Jakarta -
Seperti yang Bunda ketahui bahwa masa reproduksi perempuan terbatas oleh usia. Usia termasuk salah satu faktor yang menentukan kesehatan reproduksi dan kesuburan.
Seiring bertambahnya usia, tubuh memiliki lebih sedikit folikel, yang berarti folikel memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menghasilkan sel telur yang sehat dan kuat untuk pembuahan.
Dikutip dari Healthline, suplai folikel cukup melimpah di usia remaja, tetapi di akhir usia 30-an dan 40-an, jumlahnya jauh lebih sedikit, dengan rata-rata 25.000 pada usia 37 tahun. Namun, pada usia tersebut, semakin banyak orang yang mencoba memulai sebuah keluarga.
Jika Bunda ingin menunda kehamilan di usia 30 tahun ke atas, menurut para ahli kesehatan, penting untuk menjalani satu tes penting yang dapat membantu perempuan memahami peluang untuk hamil di masa mendatang. Dikutip dari Times of India, Dr. Ambreen, seorang dokter spesialis kandungan dan ginekologi yang berbasis di Mumbai, India menyarankan untuk tes AMH, Bunda.
Apa itu tes AMH?
Tes AMH atau Anti-Müllerian Hormone mengukur kadar hormon anti-Müllerian dalam tubuh perempuan. Untuk Bunda ketahui lebih dahulu, mengutip laman Cleveland Clinic, pada perempuan, sel-sel di dalam folikel ovarium memproduksi AMH. Folikel adalah kantung kecil berisi cairan di ovarium yang berisi dan melepaskan sel telur.
Kadar AMH berhubungan dengan jumlah sel telur yang dimiliki atau cadangan ovarium:
- Kadar AMH yang lebih tinggi berarti lebih banyak sel telur dan cadangan ovarium yang lebih tinggi.
- Kadar AMH yang lebih rendah berarti lebih sedikit sel telur dan cadangan ovarium yang lebih rendah.
Tes ini merupakan gambaran sekilas tentang kesehatan reproduksi. Tes ini membantu mengetahui cadangan ovarium, yang juga dikenal sebagai cadangan sel telur. Tes ini akan memberikan gambaran tentang jumlah sel telur dan kesehatan.
Siapa yang harus menjalani tes ini? Mereka termasuk:
- Wanita berusia 30 tahun ke atas jika berencana untuk hamil di kemudian hari.
- Riwayat keluarga yang mengalami menopause dini atau cadangan ovarium/cadangan sel telur rendah
- Menstruasi tidak teratur, riwayat operasi ovarium, kemoterapi/radiasi, dan endometriosis.
- Jika berencana untuk membekukan sel telur atau hamil melalui IVF.
Apa yang ditunjukkan tes AMH?
Tes AMH memberi tahu Bunda jumlah sel telur yang tersisa dan apakah ovarium mungkin menua terlalu cepat. Tes ini mungkin menunjukkan bahwa Bunda memiliki waktu yang lebih pendek untuk hamil.
Tes AMH juga dapat mengungkapkan seberapa baik respons Bunda terhadap obat kesuburan suntik untuk merangsang ovarium mematangkan banyak sel telur sebagai persiapan untuk fertilisasi in vitro (IVF).
Sementara itu, meskipun AMH berkaitan dengan jumlah sel telur Bunda, tes ini tidak memprediksi kesuburan Bunda (dengan atau tanpa perawatan), atau kapan Bunda akan memasuki masa menopause.
Perlu diingat juga bahwa meskipun kadar AMH Bunda berada dalam kisaran normal, faktor-faktor lain dapat memengaruhi kemampuan Bunda untuk hamil, seperti:
- Usia, kondisi medis, merokok, dll.
- Jumlah dan motilitas sperma.
- Tidak berovulasi secara teratur, tuba falopi yang tersumbat, jaringan parut panggul, endometriosis, dan kelainan rahim seperti fibroid.
Kadar AMH yang normal
Kadar AMH bervariasi tergantung usia. Pada wanita, kadar AMH mulai meningkat selama masa remaja dan mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun. Setelah itu, kadar AMH secara alami menurun.
Para ahli mengukur kadar AMH dalam nanogram per mililiter (ng/mL). Para ahli masih memperdebatkan cara menentukan kadar AMH yang umum, tetapi berikut ini rentang umumnya:
- Rata-rata: Antara 1,0 ng/mL hingga 3,0 ng/mL.
- Rendah: Di bawah 1,0 ng/mL.
- Sangat rendah: 0,4 ng/mL.
Penting untuk dicatat bahwa karena laboratorium menggunakan peralatan yang berbeda, hasil dapat sedikit berbeda di setiap laboratorium.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)