Ketahui Manfaat Obat Cyclo Progynova untuk Program Hamil, Aturan Konsumsi, dan Risiko

5 hours ago 2

Jakarta -

Bunda yang menjalani program hamil (promil) mungkin tak asing dengan obat Cyclo Progynova. Ini adalah tablet untuk terapi penggantian hormon (HRT) yang dibutuhkan untuk promil. Yuk, ketahui manfaat obat Cyclo Progynova, bagaimana aturan konsumsi, serta risikonya.

Cyclo Progynova dikenal sebagai obat yang dapat memperbaiki ketidakseimbangan hormon perempuan serta defisiensi estrogen. Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan menstruasi seperti amenore atau siklus haid yang tidak teratur, gejala menopause, dan kekurangan hormon setelah ooforektomi atau terapi radiasi.

Dikutip dari laman Bayer, pada masa subur seorang perempuan, estrogen dan progestogen diproduksi oleh ovarium. Hormon-hormon ini mengatur siklus bulanan dan proses normal kehamilan.

Pada masa menopause, yang merupakan proses alami pada perempuan, ovarium berhenti memproduksi hormon-hormon ini, biasanya antara usia 45 dan 55 tahun. Ini juga terjadi pada perempuan yang lebih muda, yang ovariumnya telah diangkat melalui operasi atau
dinonaktifkan dengan radiasi.

Apa itu Cyclo Progynova?

Cyclo Progynova dikenal sebagai obat yang membantu mengatur ketidakseimbangan hormon perempuan dengan menyediakan sumber estrogen, hormon seks perempuan yang melimpah di dalam tubuh.

Melansir Vinmec, Cyclo Progynova diproduksi Schering GmbH & Co. Productions KG di Jerman dan hadir dalam bentuk tablet yang praktis. Kemasannya terdiri dari kotak berisi 10 tablet cokelat dan 11 tablet putih.

Cyclo-Progynova mengandung dua hormon seks perempuan yang dikenal sebagai estradiol (estrogen) dan norgestrel (progestogen). Bahan utama Cyclo Progynova adalah estradiol valerat dengan dosis 2 mg, baik untuk tablet cokelat maupun putih. Namun, tablet cokelat mengandung tambahan 0,5 mg norgestrel. Selain itu, obat ini mengandung beberapa eksipien lainnya.

Selama penggunaan obat ini, Cyclo Progynova tidak menghambat proses ovulasi tubuh tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap produksi hormon endogen. Karena itu, Cyclo Progynova tidak bertindak sebagai kontrasepsi tetapi berperan dalam mengatur kadar hormon seks perempuan yang mengalami gangguan menstruasi, perdarahan abnormal selama menopause, dan lainnya.

Manfaat Cyclo Progynova untuk promil

Cyclo Progynova adalah obat resep, biasanya diresepkan dalam kasus-kasus seperti:

  1. Terapi penggantian hormon untuk pasien dengan sindrom defisiensi estrogen karena berbagai faktor, seperti penurunan fungsi gonad, ooforektomi, insufisiensi ovarium primer, atau bahkan karena menopause.
  2. Perempuan dalam tahap perimenopause dan menopause yang mengalami gejala vasomotor, termasuk hot flashes, atrofi vagina, atrofi saluran kemih, keringat berlebih.
  3. Membantu meningkatkan dan mencegah osteoporosis yang terjadi saat perempuan memasuki masa menopause.
  4. Mengatur gangguan menstruasi, amenore primer dan sekunder.

Sedangkan pada promil, obat ini dapat membuat sirkulasi menstruasi teratur. Hal ini sangat penting dalam promil.

Cyclo-Progynova membantu menormalkan siklus haid melalui regulasi hormon estrogen dan progesteron yang mendukung ovulasi dan memudahkan perhitungan masa subur.

Menurut University of Utah Health, terapi hormon seperti estrogen dan progesteron bisa menjadi komponen penting dalam pengobatan infertilitas, terutama untuk perempuan dengan siklus tidak teratur.

Aturan konsumsi Cyclo-Progynova

Jika hendak mengonsumsinya, ada beberapa hal yang menjadi aturan konsumsinya. Selama pengobatan dengan Cyclo-Progynova, kehamilan tidak boleh terjadi.

Apabila Bunda tidak sedang mengonsumsi obat lain untuk terapi hormon serta masih haid maka harus memulai pengobatan pada hari kelima siklus. Hari pertama haid adalah hari pertama siklus.

Namun, apabila Bunda sudah tidak mengalami menstruasi, dapat segera memulai konsumsi Cyclo-Progynova. Dan jika Bunda sudah mengonsumsi obat lain maka mulailah terapi dengan Cyclo-Progynova pada hari setelah menghentikan terapi dengan obat lain atau sesuai anjuran dokter.

Kemasan ini juga berisi satu atau tiga lembar, masing-masing berisi tujuh strip perekat untuk hari kerja. Sehingga totalnya 21 tablet. Bunda mengonsumsi 1 tablet per hari dimulai hari kelima siklus haid hingga habis (21 tablet). Lalu istirahat 7 hari sebelum memulai siklus baru.  

Jika Bunda haid saat masih konsumsi obat, tetap melanjutkan konsumsi hingga habis kecuali dokter menyarankan sebaliknya. 

Waktu konsumsi tablet tidak penting, tetapi seseorang harus selalu berpegang pada waktu yang dipilih sebelumnya, misalnya setelah sarapan atau setelah makan malam. Jika Bunda lupa mengonsumsi tablet pada waktu yang biasa, segera minumlah setelah menyadarinya, dan minumlah tablet berikutnya pada waktu yang biasa. 

Jika lebih dari 24 jam telah berlalu, Bunda harus menyimpan tablet yang terlupa dalam kemasan blister. Lanjutkan mengonsumsi tablet yang tersisa pada waktu yang biasa. Jika beberapa tablet terlewat, mungkin terjadi perdarahan yang tidak teratur.

Risiko dan efek samping

Ketika menjalani pengobatan, Bunda bisa mengalami efek samping yang meliputi gangguan lambung, mual, sakit kepala, perubahan berat badan, perdarahan tak teratur, dan sensasi payudara kencang.

Perempuan yang menjalani terapi obat ini mengalami efek samping yang tidak dapat dikonfirmasi atau disingkirkan. Efek yang sangat umum terjadi, mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 pasien yang diobati, antara lain:

  • Rasa sesak pada payudara
  • Nyeri payudara
  • Perdarahan tidak teratur (menoragia, metroragia, bercak)

Sementara efek samping yang umum terjadi, mempengaruhi 1 hingga 10 dari 100 pasien yang diobati antara lain 

  • Penambahan berat badan
  • Perubahan suasana hati
  • Depresi
  • Sakit kepala
  • Perut kembung
  • Sakit perut
  • Mual

Sementara, risiko yang dihadapi ketika mengonsumsi obat ini antara lain:

Meningkatnya risiko kanker payudara dan ovarium, terutama bila digunakan selama lebih dari 5 tahun. Dalam beberapa studi, risiko tersebut sudah meningkat setelah 1–4 tahun penggunaan.

Secara umum, peningkatan risiko lebih tinggi dengan terapi kombinasi estrogen-progestogen dibandingkan dengan terapi estrogen saja. 

Risiko ini perlahan menurun setelah terapi sulih hormon dihentikan dan kemudian kembali sebanding dengan perempuan yang tidak menggunakan terapi hormon. Namun, risikonya dapat bertahan 10 tahun atau lebih jika Bunda telah menggunakan HRT selama lebih dari 5 tahun.

Ada pula risiko trombosis dan stroke juga sedikit meningkat, terutama di tahun pertama penggunaan HRT.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online