TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyampaikan alasan pengangkatan Deodatus Andreas Deddy Cahyadi alias Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus Menhan Sjafrie Sjamsuddin di bidang komunikasi sosial dan publik. Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas mengatakan mereka menujuk Deddy Corbuzier sebagai staf khusus karena memiliki pengaruh luas di media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Termasuk media sosial dan keahliannya dalam komunikasi publik," kata Frega dalam keterangannya pada Selasa, 11 Februari 2025.
Dia berujar pemilik acara siniar "Close The Door" di platform YouTube itu memiliki kapasitas sebagai pakar komunikasi publik. Deddy Corbuzier memang dikenal sebagai pemengaruh di media sosial, setelah tak melanjutkan kariernya sebagai seniman sulap.
Frega berharap, dengan peran Deddy Corbuzier di media sosial itu dapat memberikan kontribusi kepada Kemenhan. Khusus dalam memperkuat literasi pertahanan serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bela negara.
Adapun Menhan Sjafrie Sjamsuddin melantik Deddy Corbuzier menjadi staf khususnya di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta pada Selasa, 11 Februari 2025. Selain Deddy, Sjafrie juga melantik empat stafsus dan seorang asisten khusus lainnya.
Mereka adalah Lenis Kogoya sebagai Staf Khusus di Bidang Kedaulatan Negara, Kris Wijoyo Soepandji di Bidang Tata Negara, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Sudrajat di Bidang Diplomasi Pertahanan, Indra Irawan di Bidang Ekonomi Pertahanan, dan Sylvia Efi Widyantari Sumarlin sebagai Asisten Khusus di Bidang Keamanan Siber.
Deddy Corbuzier dikenal sebagai influencer yang kerap membela program pemerintah di media sosial. Aktivitasnya di media sosial baru-baru ini mendapat protes dari publik.
Hal itu terjadi ketika Deddy Corbuzier mengkritik keluhan-keluhan anak tentang menu Makan Bergizi Gratis melalui unggahan videonya di sosial media pada 17 Januari lalu. Dia menganggap anak-anak perlu bersyukur karena diberikan makanan secara cuma-cuma oleh pemerintah. “Kurang enak kepala lu pea,” kata Deddy.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menilai aksi Deddy Corbuzier itu melakukan kekerasan psikologis terhadap anak. “Tentu ini sebuah kekerasan psikologis ya bagi anak-anak yang disebut seperti itu. Jadi saya tidak menghendaki itu terjadi,” kata Maryati saat dihubungi Tempo pada Jumat, 24 Januari 2025.
Maryati menganggap Deddy terlalu berlebihan dalam merespons keluhan anak. Menurut dia, anak berpotensi mengalami tekanan psikologis dan ketakutan untuk mengutarakan pendapatnya jika melihat pernyataan Deddy.
Kontroversi Deddy Corbuzier tak hanya itu. Pengangkatannya sebagai Letkol Tituler mengundang sejumlah pro dan kontra di masyarakat. Pakar militer Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan pemberian pangkat Letnan Kolonel Tituler oleh Tentara Nasional Indonesia kepada selebritas Deddy Corbuzier.
Pemberian pangkat ini telah disahkan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman, dan diserahkan langsung Menteri Pertahanan kala itu Prabowo Subianto.
"Sekarang yang perlu dipertanyakan pada pangkat Letkol Deddy Corbuzier itu dalam konteks apa? Atas urgensi apa diberikan pangkat tersebut?" kata Connie saat dihubungi, Minggu, 11 Desember 2022. "Sementara banyak letkol yang berkualifikasi komando bisa memimpin pasukan infanteri Komponen Cadangan," ucapnya.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.