Jakarta -
Bunda pasti setuju, kehamilan adalah momen yang sangat berharga dan penuh perjuangan. Selama sembilan bulan, tubuh mengalami banyak perubahan, mulai dari fisik, hormon, hingga emosi. Karena itu, menjaga kesehatan selama hamil menjadi prioritas utama agar janin tumbuh dengan baik dan Bunda tetap bugar.
Namun, di sisi lain, banyak ibu hamil yang tetap ingin aktif bekerja. Entah karena alasan karier, kebutuhan finansial, atau memang merasa lebih bahagia ketika bisa tetap produktif. Tantangannya muncul ketika pekerjaan mengharuskan Bunda masuk sif malam.
Jam kerja yang berbeda dari biasanya ini bisa memengaruhi pola tidur, pola makan, bahkan kondisi psikologis ibu hamil. Apalagi, tubuh yang sedang mengandung membutuhkan ritme istirahat yang teratur untuk mendukung tumbuh kembang si kecil dalam kandungan.
Pertanyaannya, apakah sebenarnya aman jika ibu hamil kerja sif malam? Apa saja jenis pekerjaan yang sebaiknya dihindari selama hamil?
Amankah ibu hamil boleh kerja sif malam?
Secara medis, ibu hamil boleh saja kerja sif malam, tapi risikonya cukup tinggi bagi kesehatan Bunda dan janin. Tubuh saat hamil membutuhkan pola tidur yang teratur, asupan nutrisi seimbang, serta manajemen stres yang baik. Kerja sif malam bisa mengganggu itu semua.
Risiko bekerja di malam hari bagi ibu hamil
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerja malam bisa memberi dampak pada kesehatan ibu hamil maupun janin. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan ritme sirkadian (jam biologis tubuh) yang terganggu antara lain:
1. Kelahiran prematur & keguguran
Ibu hamil yang rutin kerja sif malam punya risiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur dan keguguran. Sebuah meta-analisis dari Universitas Alberta menemukan bahwa ibu hamil yang bekerja sif malam tetap (fixed night sif) memiliki risiko 21 persen lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur dan 23 persen lebih tinggi untuk keguguran dibandingkan yang bekerja sif siang tetap.
Temuan serupa pada American Journal of Obstetrics & Gynecology memperkuat hasil tersebut: Bekerja sif malam tetap berhubungan dengan peningkatan kemungkinan melahirkan prematur (OR 1.21) dan keguguran (OR 1.23). Adanya sif berputar juga dikaitkan dengan risiko preeklampsia (OR 1.75) dan hipertensi kehamilan (OR 1.19).
Review di Occupational and Environmental Medicine menunjukkan bahwa bekerja lebih dari 40 jam per minggu dikaitkan dengan meningkatnya risiko keguguran sebesar 38 persen, kelahiran prematur 21 persen, bayi berat lahir rendah 43 persen, dan bayi kecil untuk usia kehamilan (SGA) 18 persen
2. Gangguan hormon & tidur
Paparan cahaya malam hari menurunkan hormon melatonin, memengaruhi kualitas tidur dan stabilitas hormon kehamilan. Dikutip dari Frontiers, kehidupan malam hari menyebabkan paparan cahaya buatan yang mengganggu ritme sirkadian dan menurunkan produksi hormon melatonin, yang penting untuk menjaga hormon kehamilan dan kualitas tidur.
Kondisi ini dikaitkan dengan risiko preterm birth dan SGA. Selain itu, dilansir dari Verrywellhealth, IARC menyebut kerja sif malam sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia, karena gangguan melatonin serta ritme sirkadian yang berulang
3. Tekanan darah & komplikasi kehamilan
Kerja malam terutama dengan jam panjang dikaitkan dengan preeklampsia dan hipertensi kehamilan.
Dikutip dari National Library of Medicine, studi kohort besar dari Jepang (JECS) mencatat bahwa mengombinasikan sif malam dengan jam kerja panjang (≥36 jam/minggu) meningkatkan risiko gangguan hipertensi kehamilan, persalinan dengan alat bantu (forceps), dan SGA infants. Terutama jika bekerja ≥46 jam seminggu dengan sif malam selama trimester pertama
4. Perkembangan janin
Beberapa studi mencatat adanya risiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) atau tumbuh lebih kecil dari usia kehamilan.
5. Kelelahan berlebihan dan masalah gangguan pencernaan
Tubuh Bunda membutuhkan istirahat cukup untuk mendukung pertumbuhan janin. Kurang tidur bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Selain itu, makan di jam tidak biasa dapat memicu perut kembung, mual, hingga sembelit yang semakin mengganggu di masa hamil.
Ilustrasi Ibu Hamil Bekerja/ Foto: Getty Images/iStockphoto/shutter_m
Jenis pekerjaan yang berisiko untuk ibu hamil
Tidak semua pekerjaan sif malam berbahaya, tetapi ada beberapa jenis pekerjaan yang lebih berisiko bila dijalani saat hamil, misalnya:
- Pekerjaan dengan paparan zat kimia atau radiasi misalnya di pabrik, laboratorium, atau rumah sakit tertentu.
- Pekerjaan yang menuntut fisik berat seperti berdiri lama, mengangkat beban, atau bergerak tanpa henti.
- Pekerjaan dengan stres tinggi contohnya perawat IGD, operator call center malam, atau keamanan.
- Pekerjaan di lingkungan bising suara keras terus-menerus bisa memengaruhi kualitas tidur Bunda saat beristirahat di siang hari.
Tips jika ibu hamil harus bekerja bekerja sif malam
Jika kondisi tidak memungkinkan untuk pindah sif, Bunda bisa mencoba beberapa cara berikut agar tetap sehat:
1. Atur waktu istirahat
Usahakan tidur cukup di siang hari dengan ruangan gelap dan tenang.
2. Pola makan teratur
Pilih makanan sehat dan hindari kafein berlebih.
3. Berkomunikasi dengan atasan
Jangan ragu untuk meminta keringanan, misalnya mengurangi jam lembur.
4. Konsultasi dengan dokter kandungan
Sampaikan kondisi pekerjaan agar dokter bisa memantau kehamilan lebih cermat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)