Jakarta -
Hamil dengan kondisi diabetes mungkin tidaklah mudah dilalui, apalagi bumil perlu suntik insulin secara rutin. Yuk, ketahui penggunaan suntik insulin untuk ibu hamil dari dosis, jenis, dan pantangan.
Bersahabat dengan diabetes di tengah kehamilan tentu jadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Bunda yang sedang hamil. Dengan kondisi yang tidak mudah tersebut, tak jarang membuat bumil frustrasi.
Perlukah kontrol rutin diabetes selama kehamilan?
Selama kehamilan, tubuh sedianya terus mengalami perubahan seiring pertumbuhan janin di perut Bunda. Bagi Bunda yang memiliki riwayat diabetes, perubahan ini tentunya turut memengaruhi kadar glukosa darah Bunda. Selain itu, kehamilan juga bisa membuat gejala glukosa darah rendah sulit dideteksi.
Untuk itu, kontrol rutin selama kehamilan diperlukan ya, Bunda. Dengan adanya pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan di rumah menjadi sebuah bagian penting dan perawatan diri bagi Bunda dan bayi baik sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Sedianya, kadar glukosa darah didesain untuk membantu meminimalkan risiko cacat lahir dan keguguran, serta membantu mencegah bayi tumbuh terlalu besar. Jika Bunda mengalami kesulitan untuk mempertahankan kisaran target atau sering mengalami kadar glukosa darah rendah, bicarakan dengan dokter terkait kondisi tersebut.
Sangat disarankan rekomendasi berikut ini untuk perempuan dengan diabetes yang sudah ada riwayat sebelumnya dan akan hamil. Berikut ini panduannya ya, Bunda:
1. Sebelum makan (prepandial) dan waktu tidur: 60-69 mg/dl
2. Setelah makan (postprandial): 100-129 mg/dl
3. A1C: kurang dari 6 persen
Pengukuran glukosa postprandial harus dilakukan satu hingga dua jam setelah dimulainya makan, yang umumnya merupakan momen di mana kadar mencapai puncaknya pada penderita diabetes, seperti dikutip dari laman Diabetes.
Ada baiknya, Bunda memeriksa kadar glukosa darah pada waktu yang disarankan oleh tim perawatan diabetes. Ini mungkin bisa dilakukan hingga delapan tes setiap hari dan mencakup pemeriksaan setelah makan.
Kemudian, tulislah hasilnya dan catat rencana makan Bunda serta aktivitas fisik yang akan dilakukan. Lakukan pula perubahan rencana makan dan insulin dengan rekomendasi tim medis.
Mengenal insulin dan diabetes
Insulin merupakan obat pilihan untuk pengendalian glukosa darah selama kehamilan dan menjadi obat paling efektif untuk menyempurnakan glukosa darah dan tidak melewati plasenta. Karena itu, insulin aman untuk bayi dan insulin dapat disuntikkan dengan jarum suntik, pena insulin, atau melalui pompa insulin. Ketiga metode ini sedianya aman untuk ibu hamil.
Jika Bunda menderita diabetes tipe-1, kehamilan akan memengaruhi rencana pengobatan insulin yang dilakukan. Dan, selama bulan-bulan kehamilan, kebutuhan tubuh akan insulin akan meningkat ya, Bunda. Hal ini berlaku khususnya tiga bulan terakhir kehamilan.
Kebutuhan di fase tersebut akan membutuhkan kadar insulin lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh adanya hormon yang diproduksi plasenta untuk membantu bayi bertumbuh. Dan, pada saat yang sama, hormon-hormon ini menghalangi kerja insulin ibu. Akibatnya, kebutuhan insulin akan meningkat.
Jika Bunda menderita diabetes tipe-2, Bunda juga perlu merencanakannya terlebih dahulu dengan baik. Jika Bunda mengonsumsi pil diabetes untuk mengendalikan glukosa darah, Bunda mungkin tidak dapat meminumnya saat hamil.
Mengingat keamanan penggunaan pil diabetes selama kehamilan belum ditetapkan, dokter mungkin akan meminta Bunda untuk segera beralih ke insulin. Selain itu, resistensi insulin yang terjadi selama kehamilan sering kali menurunkan efektivitas obat diabetes oral dalam menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target.
Bagi perempuan dengan diabetes gestasional, perencanaan makan dan olahraga sering kali berhasil untuk menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali. Namun, jika kadar glukosa darah masih tinggi, dokter akan mulai memberikan Bunda insulin.
Dosis dan penyimpanan insulin
Jenis insulin dapat disimpan pada suhu ruangan selama 28 hari setelah dibuka. Simpan botol dan pulpen yang belum dibuka di bagian depan lemari es. Kemudian, perhatian dosis yang digunakan sesuai dengan rekomendasi medis ya, Bunda.
Humalog/Novolog:
- Sebelum sarapan
- Sebelum makan siang
- Sebelum makan malam
Humalin N/Novolin:
- Sebelum sarapan
- Sebelum tidur
Cara penggunaan insulin
Cara mengambil insulin menggunakan vial bisa dilakukan dengan cara berikut ini ya, Bunda:
- Cuci tangan dengan sabun dan air
- Kumpulkan perlengkapan
- Botol insulin
- Semprot
- Alcohol pad
Campurkan the intermediate-acting insulin (NPH) dengan cara memutar botol dengan lembut di telapak tangan. Bunda dapat membalikkan botol setidaknya 10 kali. Jangan mengocoknya terlebih dahulu dan aduk lebih lanjut jika ada lapisan putih di dasar botol vial insulin. Lalu, bersihkan sumbat karet dengan alcohol pad.
Single injection
Untuk penggunaan insulin yang menggunakan suntikan tunggal bisa mengikuti cara berikut ini ya, Bunda:
1. Tarik pendorong untuk mengisi tabung dengan udara dengan melepas tutup jarum dari spuit, mengarahkan jarum ke atas, menarik kembali ke dosis insulin yang dipesan.
2. Mendorong udara ke dalam vial insulin dengan mengarahkan jarum ke bawah, mendorong jarum langsung ke sumbat karet pada vial, dan mendorong pendorong ke bawah hingga semua udara telah terdorong ke dalam vial, menyisihkan dosis insulin, dan pertahankan jarum di dalam vial. Lalu balikkan vial sehingga jarum mengarah ke atas dan sumbat karet ke bawah. Tarik pendorong ke bawah untuk mengisi tabung dengan dosis sesuai rekomendasi dokter. Pastikan tidak ada gelembung udara dalam spuit.
Ilustrasi ibu hamil alami diabetes gestasional/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Bagaimana cara menyuntik insulin ke diri sendiri?
Ada baiknya, Bunda membersihkan terlebih dahulu tempat suntikan dengan alkohol atau sabun dan air. Kemudian, pegang spuit lurus dan ke bawah serta dorong jarum ke tempat suntikan pada sudut 90 derajat. Pastikan jarum masuk sepenuhnya ke dalam tubuh. Dan, dorong pendorong ke bawah dengan kecepatan tetap hingga spuit kosong. Lalu, tarik jarum keluar dari tubuh.
Cara menggunakan insulin pen
1. Lepaskan tab kertas, dorong jarum ke bagian atas pena. Putar jarum dan lepas tutup jarum luar dan tarik tutup jarum bagian dalam kemudian uang. 2. Setelah itu, lepaskan tutup jarum luar, jangan dibuang. Tarik tutup jarum bagian dalam dan buang.
3. Lakukan uji keamanan untuk memastikan semua gelembung udara keluar dari jarum. Putar kenop dosis di ujung pena ke-1 atau 2 klik pertama. Pegang pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol injeksi dan lihat jarum untuk memastikan cairan keluar. Ulangi jika perlu hingga muncul setetes. Mungkin, diperlukan beberapa kali percobaan untuk melihat cairan keluar dari pena baru. Periksa jendela dosis untuk memastikan Bunda melihat angka nol di jendela dosis.
4. Campurkan NPH dengan memutar pena dengan lembut di telapak tangan. Bunda juga bisa membalikkan pena setidaknya 10 kali dan jangan mengocok pena.
5. Putar kenop dosis ke dosis insulin dan pilih tempat suntikan. Bersihkan tempat suntikan dengan kapas alkohol atau sabun, air, dan tisu. Biarkan tempat suntikan mengering.
6. Pilih lokasi penyuntikan dan bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol, sabun, air, dan tisu. Untuk mengurangi risiko infeksi di tempat suntikan, jangan sentuh jarum yang tidak tertutup dengan apa pun. Jika ini terjadi, gunakan jarum baru.
7. Dorong jarum ke dalam kulit pada sudut 90 derajat dan pastikan jarum masuk sepenuhnya ke dalam tubuh. Tekan ke bawah dan tahan tombol suntikan hingga berhenti.
8. Tekan dan tahan tombol injeksi hingga berhenti. Tahan selama 5 hingga 10 detik. Pastikan Bunda melihat angka “0” pada jendela dosis.
9. Tarik jarum keluar dari tubuh
10 Tutup jarum dengan tutup jarum luar. Putar jarum. Masukkan jarum bekas ke dalam wadah medis yang tajam atau antitusuk, seperti botol detergen cair.
11. Pasang kembali tutup pena pada pena.
Dimana lokasi menyuntikkan insulin saat hamil?
Insulin dapat disuntikkan ke dalam jaringan lemak selama kehamilan ya, Bunda. Berikut ini beberapa bagian tubuh yang bisa menjadi lokasi penyuntikan:
1. Perut (lambung)
Insulin dapat masuk ke aliran darah lebih cepat daripada bagian tubuh lainnya. Jaga jarak 2 inci dari pusar dan Bunda dapat menyuntikkan di atas atau di bawah pinggang.
2. Lengan
Ukur 1 lebar telapak tangan dari bahu ke bawah dan 1 lebar telapak tangan dari siku ke atas. Lalu, suntikkan ke permukaan luar yang berdaging.
3. Kaki
Bunda dapat memulai mengukur 1 lebar telapak tangan dari pangkal paha ke bawah dan 1 lebar telapak tangan dari lutut ke atas. Suntikkan ke bagian atas dan luar kaki. Dan, jangan suntikkan ke paha bagian dalam seperti dikutip dari laman Uihc.
4. Bokong
Untuk bagian tubuh ini, Bunda bisa langsung menyuntikkannya ke bagian atas atau di luar bokong ya, Bunda.
Sebagai tips, jangan pernah menyuntikkan ke bagian bekas luka, memar, atau luka. Kemudian, gantik lokasi suntikan di 1 area tubuh yang Bunda pilih.
Mengenal hipoglikemia (gula darah rendah)
Hipoglikemia merupakan kondisi saat gula darah rendah. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula dalam darah terlalu rendah. Selama kehamilan, kadar gula darah rendah di bawah 60 mg/dl sudah dianggap terlalu rendah ya, Bunda.
Penyebab gula darah rendah bisa disebabkan berbagai faktor ya, Bunda. Di antaranya sebagai berikut ini:
1. Mengonsumsi terlalu banyak obat diabetes.
2. Tidak cukup makan atau menunda waktu makan atau camilan.
3. Menunggu terlalu lama untuk makan setelah minum obat.
4. Berolahraga lebih sering atau lebih lama dari biasanya.
Mengenali tanda-tanda kadar gula darah rendah bisa menjadi sebuah hal penting. Sehingga, Bunda bisa mengatasinya lebih cepat. Berikut ini tanda-tanda hipoglikemia ya, Bunda:
1. Gemetar
2. Merasa gugup
3. Berkeringat
4. Merasa pusing atau pingsan
5. Jantung berdebar cepat
6. Sakit kepala
7. Merasa bingung
8. Penglihatan kabur
9. Ucapan tidak jelas
10. Bibir atau lidah mati rasa
Menangani kondisi kadar gula darah rendah bisa dilakukan dengan melakukan tes terlebih dahulu ya, Bunda. Jika kadar gula darah Bunda kurang dari 60 mg/dl, berarti kadar gula darah Bunda terlalu rendah. Sebaiknya, Bunda makan atau minum 15 gram karbohidrat seperti jus b uah (1/2 atau 3/4 cangkir), susu skim (1 cangkir), madu atau gula (1 sdm), 4 tablet glukosa. Setelah itu, Bunda bisa menguji ulang gula darah dalam waktu 15 menit.
Bunda bisa mengulangi langkah tersebut jika kadar gula masih kurang dari 60 mg/dl. Selain itu, segera makan camilan atau makanan dalam 30 hingga 60 menit setelah terindikasi gula darah rendah.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)