Selular.id – iPhone Air menciptakan sejarah baru dengan menjadi smartphone pertama yang membawa teknologi eSIM ke pasar China.
Unitnya terjual habis hanya dalam hitungan menit setelah peluncuran, menandai babak baru dalam evolusi telekomunikasi negara dengan populasi terbesar di dunia tersebut.
Peluncuran eSIM di China ini disetujui regulator sebagai bagian dari “uji coba komersial” yang melibatkan tiga operator besar—China Mobile, China Unicom, dan China Telecom.
Respons pasar terhadap iPhone Air begitu gegap gempita. Toko ritel Apple kehabisan stok dalam waktu singkat, sementara pesanan pengiriman rumah mengalami penundaan sekitar satu minggu.
Dengan harga mulai dari RMB 7.999 (sekitar Rp 18,5 juta), Apple menawarkan kemudahan pembayaran tiga kali cicilan tanpa bunga sebesar RMB 2.666 per bulan.
Pembatasan dua unit per orang juga diterapkan untuk mencegah penimbunan.
Antusiasme konsumen China tidak hanya menunjukkan ketertarikan pada brand, tetapi juga penerimaan terhadap nilai inovasi yang dibawa teknologi eSIM.
Langkah berani Apple ini berhasil memicu gelombang perubahan dalam industri telekomunikasi China, yang selama ini dikenal ketat dalam regulasi teknologi komunikasi.
Respons Cepat Produsen Lokal
Langkah revolusioner Apple langsung diikuti oleh pesaing domestik. Oppo tidak mau ketinggalan dengan segera meluncurkan Find X9 Pro yang sudah mendukung eSIM.
Sementara Huawei dikabarkan sedang mempersiapkan versi serupa dalam waktu dekat.
Perlombaan adopsi teknologi ini membuktikan bahwa kehadiran iPhone Air bukan hanya memengaruhi pasar, tetapi mempercepat transformasi digital di China.
Bagi industri smartphone China, ini adalah momen penting. Teknologi eSIM diprediksi kian populer di tahun-tahun mendatang, dan China sebagai pasar raksasa menjadi kunci percepatan tersebut.
Persaingan yang sehat antara Apple dan produsen lokal akan mendorong inovasi lebih lanjut, menguntungkan konsumen dengan lebih banyak pilihan dan teknologi yang lebih maju.
Apa Itu eSIM dan Mengapa Penting untuk Masa Depan?
eSIM adalah kartu SIM digital yang tertanam langsung dalam perangkat, menghilangkan kebutuhan slot SIM fisik.
Teknologi ini memungkinkan pengguna menyimpan beberapa profil seluler dan berpindah operator dengan mudah.
Inovasi ini membuat perangkat lebih tipis, ringan, dan tahan air—salah satu alasan mengapa desain iPhone Air hanya setebal 5,5 mm.
Bagi pengguna yang sering bepergian, eSIM menawarkan fleksibilitas luar biasa.
Sayangnya, dalam konteks China saat ini, eSIM asing tidak dapat diaktifkan di daratan utama, membatasi penggunaan lintas batas.
Namun, langkah awal ini tetap menjadi terobosan signifikan menuju konektivitas yang lebih efisien dan modern.
Transformasi menuju eSIM sebenarnya sudah lama dinantikan. Seperti yang terjadi di pasar global lainnya, teknologi ini diprediksi akan menjadi standar baru dalam industri telekomunikasi.
Google pun telah mengumumkan akan menghadirkan teknologi eSIM untuk smartphone Android, menandakan bahwa tren ini akan terus berkembang.
Strategi Berbeda Tiga Operator Besar China
Di antara tiga operator utama China, China Unicom paling agresif mempromosikan layanan eSIM. Mereka bahkan telah meluncurkan eSIM untuk perangkat wearable sejak 2018.
Sementara China Mobile dan China Telecom lebih berhati-hati, fokus pada uji coba terbatas sebelum melakukan ekspansi lebih luas.
Setelah penangguhan sementara pada 2023 untuk “peningkatan sistem,” ketiga operator kembali membuka aktivasi eSIM bersamaan dengan peluncuran iPhone Air.
Perkembangan ini menunjukkan komitmen China dalam mengadopsi teknologi telekomunikasi mutakhir, meski dengan pendekatan yang terkendali dan terukur.
Meski ada laporan tentang penyesuaian produksi, antusiasme pasar terhadap iPhone Air dengan eSIM membuktikan bahwa konsumen China siap menerima inovasi.
Bahkan dalam menghadapi tantangan kompetitif dari pesaing, Apple berhasil menciptakan momentum baru di pasar China.
Tantangan dan Regulasi yang Dihadapi
Meski membawa angin segar, penggunaan eSIM di China masih dalam tahap uji coba dengan berbagai pembatasan.
Pengguna harus mengunjungi gerai fisik untuk aktivasi dan menyertakan KTP pemerintah untuk verifikasi nama asli.
Aktivasi mandiri secara online belum tersedia, menambah sedikit kerumitan bagi konsumen yang terbiasa dengan kemudahan digital.
Setiap iPhone Air mendukung dua profil eSIM, memberikan fleksibilitas terbatas dibandingkan standar internasional.
Pembatasan terhadap eSIM asing juga menunjukkan bahwa pemerintah masih menjaga kedaulatan digital dengan ketat.
Sebuah langkah yang wajar mengingat kompleksitas regulasi di negara dengan populasi hampir 1,4 miliar jiwa.
Para ahli mencatat bahwa meski eSIM menyederhanakan konektivitas, teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran keamanan siber.
Otoritas khawatir SIM digital dapat digunakan untuk nomor virtual tidak terverifikasi atau aktivitas ilegal.
Karena alasan inilah pemerintah mengawasi ketat bagaimana operator mengelola infrastruktur eSIM.
Peluncuran iPhone Air dengan eSIM lebih dari sekadar rilis produk; ini merupakan langkah maju dalam modernisasi telekomunikasi China.
Sebuah perpaduan antara inovasi dan pengawasan negara yang kuat, bertujuan menyeimbangkan kenyamanan, persaingan, dan keamanan nasional.
Masa depan telekomunikasi China sedang dibentuk ulang. Dengan iPhone Air sebagai katalis, revolusi eSIM tidak terelakkan.
Pertanyaannya sekarang adalah seberapa cepat konsumen dan industri beradaptasi dengan perubahan fundamental ini.
Jawabannya akan menentukan arah pasar smartphone China dalam beberapa tahun ke depan, sekaligus mempengaruhi perkembangan teknologi serupa di pasar global.