Ini Cara Cepat Diet Menurunkan Berat Badan Menurut Pakar

16 hours ago 4

Jakarta -

Ada banyak cara cepat diet untuk menurunkan berat badan, Bunda. Salah satunya adalah puasa selang-seling atau alternate-day fasting (ADF).

Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal BMJ mengungkap bahwa metode diet ini dapat melampaui strategi diet standar dalam hal menurunkan berat badan berlebih dan meningkatkan metabolisme. Studi menyimpulkan bahwa ADF adalah bentuk puasa yang terstruktur dan lebih efektif dibanding membatasi kalori dan pola makan.

Puasa berselang-seling melibatkan puasa setiap dua hari atau selama 24 jam setiap dua hari. Selain mampu menurunkan berat badan, cara cepat diet ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dan menjaga kesehatan jantung.

Hasil studi cara cepat diet dengan alternate-day fasting

Studi terbaru ini mengevaluasi 99 uji klinis yang melibatkan total 6.582 orang dewasa dari berbagai kelompok usia dan kondisi kesehatan. Sebagian besar peserta memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) rata-rata 31, yang masuk dalam kelompok obesitas. Sementara itu, sekitar 90 persen peserta memiliki masalah kesehatan.

Uji coba ini membandingkan puasa intermittent (termasuk ADF) dengan diet terbatas kalori dan diet tanpa pantangan apa pun. Hasilnya, meskipun ketiga kelompok menunjukkan penurunan berat badan, puasa selang-seling (ADF) lebih menonjol karena dampaknya yang konsisten.

Meski diet ADF dinggap sederhana, hasil studi menunjukkan bahwa cara diet ini dapat mengurangi berat badan. Selain itu, ADF juga menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kerap disebut kolesterol jahat.

Dilansir The Economic Times, temuan dari studi terbaru ini dapat menunjukkan bahwa ADF tidak hanya mendukung penurunan berat badan tetapi juga dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan jantung.

Beda puasa intermittent dan alternate-day fasting

Intermittent fasting atau puasa intermittent adalah pola makan yang menggabungkan periode makan (jendela makan) dan puasa. Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa jenis puasa intermittent, seperti metode 16/8 dengan Bunda berpuasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu 8 jam.

Strategi puasa intermittent tidak selalu berfokus pada apa dimakan, tetapi lebih pada kapan seseorang makan. Jenis diet ini juga tidak cocok bagi semua orang.

Sementara itu, alternate-day fasting berfokus pada individu yang menghindari makan sama sekali atau membatasi asupan kalori hingga jumlah kalori yang sangat sedikit (biasanya sekitar 500) setiap dua hari. Di hari-hari tidak berpuasa, orang yang melakukan diet ini tetap dapat makan secara normal.

Metode diet alternate-day fasting menarik perhatian banyak orang yang mencoba menurunkan berat badan lantaran kesederhanaan dan manfaat biologisnya, Bunda.

Cara melakukan alternate-day fasting

Spesialis kesehatan metabolik dan manajemen berat badan di Northwestern Medicine di Illinois, Dr. Elizabeth Lowden, mengatakan bahwa puasa selang-seling atau ADF biasanya dilakukan secara bergantian antara makan biasa dan puasa penuh atau hari-hari dengan asupan makan terbatas.

Misalnya, pada hari puasa, asupan kalori menjadi nol atau dibatasi sekitar 500 kalori. Hal tersebut dilakukan untuk membantu tubuh beralih ke mode pembakaran lemak dengan lebih efisien. Menurut Lowden kepada Healthline, pola dari siklus tersebut dapat mendorong perubahan metabolisme yang tidak sering dipicu oleh diet standar.

"Jika mengikuti pendekatan ADF yang dimodifikasi, seseorang juga diperbolehkan mengonsumsi sekitar 500 kalori pada hari-hari puasa, atau 20-25 persen dari kebutuhan energinya," kata ahli diet Dr. Jared Meacham.

Ide dasar dari alternate-day fasting adalah berpuasa pada satu hari, kemudian makan di hari berikutnya. Pada hari-hari puasa, Bunda diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman bebas kalori sebanyak yang disukai. Beberapa pilihan ini seperti air putih, kopi tanpa gula, dan teh.

Manfaat lain dari alternate-day fasting

Alternate-day fasting atau puasa selang-seling memiliki beberapa manfaat tambahan lainnya, Bunda. Puasa dapat mengurangi lemak perut sekaligus mendorong penurunan berat badan secara keseluruhan. Pada hari-hari tanpa puasa, tubuh terus memproduksi keton, yakni senyawa yang dihasilkan dari pemecahan lemak dan dikaitkan dengan peningkatan kesehatan metabolisme.

Lebih jauh lagi, ADF dapat membantu menurunkan penanda peradangan yang terkait dengan penuaan dan penyakit kronis. Melalui diet ini, kadar kolesterol juga cenderung membaik, yang selanjutnya mendukung kesehatan kardiovaskular atau jantung.

Perlu diketahui, diet ADF juga dapat memberikan manfaat bagi orang yang tidak mengalami obesitas. Sebuah studi selama 3 minggu yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2005 menganalisis individu dengan berat badan rata-rata yang mengikuti diet ADF ketat dengan nol kalori pada hari puasa.

Para peneliti menemukan bahwa hal itu mengakibatkan peningkatan pembakaran lemak, penurunan insulin puasa, dan penurunan massa lemak sebesar 4 persen. Meski begitu, tingkat rasa lapar tetap relatif tinggi pada seseorang yang melakukan puasa ini, Bunda.

"Mereka berspekulasi apakah diet ADF yang dimodifikasi dengan satu kali makan kecil pada hari puasa mungkin lebih dapat ditoleransi bagi orang yang tidak mengalami obesitas," ujar Meacham.

Sebelum menjalani diet ADF, Bunda sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter gizi atau pakar gizi ya. Pastikan diet yang dijalani tepat dan tidak membahayakan tubuh.

Demikian penjelasan terkait cara cepat diet menurut pakar. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online