Apa Itu Pasangguhan, Jabatan Strategis Istana di Kerajaan Majapahit

6 hours ago 5

loading...

Kerajaan Majapahit menyusun sedemikian rupa struktur pemerintahannya. Beberapa jabatan internal istana disusun, salah satunya Pasangguhan. Foto: Ist

KERAJAANMajapahit menyusun sedemikian rupa struktur pemerintahannya. Beberapa jabatan internal istana disusun, salah satunya Pasangguhan.

Struktur jabatan itu menjadi amat penting dalam mengorganisir suatu pemerintahan. Bahkan, pentingnya jabatan tersebut membuat Kakawin Nagarakretagama mencatatnya.

Nagarakretagama melampirkan kisah jabatan Pasangguhan di Pupuh 10. Jabatan itu merupakan satu dari beberapa pejabat yang menghadap ke raja selaku pemimpin tertinggi di Kerajaan Majapahit. Mereka itu disebut sebelum sang panca Wilwatikta era Raja Raden Wijaya.

Penyebutan itu berarti bahwa Pasangguhan merupakan jabatan yang sangat tinggi dalam pemerintahan Majapahit. Sampai sekarang, jabatan Pasangguhan masih merupakan persoalan yang belum dapat dipecahkan.

Pasangguhan dapat disamakan dengan hulubalang raja dalam hikayat Melayu atau senapati dalam kesusastraan Jawa. Pendapat ini didasarkan atas pemberitaan piagam Kudadu, 1294, sebagaimana dikutip dari "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" yang menyebutkan 4 Pasangguhan.

Mereka juga disebut sebelum sang panca Wilwatika yang terdiri dari patih, demung, kanuruhan, rangga, dan tumenggung kemudian setelah 3 Mahamenteri, Mahamenteri Hino, Mahamenteri Hala, serta Mahamenteri Sirikan.

Empat Pasangguhan itu disebut rakryan mantri, dipuji tentang jasa dan keberaniannya di medan perang.

Dua di antara 4 Pasangguhan itu disebut lagi dalam piagam Penanggungan, 1296. Pasangguhan Sang Arya Adikara dan Sang Arya Wiraraja tidak lagi disebut.

Hal itu perlu dihubungkan dengan pemberitaan Pararaton mengenai pemberontakan Ranggalawe alias Sang Arya Adikara pada tahun 1295 di mana Ranggalawe mati terbunuh.

Sepeninggal Ranggalawe, Sang Arya Wiraraja tidak lagi tinggal di Majapahit, tetapi di Lumajang sebagai pembesar yang tidak tunduk kepada Majapahit.

Lumajang diserahkan kepada Wiraraja sesuai dengan janji Sanggramawijaya. Mungkin itulah sebabnya Pasangguhan Sang Arya Adikara dan Sang Arya Wiraraja tidak lagi disebut dalam piagam Penanggungan yang dikeluarkan setahun setelah pemberontakan Ranggalawe.

Dua Pasangguhan lainnya yakni Sang Nayapati Pu Lunggah dan Seg Pranaraja, Pu Sina diberitakan pada lempengan 3b baris enam dan 4a baris satu. Hanya Piagam Kudadu dan Piagam Penanggungan yang memberitakan tentang jabatan Pasangguhan dengan kata Mapasanggahan.

(jon)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online