Alasan Kepala Daerah Kirim Anak Nakal ke Barak Militer

5 hours ago 6

BEBERAPA kepala daerah mengirim siswa bermasalah ke barak untuk menjalani pendidikan semimiliter. Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim anak nakal ke barak militer.

Pendidikan tersebut dilaksanakan di dua tempat, yaitu Lapangan Kujang Rindam III/Siliwangi, Bandung, dan Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta. Dedi bekerja sama dengan TNI AD untuk melaksanakan program tersebut.

Menanggapi kritik terhadap gagasannya itu, Dedi mengatakan idenya adalah mengubah paradigma anak-anak sekarang yang tidak kompetitif. Dia juga mengklaim banyak orang tua dan guru tidak lagi sanggup menghadapi murid nakal. Apalagi ada tren mengkriminalisasi guru yang bersikap tegas.

“Maka, salah satu pilihannya adalah melibatkan TNI-Polri menjadi bagian dari upaya pembinaan mereka,” kara Dedi saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 29 April 2025.

Dalam pendidikan tersebut, kata Dedi, anak-anak tersebut diajarkan disiplin seperti membereskan ruang tidur, sarapan, dan olahraga tepat waktu. Bahkan, mereka akan diajarkan puasa Senin-Kamis atau mengaji bakda magrib bagi yang muslim. 

“Ini adalah arah pembinaan yang tidak didapatkan di lingkup kehidupan pribadi mereka di lingkungan rumah mereka. Dan tidak ada pelatihan militer. Jadi masuk barak militer bukan latihan perang-perangan, bukan,” ujarnya.

Tak hanya Dedi Mulyadi yang mengirim anak bermasalah ke barak militer, sejumlah kepala daerah juga melakukan hal serupa. Apa alasan mereka?

Bupati Cianjur: Bagian dari Komitmen Memperbaiki Kualitas Generasi Muda

Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melaksanakan program pembinaan siswa bermasalah di barak militer bagi 30 orang siswa SMP pada Selasa, 6 Mei 2025. Para siswa akan diantarkan orang tuanya masing-masing. Program dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan bela negara.

Bupati Cianjur Mohamad Wahyu Ferdian sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kodim 0608 Cianjur dan Yonif Raider 300/Brajawijaya untuk pelaksanaan program pembinaan tersebut, serta melibatkan kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen kami memperbaiki kualitas generasi muda Cianjur. Mereka yang dianggap bermasalah atau nakal seperti terlibat tawuran, mabuk, hingga penyimpangan seksual akan mendapat pembinaan di barak,” ujarnya di Cianjur pada Senin, 5 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Pihaknya memantau dan mendata siswa SMP bermasalah yang terlibat kenakalan dan mencatat 30 orang siswa yang kerap terlibat tawuran, kekerasan, dan mabuk-mabukan.

“Pemantauan dilakukan ke sejumlah wilayah di Cianjur, di mana terdapat puluhan siswa SMP yang bermasalah, sehingga melakukan koordinasi dengan orang tua menawarkan jalan pembinaan yang mendapat respons positif,” kata dia.

Dia menuturkan pembinaan di barak difokuskan untuk siswa tingkat SMP, sedangkan untuk siswa tingkat SMA/SMK sederajat akan disatukan dalam program yang sama di tingkat provinsi. 

Menurut dia, sebagian besar orang tua siswa bermasalah dengan sukarela menitipkan anak mereka untuk mendapat pembinaan di barak militer dengan harapan dapat berubah menjadi lebih baik demi masa depan yang masih panjang.

Bupati Purwakarta: Semoga Para Siswa Bisa Mengubah Kebiasaan Buruk

Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein mengatakan pendidikan karakter untuk para pelajar di daerahnya berlangsung di Markas TNI Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad di Jalan Raya Sadang-Subang, Purwakarta.

Menurut dia, pendidikan semimiliter itu diterapkan paling cepat selama enam bulan dan paling lama satu tahun. “Semoga, dengan pendidikan militer ini, para siswa bisa mengubah kebiasaan buruk menjadi berperilaku baik. Dan menghormati orang tuanya, tidak melawan dan tidak nakal lagi,” ujarnya di Purwakarta pada Kamis, 1 Mei 2025. 

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto menambahkan, pada tahap awal, program pembinaan atau pendidikan semimiliter ini diikuti sekitar 30-40 pelajar.

Menurut dia, semua pihak sepakat dan sepaham pendekatan militer diperlukan untuk menanamkan kembali nilai-nilai disiplin di kalangan pelajar. Termasuk menanamkan rasa tanggung jawab dan nasionalisme yang dinilai mulai luntur di kalangan generasi muda.

Wali Kota Singkawang: Mereka Harus Merasakan Kedisiplinan

Wali Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Tjhai Chui Mie mengatakan pembekalan bela negara bagi para pelaku balap liar di wilayahnya bukan untuk memberikan latihan militer, melainkan membentuk disiplin dan perubahan pola pikir bagi para pelaku balap liar. “Anak-anak ini nantinya tinggal di Camp Rindam selama menjalani program pembekalan bela negara,” ujarnya di Singkawang pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Dia menuturkan perlakuan antara mereka yang masih sekolah dan tidak sekolah akan berbeda. “Intinya, mereka harus merasakan kedisiplinan, seperti bangun pagi dan belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri,” ucapnya.

Pemkot Singkawang menjaring para pelaku balap liar yang meresahkan masyarakat untuk mengikuti pembekalan bela negara di Rindam XII/Tanjungpura. Dia mengatakan para remaja tersebut akan mengikuti pembinaan yang dipandu oleh TNI, Polres, dan Pemkot Singkawang.

“Pembekalan ini diberikan untuk mereka yang telah diamankan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Singkawang beberapa hari lalu. Mereka dipastikan akan mengikuti program pembekalan bela negara di Rindam XII Tanjungpura,” tuturnya.

Eka Yudha Saputra, Dinda Shabrina, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Cara Joki dan Bimbingan Belajar Mencurangi UTBK

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online