarkan, dan dalam beberapa tahun terakhir China telah menaikkan kuota penambangan beberapa kali.

Dominasi China dalam produksi dan cadangan unsur tanah jarang telah menyebabkan masalah. Harga tanah jarang melonjak ketika negara itu memangkas ekspor pada tahun 2010.

China dan AS telah bergelut dalam perang dagang atas tanah jarang karena masing-masing negara bertarung tentang siapa yang akan mendominasi sektor kendaraan listrik dan teknologi global. Membidik AS, China melarang ekspor teknologi untuk membuat magnet tanah jarang pada Desember 2023 yang kemudian kembali terjadi di awal 2025.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online