IDI Minta Menkes Perbaiki Komunikasi Publik Buntut Celetukan Ukuran Celana di Atas 33 Lebih Cepat Menghadap Allah

6 hours ago 5

loading...

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperbaiki komunikasi publik ihwal edukasi kesehatan. Foto/Dok Kemenkes

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperbaiki komunikasi publik ihwal edukasi kesehatan. Permintaan itu merespons pernyataan Menkes yang menyebut pria dengan ukuran celana di atas 33 berisiko lebih cepat menghadap Allah atau meninggal dunia.

"Harus diperbaiki (pola komunikasi publik Menkes), karena ini menyangkut penyakit," ujar Budi saat dihubungi, Kamis (15/5/2025).

Budi menyarankan, Menkes menunjuk juru bicara yang berlatar belakang tenaga medis lantaran paham akan kesehatan. "Ya, sebaiknya juru bicara Pak Menkes adalah dari tenaga kesehatan, bisa dokter, bisa dokter gigi, bisa perawat, dan lain-lain yang memahami akan kesehatan," tuturnya.

Baca juga: Menkes Sebut Pria dengan Ukuran Celana di Atas 33 Lebih Cepat Menghadap Allah, IDI: Terlalu Berlebihan

Ia pun memberi contoh pernyataan Menkes yang membuat polemik di publik terkait dokter umum bisa melakukan operasi caesar. "Menjelaskannya kurang pas, kurang jelas, jadi terjadi resistensi," kata Budi.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap alasan pernyataannya tentang pria dengan ukuran celana jeans 33 ke atas berisiko lebih cepat menghadap Allah atau meninggal dunia. Budi menegaskan bahwa pernyataannya itu bukan tanpa dasar medis.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Disarankan Perbaiki Gaya Komunikasi Pakai Teks

Ia mengungkapkan bahwa lemak yang menumpuk secara berlebihan akibat pola makan tidak sehat dapat menimbulkan lemak viseral. Lemak viseral merupakan kondisi di mana lemak yang menyelimuti organ-organ dalam di rongga perut.

Jenis lemak ini dinilai jauh lebih berbahaya dibanding lemak subkutan yang berada di bawah kulit. "Karena dia mengeluarkan pro-inflammasi, sitokin, seperti Interkulin 6. Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI (indeks massa tubuh) kita di bawah 24," kata Menkes di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu, 14 Mei 2025.

Ia menambahkan bahwa idealnya, seseorang menjaga indeks massa tubuh di bawah 24 untuk menekan risiko gangguan kesehatan serius. Namun, ia mengakui bahwa konsep BMI masih belum familiar atau sulit dipahami oleh sebagian masyarakat umum.

Oleh karena itu, Menkes memilih menggunakan contoh ukuran celana jeans atau lingkar pinggang sebagai cara komunikasi yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Ia berharap pendekatan tersebut bisa menjadi semacam peringatan atau "alarm" bagi masyarakat agar mulai memperhatikan kondisi fisik masing-masing.

(rca)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online