Bahaya Mi Instan dan Lamanya Proses Pencernaan

1 day ago 6

RAKYAT MERDEKA — Seperti yang kita tahu, mi instan sudah lama menjadi pilihan cepat saat lapar melanda. Rasanya gurih, cara membuatnya praktis, dan harganya terjangkau. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh memerlukan waktu cukup lama untuk memproses makanan instan ini. Lalu sebenarnya, berapa lama mi instan bertahan di dalam sistem pencernaan?

Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi dan hepatologi, Aru Ariadno, konsumsi mi instan berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Kandungan di dalamnya membuat proses pencernaan menjadi lebih berat dibandingkan mi segar atau makanan alami.

Dampak Sering Makan Mi Instan

Dokter Aru menjelaskan bahwa mi instan memiliki kandungan natrium, lemak jenuh, dan kalori yang cukup tinggi. Ketiga komponen ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti:

  • tekanan darah tinggi
  • risiko penyakit jantung
  • peningkatan berat badan
  • diabetes
  • masalah pencernaan
  • penurunan fungsi ginjal

Sebaliknya, mi instan sangat minim nutrisi penting seperti serat, vitamin, mineral, dan protein. Ketidakseimbangan inilah yang membuat tubuh bekerja lebih keras untuk mencerna dan memetabolisme makanan tersebut.

Proses Pencernaan Mi Instan Lebih Lama dari Mi Biasa

Mi instan tidak diproses tubuh secepat mi segar atau mie yang dibuat tanpa tambahan kimia. Struktur mi instan yang lebih keras membuatnya bertahan lebih lama di lambung.

Rentan waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memproses mi instan yaitu:

  • 3–5 jam berada di dalam lambung, sebelum diteruskan ke proses pencernaan berikutnya.
  • Pada sebagian orang, pencernaan total bisa berlangsung hingga 1–2 hari sebelum sisa makanan dikeluarkan sepenuhnya.

Durasi pencernaan yang cukup lama ini menunjukkan bahwa mi instan bukanlah makanan yang mudah terurai oleh sistem pencernaan manusia.

Mengapa Mi Instan Sulit Hancur di Perut?

Ada beberapa alasan yang membuat mi instan membutuhkan waktu lebih panjang untuk dicerna:

1. Digoreng sehingga tinggi lemak

Proses penggorengan membuat mi instan mengandung lebih banyak lemak jenuh. Lemak jenuh memperlambat pengosongan lambung, membuat makanan bertahan lebih lama sebelum masuk ke usus.

2. Mengandung pengawet

Bahan pengawet menjaga tekstur mi instan tetap kenyal dan tidak mudah rusak. Namun, efeknya pada tubuh adalah: mi menjadi lebih sulit hancur dan memerlukan waktu tambahan untuk dipecah.

3. Minim serat

Mi instan hampir tidak memiliki serat, padahal serat berperan besar membantu pergerakan usus. Tanpa serat yang cukup, makanan cenderung lebih lama berada di saluran pencernaan.

4. Komposisi nutrisi tidak seimbang

Kandungan karbohidrat yang tinggi tanpa diimbangi protein dan serat membuat proses pencernaan menjadi lebih berat.

Apakah Mi Instan Aman Dikonsumsi?

Mi instan aman dikonsumsi sesekali dan tidak dianjurkan menjadi menu harian. Untuk meminimalkan dampak buruk:

  • tambahkan sayuran
  • gunakan setengah bumbu
  • lengkapi dengan telur atau sumber protein
  • cukup minum air
  • hindari konsumsi lebih dari 2–3 kali per minggu

Dengan cara tersebut, tubuh tetap mendapatkan nutrisi tambahan dan proses pencernaan bisa sedikit lebih ringan.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online