TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Feri Amsari menilai prinsip-prinsip demokrasi dalam bernegara cukup terpinggirkan selama masa pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan awal pemerintahan Prabowo Subianto. Oleh karena itu, kata Feri, tidak mengherankan jika skor indeks demokrasi milik Indonesia menurun.
“Tidak mengherankan ya hasil itu karena memang berbagai elemen demokrasi terpinggirkan selama era Jokowi dan katakanlah Prabowo dalam hitungan empat bulan belakangan,” ujar Feri lewat pesan suara saat dihubungi oleh Tempo pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Feri juga menyinggung soal buruknya kebebasan sipil di Indonesia. Ia mencontohkan dengan adanya insiden pelarangan atau penyensoran karya-karya seni yang bernada kritik, mulai dari musik hingga lukisan. Belum lagi tindakan apparat penegak hukum yang brutal sehingga mengekang kebebasan individu.
“Jadi no wonder ya, tidak mengherankan (turunnya indeks demokrasi) ini terjadi, bahwa demokrasi kita hancur,” ucap Feri. “Hanya pemerintahan yang tidak demokratis yang melarang lagu dan lukisan.”
Diketahui The Economist Intelligence Unit (EIU), lembaga riset dan analisis yang berpusat di London, Inggris, baru saja mengeluarkan hasil risetnya terhadap kondisi demokrasi negara-negara di dunia. Dalam hasil penelitian tersebut, indeks persepsi demokrasi Indonesia anjlok tiga peringkat menjadi posisi ke-59 untuk tahun 2024.
Indeks demokrasi di Indonesia pada tahun 2024 hanya sebesar 6,44. Skor ini anjlok dibanding tahun 2023 sebesar 6,5 dan tahun 2022 yang sebesar 6,71. Hal ini membuat Indonesia, setidaknya tiga tahun berturut-turut, terjebak dalam kategori negara dengan demokrasi yang cacat.
Indonesia sendiri mendapat skor yang cukup buruk untuk dua komponen penilaian, yaitu budaya politik dan kebebasan sipil. Untuk komponen budaya politik, Indonesia hanya diberikan skor 5. Sementara untuk urusan kebebasan sipil, Indonesia mentok mendapatkan skor 5,29.
Adapun Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, Indonesia masih berada dalam satu kategori yang sama dengan Amerika Serikat dan Prancis. Bahkan, kata dia, peringkat Singapura masih jauh di bawah Indonesia.
“Kita dalam satu kategori yang sama dengan US (Amerika Serikat) dan Prancis. Singapura yang sering dijadikan contoh pemerintahan yang baik, rankingnya jauh di bawah kita,” kata Hasan Nasbi kepada Tempo, Rabu, 5 Maret 2025.
Eka Yudha Saputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.