Karies pada Gigi Anak, Kenali Gejala hingga Cara Mencegahnya

13 hours ago 1

Jakarta -

Bunda, tidak hanya menjaga kesehatan tubuh si Kecil, kesehatan rongga mulut terutama gigi Si Kecil juga perlu diperhatikan. Sama seperti orang dewasa, anak juga dapat mengalami karies atau gigi berlubang,- sering disebut juga gigi geripis atau gigis. Karies gigi adalah masalah gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Anak-anak sedang berada dalam masa pertumbuhan sehingga mereka membutuhkan nutrisi yang optimal. Gigi yang rusak akan mengganggu pengunyahan, hingga membuat nafsu makan Si Kecil berkurang dan berakibat pada berat badan yang tidak naik dengan adekuat.

Selain itu, rasa sakit yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan gangguan tidur sehingga secara keseluruhan tumbuh kembang anak tidak optimal.

Apa yang dimaksud dengan karies pada gigi anak?

Karies adalah infeksi bakteri yang terjadi pada gigi, dipicu akibat konsumsi gula atau karbohidrat berlebihan (baik jumlah, frekuensi, atau durasi makan), yang juga tidak disertai dengan pembersihan gigi yang optimal.

Karies gigi dapat terjadi pada gigi depan maupun belakang. Karbohidrat diproses bakteri dalam mulut dan menghasilkan asam. Asam mengikis permukaan gigi sedikit demi sedikit, sehingga ukuran gigi mengecil atau tidak utuh seperti semula. Kondisi inilah yang disebut dengan lubang gigi.

Apakah penggunaan botol dot memengaruhi gigi karies?

Perlu dilihat terlebih dahulu apa isi botolnya, jika botol dot berisi susu (baik ASI, UHT, apalagi susu formula), atau minuman manis seperti jus atau yang mengandung gula tambahan dan dibawa tidur, maka memang berisiko menyebabkan karies untuk anak berusia di atas satu tahun.

Bahkan, pemakaian botol dot yang berisi ASI pun dapat menyebabkan karies, jika terbiasa digunakan dalam waktu lama. Misalnya, susu dalam botol dot diminum sampai anak ketiduran dan gigi anak tidak dibersihkan lagi, terutama jika usianya di atas 1 tahun.

Ketika Si Kecil disusui secara langsung oleh Bunda, otot mulut anak akan bekerja lebih keras saat anak menyusu secara langsung dibandingkan menyusu dengan botol.

Saat minum susu menggunakan botol, Si Kecil tidak perlu menyedot terlalu keras agar susu keluar dari botol. Selain itu, biasanya Si Kecil minum susu dari botol hingga ia tidur, sehingga sisa susu menggenang di gigi depan rahang atas.

Kebiasaan tidur dengan minum susu dari botol dot berisiko membuat gigi anak rusak. Banyak anak menyukai sensasi 'mengenyot' dot untuk menenangkan tidurnya. Namun, sisa susu yang tergenang, terutama di gigi depan atas, akan menyebabkan nursing bottle caries.

Nursing bottle caries atau karies gigi yang disebabkan oleh penggunaan botol susu umumnya terjadi di gigi depan rahang atas. Risiko ini lebih besar jika isi botol adalah susu formula karena kandungan glukosanya lebih tinggi.

Meski begitu, tidak semua anak yang menyusu dengan botol dot akan mengalami karies, Bunda. Bahkan pada beberapa kasus, anak yang disusui secara langsung juga dapat mengalami karies.

Semua tergantung pada bagaimana pembersihan gigi Si Kecil, sebab karies itu multifaktorial, tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja.

Perlu dipahami bahwa Bunda tetap perlu menjaga kesehatan gigi Si Kecil, baik ketika mereka menyusui secara langsung maupun melalui dot. Pastikan Bunda membersihkan gigi Si Kecil dua kali sehari, yaitu pagi dan malam sebelum tidur. Jika saat tengah malam Si Kecil menyusu lagi, maka sebaiknya Bunda menyikat atau mengusap gigi Si Kecil dengan kasa dan air matang hangat.

Aturan penggunaan botol dot agar gigi anak tidak rusak

Kebiasaan tidur dengan minum susu dari botol dot berisiko membuat gigi anak rusak. Penggunaan botol dot di atas usia Si Kecil satu tahun berisiko lebih besar terhadap terbentuknya karies gigi.

Merujuk American Academy of Pediatrics (AAP), dianjurkan botol dot selesai digunakan pada anak usia 18 bulan. Pada usia dua tahun, sebaiknya Si Kecil sudah benar-benar tidak diberikan botol dot. Pada usia tiga tahun, gigi susu anak sudah tumbuh lengkap sehingga penggunaan botol berisiko memengaruhi posisi giginya menjadi lebih maju atau rahang atasnya menjadi lebih maju.

Rahang yang berbentuk seperti huruf U, jika terus menerus didorong dan mendapat tekanan, baik dari botol atau empeng, dapat berubah strukturnya menjadi huruf V dan terlihat lebih runcing. Hal ini akan mempersempit ruang gigi permanen yang ukurannya lebih besar untuk tumbuh dan membuat gigi jadi bertumpuk. Gigi yang bertumpuk menyebabkan susunan gigi kurang rapi sehingga lebih sulit untuk dibersihkan, hal ini nantinya juga akan memicu karies. Selain itu susunan gigi yang kurang rapi juga bisa mengganggu pengunyahan.

Gejala anak alami karies

Gigi anak memiliki tiga lapisan penting, Bunda. Karies yang terbentuk pada setiap lapisan gigi akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda berdasarkan lapisannya, sebagai berikut:

1. Lapisan enamel

Lapisan enamel adalah lapisan paling luar dari gigi anak. Ketika si kecil mengalami karies di lapisan ini, umumnya mereka belum merasakan sakit dan orang tua kemungkinan tidak dapat melihat karies secara kasat mata.

2. Lapisan dentin

Lapisan dentin memiliki warna kuning kecokelatan. Ketika karies mencapai lapisan dentin, maka akan terlihat cekungan atau lubang berwarna kuning atau cokelat pada gigi anak.

Ketika sampai di lapisan ini, biasanya anak mulai dapat merasakan nyeri saat mereka mengonsumsi makanan yang terlalu panas, dingin, manis, atau asam. Rangsangan ini dapat membuat Si Kecil merasa tidak nyaman saat mengunyah makanan.

3. Lapisan pulpa

Di dalam lapisan pulpa terdapat saraf pembuluh darah. Ketika karies mencapai lapisan ini, Si Kecil dapat merasakan nyeri bahkan ketika mereka sedang tidak makan, misalnya saat sedang tidur, main, atau belajar. Tentunya hal ini dapat mengganggu keseharian Si Kecil.

Jika karies sudah sampai pada lapisan pulpa, perlu dilakukan perawatan saraf atau perawatan saluran akar. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini dapat menyebabkan gusi bengkak dan terkadang disertai dengan jerawat kecil di gusi yang disebut abses berisi nanah.

Selain itu bibir atau pipi si kecil juga dapat bengkak yang terkadang disertai dengan demam.

Perawatan pada gigi karies

Dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak umumnya akan melakukan perawatan dengan cara menambal gigi si kecil yang mengalami karies atau gigi berlubang. Sama seperti jalanan yang berlubang, gigi yang terkena karies juga dapat ditambal sehingga dapat berfungsi seperti sedia kala.

Jika lubangnya terlalu dalam dan mencapai saraf, si kecil akan disarankan untuk melakukan perawatan saraf terlebih dahulu. Saraf akan dibersihkan dan diberikan obat agar tidak menimbulkan infeksi. Setelah itu, gigi baru bisa ditambal.

Untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat, Bunda perlu membawa si kecil berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan rencana perawatan yang tepat.

Pencabutan gigi merupakan opsi paling akhir yang akan dilakukan. Jika gigi susu dicabut terlalu cepat, gigi yang ada di sebelahnya akan bergeser sehingga merapat dan menutup ruang untuk gigi permanen yang akan tumbuh. Inilah yang dapat menyebabkan anak memiliki gigi gingsul dan berantakan.

Untuk mencegah gigi berantakan pasca pencabutan gigi susu, maka dokter gigi umumnya memberikan alat yang dinamakan space maintainer untuk menjaga ruang gigi yang dicabut, Bunda.

Risiko karies gigi pada anak

Karies dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan gigi dan mulut pada anak. Jika karies semakin dalam dan mencapai saraf, maka dapat menyebabkan gusi bengkak yang diikuti dengan terjadinya abses berisi nanah.

Anak yang mengalami kondisi ini akan merasa sakit dan tidak nyaman saat makan, serta mengganggu waktu tidur. Jika tidak segera diatasi, maka kondisi ini dapat mengganggu masa pertumbuhan.

Pada jangka waktu lebih lama, karies yang sudah parah dapat mengganggu performa anak di sekolah. Anak jadi lebih sering izin karena sakit gigi, dan tampilan gigi yang rusak lama-kelamaan dapat menurunkan rasa percaya dirinya.

Nah, itu tadi penjelasan tentang penyebab gigi karies lengkap dengan tanda, perawatan, serta tips memilih pasta gigi yang baik untuk Si Kecil. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online