Jakarta -
Setiap kata yang keluar dari mulut orang tua bisa jadi contoh bagi kepercayaan diri anak. Tanpa sadar, cara Bunda berbicara sehari-hari bisa membentuk bagaimana anak perempuan memandang dirinya sendiri.
Bunda mungkin sering menasihatinya dengan mengatakan, "dengarkan kata-kataku," tapi pernahkah terpikir apa yang sebenarnya ia dengar dan rasakan?
Kalimat yang tampak sederhana ini kadang membawa pesan yang ganda, antara dorongan dan juga tekanan. Kita ingin anak tumbuh jadi sosok yang kuat, tapi sering kali justru menegurnya saat ia terlalu banyak bicara.
"Perkataan dan tindakan orang tua punya pengaruh besar pada anak," ucap seorang terapis asal Vancouver, Michele Kambolis, dikutip dari Today's Parent.
Jadi, seperti apa cara berbicara yang bisa membantu anak perempuan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kuat? Simak, yuk!
Cara berbicara dengan anak perempuan agar kepercayaan dirinya meningkat
Ada beberapa cara berbicara yang bisa bantu anak perempuan supaya tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, seperti dilansir dari Today's Parent.
1. Biarkan anak bermain sesuai keinginannya
Bunda tak perlu terlalu khawatir dengan jenis permainan yang disukai anak perempuan, apakah itu bermain boneka, dokter-dokteran, atau bahkan bermain jadi polisi. Semua permainan bagi anak hanyalah cara mereka berekspresi dan berimajinasi.
Daripada membatasi, biarkan ia menjelajahi apa pun yang menarik perhatiannya. Lewat permainan, anak belajar memahami dan mengenal dirinya sendiri, Bunda.
2. Beri anak kesempatan untuk berpendapat
Kalau ingin anak perempuan tumbuh menjadi sosok yang bijak dalam mengambil keputusan, biarkan ia berlatih sejak dini. Memberinya ruang untuk menyampaikan pendapat akan membuatnya terbiasa berpikir kritis dan merasa dihargai.
Seorang dosen di Murray State University, Kentucky, Amerika SerikatChristina E. Grant, Ph.D., menyarankan agar anak diberi kesempatan berpendapat dalam hal-hal yang memengaruhi dirinya.
"Putri saya sudah dilibatkan dalam memilih pakaian dan kegiatan ekstrakurikuler sejak kecil. Dia juga ikut dalam keputusan bagaimana keluarga kami menghabiskan waktu bersama dan membagi tugas rumah tangga," jelasnya.
Namun, bukan berarti Bunda perlu menyerahkan kendali sepenuhnya. Sebelum mengambil keputusan, ajak anak berdiskusi agar ia memahami berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.
3. Biarkan anak bangga pada dirinya sendiri
Jangan padamkan semangat dan rasa bangga pada anak Bunda. Saat tumbuh, banyak anak perempuan mulai merasa malu ketika dipuji atas prestasinya, sehingga sering merendahkan dirinya sendiri.
Kalau anak Bunda mendapat nilai bagus atau berhasil melakukan sesuatu dengan baik, hindari ucapan "jangan sombong". Rayakan pencapaiannya dengan kata-kata seperti, "luar biasa! kerja kerasmu membuahkan hasil".
4. Ketangguhan harus diajarkan sejak dini
Meski kita ingin anak perempuan selalu bahagia, kadang membiarkannya menghadapi sedikit tantangan bisa sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri.
"Kita ingin mereka bahagia setiap saat dan sering kali berusaha keras agar semuanya mudah bagi mereka," kata terapis anak sekaligus penulis Connected Parenting: How to Raise a Great Kid, Jennifer Kolari.
"Tapi kalau masa kecil mereka terlalu mulus, mereka tidak akan siap menghadapi kesulitan," tambahnya.
5. Hindari kata 'bossy'
Tak jarang, anak perempuan yang ambisius diberi label "bossy", padahal anak laki-laki dengan perilaku serupa justru sering kali disebut memiliki jiwa kepemimpinan.
Nah, kini sudah saatnya Bunda perlu menghapus kata itu dari kosakata sehari-hari. Namun, ini bukan berarti anak boleh bersikap kasar, ya.
Seorang pendiri Parenting Power, Julie Freedman Smith, mendorong orang tua untuk mencontohkan cara berbicara yang asertif.
"Anak yang selalu diperintah dengan nada keras akan meniru gaya itu," jelasnya.
Bunda bisa menggunakan bahasa yang lebih sopan dan menghargai, seperti, "menurutku..." atau "akan lebih baik kalau kamu bisa..." daripada berkata, "lakukan ini!" atau "aku mau itu!".
6. Bersikap baik, tapi jangan berlebihan
Bunda tentu ingin punya anak perempuan yang tumbuh sopan, ramah, dan menyenangkan. Namun, dengan menekankannya agar selalu "manis" justru bisa membuatnya kesulitan mengekspresikan dirinya secara alami.
Anak bisa terbiasa mengutamakan orang lain hingga keinginannya sendiri sering kali terabaikan. Oleh karena itu, Bunda perlu membimbingnya agar tetap sopan sambil mendorong keberanian untuk bersuara, percaya diri, dan tegas dalam menyampaikan pendapat.
7. Jangan selalu memujinya dengan "kamu cantik!"
Bunda pasti sering memuji penampilan anak dengan mengatakan, "kamu cantik!" saat ia berpakaian rapi. Namun, pujian semacam ini bisa membuat anak perempuan merasa penampilan adalah hal yang paling penting.
Alih-alih hanya menyoroti fisik, lebih baik Bunda ajak ia berbicara tentang hal lain, misalnya, "seberapa tinggi kamu bisa memutar rokmu?" atau "bagaimana rasanya saat kamu bisa melakukan itu?".
8. Bertanya, lalu dengarkan
Anak usia delapan tahun rata-rata sudah semakin sering terpapar informasi di media sosial. Gunakan momen ini untuk mengajak anak untuk berpikir kritis dan berdiskusi, bukan memberinya nasihat atau perinah.
"Saya akan bertanya, 'apa lagi yang bisa dilakukan gadis itu?' atau 'menurutmu maksud penyanyi itu apa?' agar mereka merasa didengar, bukan dihakimi," ucap terapis anak sekaligus penulis Connected Parenting: How to Raise a Great Kid, Jennifer Kolari.
Memberikan perhatian penuh adalah cara paling efektif untuk menunjukkan bahwa Bunda benar-benar mendengar. Saat anak berbicara dan merasa suaranya berarti, ia belajar percaya diri dan yakin bahwa pendapatnya dihargai.
Itu cara berbicara dengan anak perempuan agar kepercayaan dirinya meningkat. Bunda sudah terapkan?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)